• 2 •

3.3K 384 31
                                    

sider nagajuseyo:)

Doyoung tidak tau lagi harus bagaimana, dia sangat menikmati keadaan nya saat ini. kenapa? karna saat ini taeil sedang duduk diatas pangkuannya. oh ayo lah jangan ada yang mengganggu mereka, doyoung sangat menikmatinya sementara taeil? sepertinya ia tidak jauh berbeda dengan doyoung.

Taeil seperti seekor anak koala yang tengah memeluk ibunya. sampai sampai ia agak mengantuk, tapi ia tidak boleh mengantuk ia harus kembali ke pekerjaannya. hanya saja itu akan sulit karna doyoung yang terus melarangnya untuk kembali bekerja. taeil menaruh dagu nya di perpotongan leher doyoung, itu membuat nya semakin nyaman akan posisiny.

posisi itu bertahan hingga jam makan siang, taeil mencoba untuk bangun dari posisinya namun tubuhnya ditahan oleh tangan doyoung. tangan itu malah mengusap punggungnya, mau tidak mau taeil kembali memeluk doyoung.

" doyoung ah.. sampai kapan kita seperti ini? " tanya taeil

Doyoung hanya terkekeh, ia memegang bahu taeil dan menatap orang yang ada dihadapannya.

" sampai kau bisa menjadi milik ku " ucap doyoung

" a-apa bisa? " - taeil

bukan tanpa alasan taeil menjawab seperti itu, karna ia tau ia tidak pantas untuk doyoung. ia tidak memiliki siapa siapa lagi, kedua orang tuanya telah tiada. ia tidak mau sampai membebani doyoung.

" tentu saja bisa, aku mencintai mu taeil " - Doyoung

Taeil hanya tersenyum ia tidak tau jika rasanya jatuh cinta akan seperti ini. ia mendekatkan wajah nya ke wajah doyoung, dan taeil mencium bibir doyoung. tidak ada lumatan diciuman hanya kecupan singkat.

" apa kau lapar? " - Doyoung

" hm.. ya, tapi aku membawa bekal yang dibuatkan bibi park " - taeil

" masih dibawakan bekal hm? " - Doyoung

" aku tidak bisa menolak pemberian bibi park, bagi ku bibi park sudah ku anggap ibuku sendiri " - Taeil

" baiklah baiklah, kita kebawah sekarang " - Doyoung

" untuk apa? " - Taeil

" untuk mengambil bekal mu tentu saja, kau masih mau duduk dipangkuanku taeil? " - Doyoung

Taeil tidak menjawab ia langsung turun dari pangkuan Doyoung, sementara itu Doyoung hanya tersenyum. setelah merapihkan pakaian, kedua nya langsung pergi dimana taeil menaruh bekalnya. para pegawai yang ada pun terkejut dengan kehadiran sang CEO. ada yang mempertanyakan apa tujuannya datang kesini, dan kenapa dia menggenggam tangan seseorang.

para pegawai itu belum pernah melihat taeil, mungkin karna taeil masih baru disini. banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, tapi doyoung tidak peduli. ia terus menggenggam tangab taeil, sementara taeil sesekali tersenyum dengan sapaan para pegawai yang menyapanya.

" e-eumm.. s-sajangnim tunggu sebentar aku akan mengambilnya " - taeil

" hei sudah ku bilang jangan panggil aku sajangnim, atau kau memang ingin diberi hukuman hm? " - Doyoung

" b-baiklah Doyoung ah " - taeil

semua pegawai yang ada disitu terkejut karna ucapan CEO mereka, terlebih mereka mendengar bahwa jangan memanggilnya dengan panggilan sajangnim. astaga pemandangan baru bagi para pegawai, tapi apa hubungan antara CEO nya dan pegawai baru itu? sebagian para pegawai berpikir seperti itu.

setelah mengambil bekalnya, Doyoung menarik tangan Taeil dan menuju keruangannya. namun tangan Doyoung ditahan oleh Taeil, Doyoung menatap Taeil dengan tatapan bertanya.

" kita makan disini saja, b-boleh kan? " - Taeil

Doyoung hanya tersenyum dan mengangguk, tapi sebelumnya ia melepas jas yang ia kenakan. itu membuatnya kepanasan, menurut Doyoung. tapi itu hanya alasan, untung nya saja ada dua kursi disini.

8.00 pm Seoul, korea selatan

Dengan terpaksa Taeil harus mengambil lembur dihari pertama nya, padahal dia sudah berjanji pada renjun untuk makan malam bersama. untung saja sebelum semua pulang, chanyeol menghampiri Taeil untuk mengajak nya pulang bersama namun ditolak Taeil karna dia lembur malam ini.

