02 | penggemar nathan

46 7 1
                                    

— Syibel —

Di belakang sekolah, syibel melihat 4 kakak kelas perempuan dengan pakaian berantakan ala cewek bad seperti di novel-novel. Mata syibel mendelik melihat pakaian mereka.

"Gimana mau jadi contoh kalau pake seragam aja acak-acakan begitu?" Gumam syibel dalam hati.

"Permisi kakak ya yang tadi manggil saya" tanya syibel menghampiri kakak kelas tersebut.
Seorang dari mereka yang ber make up tebal mendekat menghampiri syibel. Sayangnya badan syibel yang tinggi membuat mereka berempat harus mendongak jika ingin melihst syibel.
Sungguh momen yang sangat tidak pas untuk kakel yang mau mengomel kepada adik kelasnya.

"Oh jadi elo yang tadi pagi teriak-teriak kalo nathan cowok lo? Sadar bego! Bocah macam lo gak pantes buat nathan" ujar cewek tersebut ngegas.

Dan lagi syibel mendelik, memandang remeh kakak kelasnya tersebut. Syibel sama sekali tidak takut dengan omelan kakel tersebut. "Saya nggak pernah bilang ka nathan cowok saya tapi saya cuma bilang kalau kak nathan itu punya saya. Jadi kalau kakak mau ngerebut ka nathan kakak harus berhadapan dulu sama saya"

"Nih ya kak saya gak pernah loh membahas atau menyebut soal ka nathan cowok saya" ujar syibel lagi.

Keempat kakel tersebut menatap geram syibel dengan tangan mengepal seperti ingin menonjok syibel.

"Itu sama aja anjg lo kaya ngeklaim nathan pacar lo" ujar kakel beranting banyak.

"Ya bedalah kak, gak pernah belajar bahasa Indonesianya?" Itu misalnya permen yang kakak makan pasti punya kakak kan? Tapi kan gabisa kakak sebut cowok?gimana kak?" Tanya syibel kembali membuat empat kakel tersebut gemas.

"Oh jadi lo ngatain kita hah?" Ujar dua kakel yang sedari tadi belum bicara.

Syibel mengangkat alis,memandang polos namun Berani.

"Nantangin kita ni anak" ujar cewek berambut pendek.

Syibel menaikkan alisnya lalu menatap ke empat kakel tersebut bergantian. "Kakak berempat ini beneran yakin mau nantangin ibel? Aku anak taekwondo loh"

Keempat kakel tersebut meneguk salivanya keras sambil saling berpandangan. Namun ada sedikit keraguan dalam diri mereka tapi jika melihat tubuh syibel yang jangkung ada secercah keyakinan di sana.

"ki-kita berani kok sama lo kan lo sendirian tapi gue? Berempat" ujar kakel beranting banyak.

"Ya terserah kakak sih, kakak gamau kan nanti pulang sekolah badanya pada encok" balas syibel santai.

Salah seorang kakel berkaca mata yang sedari tadi memperhatikan syibel menarik dasi yang ada di kantong syibel. Syibel berontak namun dia di cekal oleh ketiga kakel lainya. Kakel yang memakai kaca mata tersebut mengikatkan dasi syibel dengan batu kemudian melemparkannya ke pohon djekat tempat itu.

Syibel terbengong melihat dasinya yang melayang ke arah pohon dengan wajah sendu.

"APA-APAAN KALIAN!" teriak syibel marah dengan wajah memerah pasalnya dasi tersebut ialah pemberian nathan saat nathan lulus SMP katanya ia membeli dua dasi yang sama dengan bordiran nama mereka  masing-masing di belakanya. Barang sederhana memang tapi syibel sangatlah menjaga barang tersebut.

Ke empat senior tersebut melihat syibel dengan tatapan remeh seolah menertawakan.
Syibel menatap sedih kearah pohon yang berada di ujung lapangan tersebut. Lalu dengan muka memerah syibel menatap ke empat kakel tersebut.

"Kalian keterlaluan" ujarnya sinis dan serius.
Tawa ke empat cewek tersebut semakin keras. Mereka melihat syibel tanpa rasa kasihan.
"Itu akibat ulah songgong lo karena dah mengklaim nathan sebagai punya lo" ujar si ber makeup tebal.

Syibel meringis marah. Dadanya naik turun dengan cepat, namun itu tak juga membuat ke 4 kakel itu menyadari kesalahannya.

Syibel mengedarkan pandangannya dan mendapati ada tangga plastik di dekat pohon itu.

Tanpa pikir panjang ia mengambil tangga itu dan menyandarkan nya di dahan pohon yang tadi terdapat dasi nya. Tanpa ragu dan takut ia langsung menaiki tangga itu dan msndapatkan dasi nya di sana.

Syibel tersenyum senang. Kelegaan membanjiri hatinya seolah telah mendapatkan ber ton-ton harta Karun. Namun kesenangan itu tidak berlangsung lama. Ketika ia ingin turun ia mendapati tangga nya hilang.

Ia melongok ke bawah dan mendapati tangga tersebut telah di baringkan  ke tanah oleh kakel itu.
"Balikin tangga nya kak" pinta syibel masih berusaha sopan. Masalahnya di pohon tersebut tak ada dahan sama sekali untuk syibel berpijak turun.

Ke empat kakel tersebut hanya cekikikan seperti kuntilanak sekaligus membawa tangga itu bersama mereka. Syibel menggeram marah ia baru pertama kali mendapat perlakuan seperti ini dari penggemar nathan.

Syibel terduduk lemas sambil memakai dasinya dengan lesu.ia memandangi dasi tersebut lalu tersenyum. "Yah paling enggak dasi ini selamat" ujarnya pelan.

Sejam lamanya ia duduk di sana, terbakar langsung oleh teriknya matahari yang bertengger tepat di atas langit untungnya masi ada dedaunan yang menutupi tubuh syibel walaupun sedikit.

Ia menyeka keringatnya ketika mendengar suara yang selalu berhasil membuat jantung nya berdetak lebih cepat.

"Heh sibelek , ngapain lo di situ?" Teriak nathan dengan suara berat nya.

"Kerjaan para fans lo nih kak" ujar syibel sengsara.

—SYIBEL—

Syibel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang