Jika tidak ada Baekhyun, Taehyung ragu kalau lamarannya akan di terima. Joohyun benar kalau meyakinkan ayahnya adalah hal yang sulit, tapi Taehyung sudah membuktikan kalau laki-laki itu tidak membencinya. Pernikahan di adakan setelah Natal, masih sangat lama. Karena Taehyung tidak ingin Joohyun berubah fikiran, pendaftaran pernikahan sudah dilakukan.
Taehyung dan Joohyun sudah sah menjadi suami istri menurut hukum yang berlaku. Semua itu sudah membuat Taehyung cukup lega, meskipun Joohyun masih menolak untuk tinggal bersama sebelum pernikahan diadakan. Bulan-bulan yang berlalu berisi banyak pertemuan dan banyak jalan-jalan, alasan menyiapkan pernikahan selalu menjadi andalan Taehyung untuk mebawa Joohyun ke Seoul.
Meskipun semuanya terasa seperti sedang bermain-main, tapi kepuasan eomma-nya, Yerim dan Baekhyun terhadap wanita yang Taehyung pilih untuk masuk kedalam keluarganya sedikit banyak membuatnya bangga karena walau bagaimanapun semua anggota keluarga sudah mengenal Joohyun sebagai wanita yang baik. Terlebih ke konsistensian Joohyun yang masih tidur bersama Yerim dan menolak tidur bersama Taehyung meskipun mereka telah resmi menikah. Joohyun tetap seorang Saem di hadapan orang lain dan hanya akan menjadi noona bila bersama Taehyung.
Tapi semua kenangan tentang Jennie masih terus melekat dan tidak henti-hentinya mengganggu. Kesedihan menelusup dengan pasti karena keputusan untuk melupakan Jennie tidak benar-benar membuatnya terlepas dari beban. Taehyung masih belum ikhlas sepenuhnya.
Pernikahan yang kurang dari sebulan lagi itu tidak pernah di beri tahukan kepada siapapun di Jepang selain Jisoo. Pada saat di beritahu, Jisoo memberi respon yang buruk. Dia menyayangkan betapa cepatnya Taehyung mengambil keputusan sebelum ia mengetahui perasaan Jennie yang sebenarnya. Tapi hari-hari bersama Joohyun bisa sangat menghibur karena menghabiskan uang untuk mendandani Joohyun sudah dengan sukses memberikan kepuasan tersendiri baginya.
Taehyung memperhatikan penampilannya sekali lagi, hari ini ia berjanji untuk mengantarkan Joohyun ke toko buku. Joohyun selalu lebih memilih untuk menumpuk buku bila di bandingkan dengan membeli baju, meskipun Joohyun bersedia merubah penampilannya tapi ia menolak untuk melepas kacamatanya. Taehyung beruntung karena selera Joohyun tentang kacamata cukup menarik sehingga kacamata itu sama sekali tidak merusak penampilannya yang sudah sangat luar biasa.
"Oppa, kakak ipar sudah menunggumu. Dimohon jangan berlama-lama karena dia tidak suka menunggu!" Suara Yerim yang berteriak keras dari balik pintu membuat Taehyung meraih mantel yang sudah di siapkannya dan segera keluar kamar. Joohyun sudah menunggunya di ruang tengah sambil bertolak pinggang. Matanya menatap Taehyung dengan pandangan kesal yang masih berusaha di tahannya sebisa mungkin. Joohyun tidak mungkin marah-marah di depan eomma dan Yerim.
"Kau sudah siap?"
Joohyun berkata dengan suara manis meskipun ekspresi wajahnya masih menyiratkan rasa kesal. Joohyun mengenakan Jaket kulitnya yang berwarna coklat muda dengan aksen bulu berwarna putih di pergelangan tangannya, senada dengan mantel yang Taehyung gunakan. Taehyung sangat suka melakukan ini, ia yang mengatur penampilan Joohyun dan semua pakaian yang di belikannya selalu memiliki kesamaan dengan pakaian yang sudah Taehyung miliki sebelumnya.
"Tentu saja, chagi." Jawab Taehyung.
Taehyung mendekati Joohyun dan mengenakan syal cokelat miliknya kepada gadis itu. Ia tidak begitu membutuhkannya karena sweater turtle neck sudah cukup menghangatkannya. Tapi Joohyun pasti sangat membutuhkan tambahan selain blouse cotton rayon dengan leher berpotongan rendah yang di kenakan di balik jaketnya. Taehyung menyodorkan lengannya dan Joohyun menyelipkan tangannya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Honey || vrene•
Roman d'amour[COMPLETED] Dirimu tidak pernah mengatakan untuk kembali. Tapi yang selalu ku lakukan hanya menunggu dan menunggu. Meskipun akal sehatku menolak, sayangnya hatiku selalu berfikir untuk setia. [REMAKE] [Vrene ver.] [18+]