05 | Cemburu ?

38 10 4
                                    

- SYIBEL -

"pagiiii bundaa" syibel berujar ceria saat memasuki ruang makan keluarga Nathan.

"Pagi sayang" sapa balas bunda tak kalah ramah.

Nathan yang melihat tingkah sok manis yang di lakukan syibel hanya merotasi kan bola matanya malas.

Sudah setahun sejak kejadian Nathan yang menangkap syibel tapi syibel masih saja belum bisa melupakan kejadian tersebut.

Karena ya selain kejadian itu, tidak ada lagi kejadian yang patut di kenang oleh syibel selama setahun ini.

Yang malah isinya kurang lebih , Omelan, ejekan dan perkataan sinis yang di lontarkan oleh Nathan kepada syibel, karena katanya ia sangat menggangu.

Kerjaan syibel di sekolah SMA ini tidak terlalu berbeda dengan pekerjaannya di smp.

Kerjaannya sama-sama ngintilin Nathan ke sana-kemari.

Nathan ke toilet di ikuti, ya walaupun hanya sampai depan toilet.

Nathan mau istirahat di tungguin.

Nathan mau rapat OSIS di ikutin, bahkan ia sampai masuk ke sana. Ya tentunya dengan sedikit sogokan untuk anggota OSIS lainnya agar ia di perbolehkan masuk.

Nathan ke ruang guru di intilin.

Nathan ada acara di luar sekolah pun , ia ikuti.

Pokoknya hampir setiap kegiatan Nathan di sekolah tidak luput dari pandangan syibel.

"Mau di anter Nathan sekalian, nak syibel?" Tanya ayah Nathan di ujung kursi sembari menyeruput secangkir teh hangat.

Nathan wajahnya sudah melotot garang seperti tidak mau sekali Jika ia harus berbagi jok motor dengan syibel.

Sedangkan syibel, wajahnya yang sudah tercengar-cengir kini berubah murung.

"Yah aku udah ada janji di jemput sama Aksa" ujarnya lesu.

"Alhamdulillah" ujar Nathan senang tapi setelahnya ia kembali melotot.

Hehe, kayaknya pagi ini hobi Nathan melotot.

"Hah Aksa siapa?" Tanyanya. sedikit ada rasa dongkol dalam perkataannya.

"Loh emang kak Nathan enggak tau?" Tanya syibel balik yang sayangnya hanya di balas gelengan oleh anak manusia tampan di depannya.

"Ituloh anak kelas dua belas juga deh kaya kak Nathan" jelasnya, tapi dalam bicaranya syibel menyimpan rasa ragu. Sebabnya ia juga tidak terlalu tau tentang aksara.

Apa tadi, anak kelas dua belas? Namanya aksara? Bukanya itu si begajulan bukan sih?
Nathan bertanya-tanya dalam hati pasalnya ia juga tidak terlalu tahu tentang aksara-aksara tadi.

"Emang ceritanya elo bisa mau di anterin sekolah sama dia emang gimana?" Tanya Nathan kembali , kini dengan alis yang menukik.

"Jadi kan yang kemarin kak Nathan gamau barengan sama aku pulangnya, aku mutusin buat jalan kaki sekalian olahraga sore nah pas di perjalanan ada orang yang godain aku, orangnya serem banget nah untungnya ada aksara jadi syibel ga jadi di apa-apain" ujarnya jelas.

Nathan bahkan sampai tidak tahu bahwa tindakannya kemarin hampir membuat syibel celaka.

Sayangnya ego yang besar, setelah mengetahui cerita syibel Nathan tidak ada sama sekali niat untuk meminta maaf, hanya mengangguk-anguk dengan alisnya yang masih menukik.

"Terus dia nganterin aku pulang nah pas sampai depan rumah kita ngobrol sebentar katanya dia satu sekolah sama kita kak, katanya lagi dia kalo udah di tolongin harus ada imbalannya dan imbalannya itu katanya dia yang mau nganterin syibel sekolah" tambahnya membuat semakin jelas.

Dalam hati Nathan hanya berdecih, enggak ikhlas menurutnya kalo pakai minta imbalan segala.

Padahal kan imbalannya juga enggak merugikan syibel kan?

"Tru-" ucapan selanjutnya dari bibir Nathan terbungkam. Kala mendengar klakson motor dari depan sana, juga dengan syibel yang terlonjak sambil bergumam "itu pasti kak Aksa".

Ia menyalami tangan ayah dan bunda Nathan lalu berdadah-dadah pada anak manusia yang menatapnya tak habis pikir, lebih ke ranah melongo sebenarnya.

-SYIBEL-


"Lho rumah kamu kemarin kan disini , kok sekarang keluar dari sana?" Aksa bertanya binggung. Pasalnya, kemarin ia mengantarkan syibel pulang ke rumah yang ada di sebelahnya tapi hari ini syibel keluar dari rumah yang berada di sebelahnya yang hanya terpotong oleh jalan tujuh meter di tengahnya.

Syibel cengengesan sebentar.

"Rumahku emang di sini kak , kalo rumah yang itu rumah kak Nathan yang kemarin aku ceritain" syibel menunjuk rumahnya lalu beralih ke rumah Nathan.

"Oh gitu" Aksa mengangguk-angguk mengerti penjelasan syibel barusan.

"Ayo naik" lanjutnya.

Syibel tercengir lalu segera naik ke jok motor belakang milik Aksa.

Tidak sadar kegiatan mereka barusan di lihat oleh nathan yang sekarang tengah menatap mereka dari gerbang rumah sambil menyilangkan tangan di depan dada.

"Kayaknya ada bau-bau dah" adi dengan watadosnya masuk ke dalam rumah Nathan lalu berpura-pura mengendus bau yang nyatanya tidak ada.

Adi kembali keluar.

Nathan menyerengit "bau apaan?"

"BAU-BAU CEMBURU BWAHAHAHA" setelah mengatakan kalimat barusan Kevin berlari kencang masuk ke dalam rumah Nathan tentunya sambil terbahak.

"Anjing!"

- SYIBEL -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Syibel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang