Author POV
Seoul, 2196
Seluruh kota terlihat dingin.
Tubuh bergetar rakyat di dalam rumah tidak menimbulkan kehangatan.
Pemerintahan memerintahkan setiap anak dibawah umur 5 tahun harus diserahkan.
Dengan alasan 'pelestarian'.Di sebuah rumah susun kecil itu.
Seorang anak lelaki tersenyum, ketika ayah dan ibunya memeluknya dengan hangat.
Anak yang masih polos itu tidak tahu akan kemana dia dibawa.
Sekumpulan orang berjubah hitam mengambilnya dari genggaman kedua orang tuanya.
Walaupun dia sudah bisa berbicara. Yang dikeluarkannya hanyalah rengekan dan teriakan.
Ayah dan Ibunya hanya tersenyum dan seketika air mata mereka terjatuh.***
Seoul, 2020
Wanita itu mengeluarkan seluruh isi tasnya.
Dia sangat membutuhkan earphonenya.
Dimana aku menaruhnya.. baiklah.
Sebuah untaian kalung dengan liontin bulat mengenai tangannya.
Ini milik siapa? Aku tidak ingat memiliki liontin ini.
Wanita itu mencoba memakai kalung itu di lehernya.
Tiba-tiba liontin kalung itu berpendar putih terang.
"Wahh apa akhir-akhir ini sedang tren model kalung menyala?"
Dia meletakkan kalung itu ke dalam kotak penyimpanan perhiasannya.
Saat wanita itu beranjak pergi.
Kotak penyimpanan itu bergetar hingga terjatuh dan isinya berserakan di lantai.***
Mr.312 POV
"Bisa kau memberikan aku nomor telponnya?"
"Kalau kau benar-benar butuh mencarinya. Baiklah."
"Terimakasih."*tuut**tuut*
"Halo Nona. Kau sekarang dimana??"
"Halo. Siapa?"
"Seseorang yang kau temui kemarin. Ada barangku yang tertinggal padamu."
"Ah- benarkah? Baiklah aku di Kampus X dekat perpustakaan."
"Jangan berpindah. Aku segera kesana."
Aku segera berlari sebelum hal buruk terjadi.Wendy POV
"Wah.. bahkan aku tidak ingat kau kemarin aku bertemu orang."
Aku duduk di bangku di depan perpustakaan."Nona!! Akhirnya aku menemukanmu."
"Aku tidak mengingat kalau pernah bertemu denganmu.. apa kau- berniat jahat??"
"Hahaha... tentu tidak. Ada barangku yang tertinggal padamu. Apa kau mungkin, menemukannya?"
"Hmmm... apa yang kau maksud...kalung itu? Iya?"
"Iya!! Benar! Sekarang dimana kalung itu?? Aku membutuhkannya."
"Ah itu... kutinggalkan di rumah."
"Baiklah.. antar aku ke rumahmu."Di tengah perjalanan menuju rumahku, pria itu mendapatkan telepon.
"Ya baiklah. Aku segera kembali."
"Ada apa?"
"Ehm.. nona.. apa kau bisa menyimpan kalung itu sampai besok? Tiba-tiba aku ditelpon dan aku harus kesana segera."
"Hmm okelah.. tidak apa-apa. Memangnya kalung itu untuk apa?"
"Dimensi."***
Author POV
"Akhirnya kita bisa menghentikan upaya pemerintahan."
"Aku tidak ingin kita balik ke jeruji laser itu."
"Kau.. harus benar-benar mencuri liontin itu."
"Tentu saja bos. Karena urusan pribadiku dengannya juga belum selesai."***
Hi! Long time no see~
Selamat berpuasa bagi umat muslim! 😄💕
Update selanjutnya akan dipercepat karena pending 2 minggu yang lalu ^^Thanks for reading! :)
-Author A
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Dimensi
FanfictionKalau saja waktu mengizinkan kita bertemu lebih lama. Start : 17-03-2020 End : 31-06-2020