Ps. cerita ini dibuat gak bermaksud menyinggung atau merendahkan berbagai pihak. Ini hanya fiksi dengan segala imajinasi gue.
Selamat membaca🥰🥰
Sebelum memasuki perkuliahan pada umumnya, pastinya gue harus melewati masa OSPEK atau Orientasi Perkenalan Kampus. Namun, bagi gue OSPEK ini bukan tentang memperkenalkan dunia perkuliahan, melainkan ajang mempermalukan mahasiswa baru. Setiap satu kesalahan, walaupun itu kecil, pasti ada saja yang senior itu lakukan untuk mempermalukan kami.
Untung aja hari ini adalah hari terakhir setelah satu minggu kami mengikuti kegiatan ini. Dan, sialnya hari ini gue bangun kesiangan. Sudah jelas, yang tidak salah saja bisa disalahkan. Apalagi gue yang kesiangan ini? Gue dikerjai oleh senior-senior itu dengan dipermalukan di depan mahasiswa baru lainnya.
Gue langsung diseret ke depan anak-anak lainnya yang sudah baris rapi. Sebenarnya malu menjadi pusat perhatian mereka semua. Gue alihkan pandanganku ke bawah.
"Ini nih! Baru seminggu aja udah telat!!! Udah, pulang aja sana cuci baju trus masak."
Gue cuma bisa diam tak menjawab ataupun menatap senior ini dengan tetap menunduk. Lagian ini juga gue yang salah pake datang terlambat. Tapi lama-lama nunduk pegel juga ya ternyata. Lagian senior itu terlalu bertele tele bikin gue males dengernya. Akhirnya gue mengangkat kepala dan menatap lurus ke depan.
Namun, pandangan gue terkunci oleh sepasang mata yang juga sedang memperhatikan gue.
"Eh!! Budek ya lo?! Siapa nama lo!" tegas senior bernama Adittya, memutus pandangan gue dengan orang itu.
"A-Aletta Sabina Revandinata."
"Pilih jurusan apa lo di sini?"
"Sastra Inggris"
"Kenapa kuliah sastra inggris!!!" Bentak senior itu galak banget. Jane namanya.
Pengen banget gue balas kaya omongannya ainun di film habibie ainun 3 "Mau cari jodoh,"
"Biar pinter bahasa inggris" jawab gue pada akhirnya, yang membuat seluruh atensi berpusat ke gue dan menertawakan jawaban yang gue lontarin tadi.
Loh?! Memang apanya yang lucu?
"Ga usah pusing-pusing belajar kalo gitu! Sana, di Jogja banyak bule medhok. Udah sana, masuk barisan sana!" Tunjukknya ke barisan khusus.
Setelah itu kami disuruh buat bikin yel-yel, makan satu piring untuk berempat, dan banyak kegiatan lain yang menurut gue memalukan.
Buat kita yang ada di barisan khusus kayak gini tuh, tugas yang kita dapet lebih susah dari mereka yang ga ada di barisan ini. Waktu yang lain disuruh buat nyiapin yel-yel mereka, kita disuruh buat lari keliling lapangan sebanyak sepuluh kali yang asal kalian tahu, keliling lapangan ini sebesar 600 meter.
Setelah jam uda nunjukin pukul setengah dua belas, yang artinya sekarang waktunya buat istirahat, sholat dzuhur, sama makan siang atau biasanya dikenal istilah 'ishoma'.
Semua kegiatan ospek dihentikan sementara. Semua peserta ospek dan pengurus yang bertugas menuju ke masjid bagi yang beragama muslim dan buat yang sedang tidak diwajibkan dan yang non muslim diperintahkan untuk tetap di lapangan.
Gue yang termasuk ke opsi kedua memilih meneduh di bawah pohon tepi lapangan sambil ngelurusin kaki yang rasanya pegel banget dan perut gue yang sebenernya mulai kerasa nyeri di bagian bawah. Lalu seseorang datang lalu duduk di samping gue.
"Sialan emang tuh si Adit. Gak kira-kira ngerjainnya. Pasti lo capek banget ya?" Ucapnya yang bikin gue menoleh ke dia. Lalu kedua mata kami bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Long Distance Religionship) - Jaehyun
Fanfiction"LDR yang gue jalani sama dia itu bukan sekedar perbedaan jarak geografis yang misahin kami. Ini tentang perbedaan keyakinan dan cinta segitiga antara gue, dia, dan Tuhan kami."