AYL 3

14 1 0
                                    

Assalamu'alaikum
Maap jadi nunggu ni:v
Gimana ceritanya?
Komen dong:v
Kasih jejak yaa😚

Happy reading 🖤

"Wihhh sedelat maning dewek ana adik kelas anyar"¹ucap Aldi dengan santai memakan kacang polong dan di angguki oleh satria.

"Mulai koen-koen pada awas Bae Kon raimu ngangguni apa menyeng Karo adik kelas"². Tegas Bagas. Ia memang tidak suka terhadap sifat temannya ini . Selalu saja membuat keributan jika kalau ada murid baru.

"Karepe dewek oo , sirik Bae koen"³. Balas Aldi tak kalah dengan emosinya . Dia pikir dirinya seperti anak kecil, terlalu mengurusi urusan orang.

"Wis wis, aja bertengkar oo, sampeyan Kabeh wis gede, aja kayak bocah cilik Bae". Faisal melerai ketiga temennya. Mereka selalu saja membuat dirinya emosi.

Kini Faisal ,Aldi ,satria dan Bagas sedang berada di lapangan basket. Ya , hari ini mereka tanding untuk melawan team basket sekolah lain. SMA N Kaya Indah kini yang akan menjadi tuan rumah. Sebelumnya mereka lah yang datang ke tuan rumah.

"Yawis, miki sampeyan-sampeyan Kabeh latihan Bae, sing bermanfaat aja ribut bae". Timpal faisal berjalan kearah lapangan dan kini mengambil posisi untuk latihan.

*
*
*
*
*

Setelah istirahat sejenak di rumah nenek , kini Rara dan keluarga melanjutkan perjalanan menuju sekolah yang akan Rara daftar. Jauh memang, sekitar setengah jam untuk sampai di lokasi. Sebelumnya Rara menyiapkan berkas-berkas pendaftaran yaitu nilai Ujian Nasional, Ujian sekolah, Ujian praktek dan nilai-nilai lainnya. Lumayan cukup nilai-nilai yang ia dapat untuk daftar di sekolah favorit. Semoga saja dirinya diterima.

"Nah, sudah sampai. Ayo turun". Ucap Husein Setelah mobil mereka sampai di depan sekolah Rara.

"Bang, doain Rara yaa, semoga lancar mengerjakan latihan soal , supaya Rara lulus dan diterima". Ucap Rara antusias. Dirinya tidak sabar ingin menjadi siswa SMA.
Semoga saja ia diterima!

"Iyaa, Abang selalu doakan yang terbaik untuk adik Abang yang cantik ini". Jawab Rizky yang di angguki oleh bunda, ayah, dan bang Ilham.

"Kerjakan soal dengan teliti dek , jangan buru-buru, baca doa dulu sebelum mengerjakan". Nasehat bunda serta mengelus pucuk kepala Rara yang dibaluti oleh hijab.

"Yaudh sana masuk, bismilah dek, kami disini berdoa buat kamu". Ucap ayah tersenyum hangat.

Kini Rara sudah memasuki ruang tes. Dia mengerti akan soal-soal yang terdapat di lembaran kertas ini.
Tetapi, dirinya tidak fokus saat ini, ia masih memikirkan kejadian dimana ia hampir saja terkena sasaran bola basket yang asalnya dari lapangan.
Untuk saja ada seseorang yang menolong kala dirinya hampir terkena sasaran bola basket.
Jangan disalahkan , kini Rara benci terhadap pria itu.

"Ayah, ayo cepet . Rara sudah tidak sabar, terlalu semangat nih" ucap Rara berlari mendahului keluarganya sambil teriak. Menolehkan kepalanya kearah belakang yang kini keluarganya ia dahului.

"Sabar sayang, jangan lari-lari gitu ihh, bunda ngeri kamu jatuh". Nasehat bunda tersenyum menggelengkan kepalanya melihat tingkat keanak-anakan sifat putrinya.

"Rara!!!!!!!! Awass dekk!". Teriak kak Ilham dari kejauhan saat melihat bola basket mengarah ke adiknya.

"Kyaaaa!!!!! Bundaaaaaaaaaaaa!". Teriak Rara histeris memenuhi lapangan basket.

Tiba-tiba tangkapan seseorang yang mengambil alih bola tersebut kini tidak mengenai tubuh mungil Rara . Pria tersebut datang menyelamatkan Rara tepat waktu. Pria?. Ya , yang menolong Rara adalah seorang pria dari tim basket yang kini sedang tanding. Jika pria itu tertinggal sedikit lagi, maka Rara lah yang terkena sasaran bola basket. Sangat sakit bukan jika bola basket mengenai tubuhmu?

"Maaf ya dek, untung aja kamu engga kena". Ucap pria tersebut yang kini meminta maaf pada Rara.

Rara mendengus nafasnya kasar. "Gimana sih , bisa main bola basket tidak? , Kalo tidak bisa jangan dipaksain, nanti orang bisa kena sasaran lemparan situ yang enggak jadi masuk ke ring". Ucap Rara sedikit emosi. Dirinya tidak menerima!. Hampir saja tubuhnya terhuyung karena sasaran enggak jelas ini.

"Kan tadi saya sudah minta maaf , kok jadi kamu yang marah-marah sih". Ujar pria itu tidak kalah dengan jengkelnya.
Menyebalkan sekali perempuan ini! . Batin Bagas.

Faisal berlari kearah Bagas."Udah-udah gas. Maafin temen saya ya dek, dan sekali kami minta maaf". Ujar Faisal yang kini meleraikan pertengkaran kecil sahabat nya ini dengan perempuan tidak dikenal.

"Iya iya !! Saya maafin, lain kali kalau tidak bisa main , jangan main dong , gimana sih". Ucap Rara yang masih sedikit jengkel terhadap pria dihadapannya ini.

"Iya , sekali lagi minta maaf ya. Ouh iya kamu mau daftar disini". Tanya Faisal yang kini memperhatikan kostum SMP yang melekat di tubuh perempuan dihadapannya.

"Kepo aja jadi orang!". Rara meninggalkan pria dihadapannya begitu saja. Dirinya risih ditanyakan seperti itu . Pasalnya mereka tidak saling mengenal.

"Kamu baik-baik saja kan dek". Ucap Ilham khawatir. Ia melihat dari kejauhan tadi , adiknya ini hampir saja terkena sasaran bola basket.

"Ga papa kok bang". Ucap Rara tersenyum.

-Wih sebentar lagi sendiri ada adik kelas baru¹
-Mulai deh kalian,awas Bae Kon,kalian gangguin atau genit sama adik kelas²
-seterah saya ooo, sirik aja kamu³
-udah² jangan bertengkar oo,kalian semua udah  gede, jangan kaya anak kecil aja⁴
-yaudh , sekarang kalian-kalian semua latihan aja. Yang bermanfaat, jangan ribut aja

Semoga bermanfaat yaa heheh
Tinggalkan jejak dong:(
Jangan lupa
Vote and like nya 🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Yang Lugu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang