[10]New Beginning

336 24 8
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat. Semua berjalan seperti biasanya dan Cakka menepati ucapannya. Cakka benar-benar berusaha menjadi seseorang yang terbaik untuk Shilla. Shilla sendiri sepertinya sudah mulai nyaman dengan Cakka. Sampai saat ini semua berjalan dengan baik sesuai harapan keduanya.

Alvin pun mendukung sepenuhnya hubungan Cakka dan Shilla. Alvin ingin Cakka benar-benar melupakan Oik di hidupnya. Ia berharap Cakka akan bertahan pada Shilla dan tidak lagi memikirkan Oik. Meskipun Alvin juga khawatir jika nanti Cakka goyah dan memilih kembali dengan Oik. Gadis itu terlalu pandai menarik simpati Cakka yang memang begitu menyayanginya.

Rio dan Gabriel yang sudah tau mengenai hubungan Cakka dan Shilla pun turut mendoakan yang terbaik bagi hubungan keduanya terutama bagi Shilla. Mereka berharap semoga Cakka tidak menyakiti Shilla, karena jika sampai itu terjadi, maka Shilla pasti akan terluka. Entah disadari Cakka atau tidak tapi semua gerak-geriknya setiap hari tak luput dari perhatian Gabriel dan tentu Rio.

Di minggu pertama mereka berpacaran. Shilla sungguh canggung. Mereka satu kelas tapi hanya saling melempar senyum jika berpapasan. Mereka tidak pernah berangkat sekolah bersama. Pulang sekolahpun jarang bersama. Cakka sebenarnya sudah mencoba mengajak Shilla, tapi gadis itu selalu menolak dan lebih memilih pulang bersama teman-temannya.

Semua hal tersebut tentu ada alasannya, Shilla teringat ucapan Rio di malam setelah ia dan Cakka jadian.

Setelah sampai di depan rumah Shilla, Cakka langsung pamit pulang tanpa mampir terlebih dulu karena ada keperluan lain katanya.

Shilla melakukan kegiatannya seperti biasa sampai tiba-tiba Rio datang tepat saat Shilla akan makan malam. Memang sih bukan hal aneh Rio datang ke rumahnya dengan tiba-tiba, tapi melihat ekspresi Rio sepertinya ada hal penting yang akan Rio bicarakan dan sepertinya Shilla tahu hal apa itu.

"Kenapa lo?" Shilla membuka obrolan ketika Rio sudah duduk di sampingnya. Mereka duduk bersebelahan di sofa yang cukup besar di depan TV.

"Gue mau ngomong tapi lo mau makan. Makan dulu aja deh lo biar ga kurus kering." Balas Rio sambil meminum jus Shilla.

Melihat itu Shilla menggeplak tangan Rio, "Ga sopan banget lo jadi tamu! Lo kalo mau ambil sendiri dong di dapur sana!"

"Nanti deh gue ambilin. Udah buruan makannya! Gue mau ngomong nih serius."

Shilla mendengus. Untung dia makannya ga banyak jadi Rio ga butuh waktu lama buat nunggu Shilla selesai makan.

"Lo ga makan?" Tanya Shilla setelah meneguk minumannya.

Rio menggeleng, "Engga nanti aja. Gue mau bicarain beberapa hal dulu sama lo."

Shilla menghela napasnya, "Ini pasti tentang gue sama Cakka kan?"

Rio tersenyum, "Iya gue mau mastiin kalo lo beneran bahagia dan selalu baik-baik aja. Shill, lo tau gue salah satu orang yang deket sama Cakka dan disisi lain gue juga salah satu orang yang selalu pengen liat lo baik-baik aja."

Sebelum melanjutkan, Rio menghembuskan nafasnya berat, "Gue akan dukung apapun yang bisa bikin lo bahagia, gue juga gaakan larang lo sama Cakka. Tapi, tolong sayangin dia sewajarnya ya Shill. Jangan kasih semuanya sama dia, jangan terlalu bergantung sama dia. Gue gamau ketika dia hilang lo ikut hancur. Lo tau dia anak populer, lo tau dia punya banyak mantan, yang lo gatau adalah dia pernah sesayang itu sama mantannya bahkan sampai bertahan meskipun dia ga dihargai. Gue takut kalo suatu saat orang itu balik, Cakka juga balik. dan saat itu lo pasti yang paling terluka. Jadi sekali lagi gue mohon jaga diri dan jaga hati lo meskipun itu dari Cakka."

Dan jangan lupakan Gabriel yang memberikan nasihat yang hampir mirip bahwa dia tidak boleh terlalu bergantung pada Cakka dan mencintai Cakka sewajarnya. Jika kedua lelaki itu saja khawatir ia akan terluka, ia justru khawatir dengan dirinya sendiri yang bisa jatuh terlalu dalam pada Cakka dan tidak mengindahkan ucapan-ucapan Rio dan Gabriel.

*****

"Gimana hubungan lo sama Cakka?" Tanya Sivia. Ketiga gadis ini sedang sibuk dengan makanannya masing-masing. Mereka memilih memakan makanan mereka di taman belakang daripada di kantin. Terlalu penuh dan sesak katanya.

"Ya gitu aja mereka, Vi. Shilla masih malu-malu kucing."

"Gue ga nanya sama lo ya, Fy!" Sebal Sivia karena yang menjawab pertanyaannya tadi malah Ify bukan Shilla.

Melihat keduanya, Shilla terkekeh geli. "Santai dong, Vi jangan ngegas. Makan dulu deh makan. Lo rese kalo lagi laper soalnya."

Mendengar itu Ify tertawa puas dan Sivia mencebik kesal sambil tetap melanjutkan ucapannya, "Gue tuh mau mastiin lo bahagia sama dia padahal. Dan mau mastiin perasaan lo ke dia gimana sekarang? Secara kan ini udah mau dua bulan kalian jadian."

Shilla tersenyum, Sivia ini walau sering ngegas tapi tetap teman terbaiknya. "Sejauh ini sih baik-baik aja. Dia juga bisa bikin gue nyaman dan gue juga bahagia kok, Vi. Kalau soal perasaan, gue juga belum tau, Vi. Tapi kayanya gue udah mulai sayang sama dia sih."

"Ya gimana ga sayang, tiap hari dimanisin mulu. Diabetes lo, Shill lama-lama." Sambar Ify cepat.

Sivia terkekeh melihat wajah merajuk Shilla. "Jijik banget lo pasang tampang kek gitu."

"Lagian kalian ngeselin. Padahal nih gue tuh serius butuh petunjuk gitu." Kesal Shilla.

"Yaudah gausah ngambek. Intinya saran gue sama Via pasti masih sama, jalanin aja dulu. Dan inget saran duo pangeran lo. Kalau mau sayang, sayangi aja sewajarnya. Gue juga gamau lo jadi bucin terus ntar merana."

Belum Shilla membalas ucapan kedua sahabatnya, Ify yang posisinya berada di depannya memberi kode lewat lirikan mata untuk menengok ke belakang.

Dan ketika berbalik, disitu ada Cakka dengan senyum khasnya. "aku cariin dari tadi ternyata ada disini. Hari ini temenin aku latihan bisa? Lusa aku ada pertandingan, kalau sempet datang, ya? Ajakin aja dua temen kamu, ada Rio dan Alvin juga nanti."

Dan hari itu berakhir dengan Shilla yang menemani Cakka latihan. Selama menunggu, banyak sekali teman Cakka yang mengajaknya berkenalan yang tentu saja dibalas oleh Shilla sekenanya. Shilla bukan orang yang suka berbasa-basi apalagi dengan orang yang tidak begitu dia kenal. Sebenarnya dia sudah bosan, tetapi ia menghargai Cakka karena selama ini ajakan-ajakan dari Cakka selalu dia tolak. Hubungan mereka sudah mau dua bulan tapi Shilla masih terlihat sekali menjaga jarak dengan Cakka. Makanya mulai hari ini, dia mau mencoba untuk lebih mengenal dan dekat dengan Cakka seperti pasangan kekasih yang seharusnya. 

Shilla tau hubungan ini tidak akan berhasil kalau hanya Cakka yang berusaha, ia juga harus turut berusaha supaya hubungan mereka berhasil dan tidak ada yang tersakiti di kemudian hari.

*****

HALLO SEMUAAA! LAMA GA MUNCUL KARENA SKRIPSWEET HAHAHA

Aku kembali untuk menemani kalian yang sampai hari ini masih harus tetep #dirumahaja

Dan ngomong-ngomong, selamat menjalankan ibadah puasa ya bagi kalian yang menjalankannya, semoga diberi kelancaran:)

Stay safe dimanapun kalian berada, stay healthy juga, semoga semua ini segera berakhir yaaa:)

The Hearts Wants What It WantsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang