Taehyung menggerutu mencari Coffee Shop terdekat dengan agak terburu - buru. Dia menyesal karena tidak pernah menanyakan secara detail kepada Baekhyun mengenai lokasi pertemuan itu. Sejak kemarin ia selalu menunda-nunda untuk menanyakannya karena Taehyung terlalu sibuk menghubungi banyak orang yang di percaya untuk menyertainya ke Paris besok. Taehyung mengamati Bvlgari-nya lekat-lekat, ia sudah terlambat.
Apa yang terjadi dengan Joohyun sekarang?
Kepalanya berusaha mencari - cari dengan memandang sekeliling dan akhirnya ia menemukannya. Sebuah Coffee Shop sederhana itu memperlihatkan Joohyun yang tertunduk lewat jendela kaca yang bening dan lebar. Baekhyun duduk di sebelahnya dan di hadapannya ada seorang laki-laki dan perempuan yang usianya tidak jauh dari usia Taehyung.
Apakah dia sudah di tindas habis-habisan?
Seharusnya Taehyung bisa masuk, tapi ada sebuah rasa ngeri terbersit. Taehyung takut berbuat kesalahan karena tidak memahami situasinya yang sekarang. Bagaimana ia harus bersikap setelah disana? apa yang harus di katakannya? Taehyung sama sekali tidak bisa menemukan bagaimana ia harus bersikap tanpa mengetahui apa - apa. Ia hanya mengetahui segelintir ceritanya dan bertekad untuk ikut campur. Taehyung mengambil ponselnya dan menempelkannya di telinga. Dari tempatnya berdiri sekarang, ia dapat melihat perhatian orang-orang itu teralih kepada bunyi dering ponsel Baekhyun, laki-laki itu permisi dan menjauh, ia mengangkat telpon dari Taehyung.
"Ada apa?" Baekhyun menjawab, pura-pura tidak tau padahal Taehyung sudah menceritakan rencananya kepada Baekhyun meskipun ia belum menyetujuinya.
"Bagaimana keadaannya disana?"
"Joohyun belum menjawab satu pertanyaan-pun. Semua orang hampir putus asa kecuali Junmyeon yang kelihatannya sangat senang dengan itu. Kau jadi melakukannya? Kau tidak akan marah-marah kan?"
"Tentu saja aku tidak akan merusak ketampananku dengan marah-marah."
"Kalau begitu masuklah sebelum aku kembali ke tempat duduk, Aku tidak mau mereka mengira kalau kau adalah suruhan ku sampai kau berada disana, aku akan terus berpura-pura menerima telpon."
Taehyung menurunkan ponselnya setelah mematikannya. Ia berusaha melangkah selebar mungkin dengan ritme secepat mungkin dan melewati Baekhyun yang pura-pura tidak mengenalnya. Joohyun disana, terlihat seperti seorang wanita yang sangat luar biasa. Dia menahan semua emosi yang mungkin sudah meluap-luap di puncak kepalanya dengan kepala yang menunduk di bawah intimidasi istri Junmyeon. Banyak orang yang menjadikan caci maki itu menjadi tontonan yang menarik, tapi orang yang cerdas pasti sudah tau siapa pemenang dan siapa pecundang.
"Coba katakan, kenapa kau diam saja?" Istri Junmyeon yang bergaya luar biasa itu mengamuk dengan suara tinggi. Ia memandang Joohyun dengan pandangan jijik. "Kau mengatakan kepada semua orang kalau aku yang merebut Junmyeon darimu benarkan? Katakan!"
Taehyung benar-benar sudah dekat, Ia melihat Joohyun sudah mengepalkan tangannya di pangkuannya. Gadis itu bukan gadis lemah, dia tidak meneteskan sebutir airmata-pun dalam mediasi yang kacau balau ini. Taehyung berdehem lalu memandang Joohyun dalam-dalam.
"Iya, Katakanlah semuanya."
Joohyun mengangkat kepalanya lalu menoleh kepada Taehyung dengan tatapan yang terkesima. Dia terkejut, ditandai dengan bola matanya yang membesar. Taehyung duduk di sebelahnya dan mendapat respon sengit dari istri sang pejabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Honey || vrene•
Romance[COMPLETED] Dirimu tidak pernah mengatakan untuk kembali. Tapi yang selalu ku lakukan hanya menunggu dan menunggu. Meskipun akal sehatku menolak, sayangnya hatiku selalu berfikir untuk setia. [REMAKE] [Vrene ver.] [18+]