***
"Tidak!" Teriakan seorang anak kecil.
Sejak kecil aku Sudah Di Tinggal Ayah Dan Ibuku. Saat itu desaku Di Serang Oleh Kerajaan. Ayah Terbunuh, dan ibuku Di bawa Oleh Mereka. Hanya Tersisa Aku seorang di desa Itu.
Matahari Terbit, aku Meningalkan desa Dengan Berbekal Satu Buah roti. Aku Tidak memilkki Tujuan, seperti Seorang mayat Hidup Yang Terus Berjalan Mencari Kehidupan.
Saat Berada Di sebuah Hutan Yang Gelap tanpa ada Penerangan cahaya sedikitpun. Aku seolah Melihat Seseorang Di Atas Pohon Pinus. Dia Seperti Melihatiku Sangat tajam.
Aku berlari, berlari, dan Berlari. Seolah olah aku Sedang Di kejar Monster Yang Sangat mengerikan. dan akhirnya aku melihat Sebuah Jalan Keluar namun, sebelum aku Mencapai jalan Keluar Tersebut. Kakiku Tersandung. Aku Terjatuh, dan Orang itu mendekat, terus Mendekat, dan Berada Di Depan mataku.
TEG... TEG... TEG...
(suara lonceng)Hanya Sebuah Mimpi masa lalu. Kata Itu yang Sedang aku Fikitkan.
"Akhirnya Kau Bangun Juga Bocah" ujar Orang berbadan Besar Yang Menyelamatkanku. "Jika kau pasrah dengan Keadaan Seperti itu, apa Gunanya menjadi Seorang pembunuh" ujar Laki - laki besar Itu lagi.
Saat ini aku di selamatkan Olehnya. Aku berencana Akan pergi Saat Tubuhku Sudah pulih. Orang besar Itu Memperkenalkan Diri kepadaku. Dan namanya... Herkules. Seorang kali-laki besar Yang Kuat dan Mengerikan.
Sudah Tiga Hari aku berada Di Rumahnya. Ya.. walau Tidak Begitu menyenagkan Namun itu sudah Membuatku Merasa Lebih Baik dari Kodisiku Sebelumnya.
"Jika kau Pergi dari Sini, sebaiknya jangan Kedanau Yang Berada Di Selatan" Itu Yang di katakan Herkules Kepadaku. Sepertinya aku akan mempercayainya.
Tujuanku adalah kembali kerumah. Empat hari aku berjalan, dan Bekalku mulai Menipis. Ada Sebuah Rumah, Di sana Ada Beberapa orang.
Saat aku mendekatinya, ternyata hanyalah Segerombolan Bandit Yang Sedang Memeriksa Rampasan mereka. Salah satu bandit Menyadari Keberadaanku, dan Pertarungan Tidak Terhindarkan.
Empat lawan Satu. Dan Senjataku hanyalah Sebuah Pisau yang Diberikan Oleh Orang besar Itu. Walau Demikian, bukan Berarti aku Akan kalah Melawan mereka.
Aku pergi melanjutkan perjalanan. Dari hasil rampasan bandit itu, sepertinya Cukup untuk Aku membeli Sebuah Kuda.
[DESA V]
Aku membeli Kuda, makanan, senjata, dan Sebuah Jubah. Desa itu damai, dan Tenag. Penduduk Di desa Itu Ramah Dan Baik Hati.
Saat aku Duduk Di Sebuah Atap rumah. Dari Belakang Ada Seseorang Mengarahkan pedang keleherku. "Maaf, aku Tidak Mencari keributan Di desa Ini"
"Baru pertama kalinya aku mendengar Tuan muda Mengatakan Itu" Kata laki-laki itu kepadaku. Sepertinya aku mengenali Suara Laki-laki Itu. Dan Benar saja, dia Adalah pelayanku. Aku bertanya Kenapa Dia Berada Di Desa Ini.
Dia Menjawab Kalau dia Sedang Mencari Daging Sapi segar. Aku pulang bersamanya Dan Sesampai di Rumah, Aku membersihkan tubuhku.
Semua Kejadian Yang Aku alami Tidak akan aku lupakan. Semua Ku catat Di Buku Harianku.
Aku Berkerja Sendiri, Teman-Temanku Hanyalah Sebuah Bayangan Yang Tidak Pernah ada.
Dan Inilah kehidupanku yang nyata. Dari Keluarga Ventom Yang Sudah Punah.
/nex...
oke Sedikit aja Lah Ya..
Minimal Aku menulis Cerita Itu sampai 400/700 kata. Karna Cerita aku itu sed