Taeil pun menitipkan kata maaf untuk renjun kepada chanyeol, chanyeol hanya mengiyakan saja. sekarang tinggal Taeil sendiri mungkin ini akan selesai tengah malam. staminanya terkuras ia belum makan apa apa selain makan siang tadi.

saat Taeil ingin mengambil minum dipojok ruangan, tiba tiba ada yang menahan tangannya. dilihat orang yang menahan tangannya, ternyata itu Doyoung. Taeil mengira semua nya sudah pulang ternyata masih ada Doyoung.

Taeil menatap Doyoung dengan tatapan lelah, berusaha melepas genggaman Doyoung namun ia terlalu lelah. ia ingin pulang ia ingin segera berbaring diranjangnya. Doyoung yang melihat hal itu langsung memeluk Taeil.

" apa kau lelah? " tanya Doyoung

" aku sangat lelah, aku ingin pulang " jawab Taeil didalam pelukan Doyoung

" jangan memaksakan dirimu, aku tidak mau kau sakit "  ucap Doyoung dengan suara serak

Dipelukan itu Taeil dapat mencium bau alkohol yang sangat pekat, ia menatap Doyoung dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

" apa k-kau mabuk? " - Taeil

" sudah lah tidak usah dibahas " - Doyoung

" baiklah.. " - Taeil

Doyoung semakin mempererat pelukan mereka, seolah orang yang ada dipelukannya ini bisa hilang kapan saja. tidak tau kah Doyoung jika sedari tadi Taeil menahan rasa kantuk yang sudah tidak bisa ditahan. Taeil mengalungkan tangannya keleher Doyoung ia sudah tidak tahan, ia sangat mengantuk saat ini.

Doyoung langsung mengangkat tubuh Taeil, ia segera membawa nya ke apartment nya. ia tak tega melihat kekasihnya kelelahan, apa lagi ini karna ulahnya juga. ia terus melarang Taeil untuk pergi melanjutkan tugasnya.

at Doyoung's apartment

Doyoung membaringkan Taeil diatas ranjangnya, sementara itu dirinya pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri. setelah selesai membersihkan diri Doyoung tidak langsung tidur padahal jam sudah menunjukan pukul 11 malam. ia memilih untuk pergi ke ruang tamu dan menonton tv, tidak tau kah ia jika sedari tadi Taeil memperhatikannya.

Taeil sendiri terbangun ketika mendengar suara percikan air, ia sengaja pura pura tertidur. setelah Doyoung keluar dari kamarnya, Taeil pergi ke kamar mandi terlebih dahulu setelah itu menyusul Doyoung diluar.

" Doyoung? " panggil Taeil

Doyoung yang merasa nama nya dipanggil pun menoleh kebelakang, dan melihat Taeil yang tengah berdiri. Ia menghampiri Taeil, ia menanyakan kenapa bisa terbangun.

" kenapa terbangun hm? " - Doyoung

" entahlah aku tiba tiba terbangun " jawab Taeil dengan suara yang sangat pelan.

" kemarilah " - Doyoung

Taeil berjalan mendekati Doyoung sementara itu Doyoung hanya memperhatikan saja. Taeil tidak tau apa yang ada dipikiran Doyoung, sejak dulu Doyoung memang orang yang sulit untuk ditebak. Doyoung pun ikut berdiri berhadapan dengan Taeil, perbedaan tinggi diantara mereka sangat kontras.

hingga yang terjadi selanjutnya adalah Doyoung yang mencium Taeil tepat dibibir ranum itu. ciuman yang begitu lembut, tanpa adanya lumatan yang berlebih. pemuda yang lebih pendek darinya hanya menutup mata nya dan menikmati ciuman tersebut.

Namun ciuman lembut itu kemudian berubah menjadi ciuman yang saling melumat satu sama lain. baik Doyoung dan Taeil pun begitu, tangan Taeil yang semula diam kini tangan itu mencengkram pakaian yang dikenakan oleh Doyoung.

Dirasa pasokan nafas nya menipis Taeil memukul pelan dada bidang milik Doyoung, dengan terpaksa Doyoung melepas ciuman itu. nafas Taeil terengah dan wajah nya sudah memerah padam, Doyoung melihat hal itu malah gemas dengan kekasihnya itu.

ia kembali mencium bibir Taeil, hanya sekilas ia tau jika Taeil masih meraup oksigen. Doyoung langsung memeluk Taeil dengan erat.

" jadilah kekasih ku Taeil "

Kim Sajangnim - [ Doyoung X Taeil ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang