4. Rindu -

19 2 4
                                    

Disini aku merindukan mu.

Kamu baik baik saja kan?

Kamu dimana aku mencari mu.

Aku rindu kamu.

---•○_○•---

Hari hari ku sama saja tidak ada ada special" nya aku tau aku salah karena aku tidak bersyukur karena aku masih di berikan hidup yang lebih baik daripada sebelum nya.

"Hay lysa, hay anya" sapa ku.

"eh udah datang ternyata".

"Udah dong bosen aku telat trus lys".

"Syukurlah kamu insaf kawan.

"yayaya" sahutku males.

"Lila, lo ada yang nyariin tuh di depan" ujar mia teman di kelas ku.

"Ha, siapa" tanyaku heran. "Maaf katanya aku ga boleh kasih tau ke kamu".

"Okei deh, gpp."

Aku menuju keluar kelas dengan banyak rasa penasaran. Akhirnya aku sampai di luar kelas dan betapa terkejutnya aku, ya orang yang menyari ku adalah Revano.

Aku berusaha bertanya kepadanya, mengapa dia mencari ku sepagi ini.

"Kenapa nyariin?" Tanyaku dengan takut tapi berusaha untuk tidak peduli dengan takutku itu.

"Takut sama gua?" Tanya nya. Wajah ku berubah heran, sebenarnya kenapa dia mencari ku sepertinya tidak begitu penting.

"Gak osah takut, kalo lo takut sama gua, gua bilangin alay" ujarnya tanpa menatap ku.

"oya gua nyari lo karena ada yang pengen aku omongin sama kamu, intinya aku cuman mau ngomong itu ke kamu" dan dia pergi begitu saja. Aku hanya bisa menatap heran.

---•○_○•---

"Lila jawab dong pertanyaan ku, tadi kan keburu pelajaran pak sekar jadi aku gak bisa tau jawaban kamu".
"Gak penting juga kok".

"Curiga gua lil serius" lysa mencoba menggoda ku.

"Dah lah aku mau makan." Ujarku sambil mengalihkan topik gak penting itu.

"Aishh lila gak asik".

"Udahlah lys klo dia ga mau ga osah di paksa" sahut anya membela ku.
Anya selalu menjadi penengah antara aku dan lysa.

"Aduh,," tiba tiba kepala ku seperti ingin pecah, rasanya sama seperti yang dulu pernah aku rasakan.

"Eh kenapa lo lil, kenapa kepala lo sakit ayo ke uks gua anter" ujar anya. Lysa pun langsung menatap ku dengan tatapan khawatir, ya dia memang masi ngambek padaku. Tapi bisakah dia melihat sahabatnya kesakitan seperti itu.

Rasanya aku sudah tidak sanggup membuka mataku. Rasanya membuka mata saja berat sekali apalagi aku mengangkat badan ku. Berusaha sekuat apapun aku pasti tidak bisa, kepala ku betul" ingin pecah. Ya akhirnya akupun tak sadarkan diri dan ambruk begitu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang