10 [END] + epilog

886 64 12
                                    

Beberapa tahun kemudian...

Joohyun tampak sibuk menggandeng kedua putri kembarnya menuju ke Chinamons Gallery di pusat kota Seoul. Kedua anak itu sangat cantik dan menggemaskan, tapi walau bagaimanapun Joohyun tetap saja kewalahan karena harus membawa makan siang untuk Taehyung dengan perut yang mulai membesar sambil terus menggandeng si kembar, Kim Hana dan Kim Hani. Mereka memberontak melepaskan diri dari gandengan eomma-nya lalu berlarian lebih dulu menuju pintu galeri yang terbuat dari kaca dan masuk kesana tanpa perduli dengan teriakan Joohyun.

Kedua anak itu benar-benar sudah membuat Joohyun stress seharian ini. Pagi-pagi ketika bangun tidur Hana dan Hani sudah menangis karena appa-nya berangkat kerja tanpa membangunkan mereka, lalu sampai siang hari mereka hanya mengatakan "ingin bertemu appa" tanpa perduli dengan eomma-nya yang kerepotan membersihkan rumah. Mereka juga akan menangis sekencang-kecangnya setiap kali Joohyun menyuruhnya diam dan pada akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan rumahnya dan membawa kedua anak kembar itu kepada appa-nya.

Joohyun membuka pintu galeri dengan nafas terengah-engah dan langsung masuk ke ruangan pribadi Taehyung. Ia bisa menghembuskan nafas lega saat melihat kedua anaknya sudah berada dalam pelukan appa-nya. Ada orang lain disana, Kim Jennie yang menyambutnya dengan senyuman dan sebuah pelukan sambil bertanya tentang kabarnya.

Joohyun membalas pelukannya sesaat lalu meletakkan kotak makan siang di atas meja dan segera duduk sambil bersandar di sofa. Joohyun masih berusaha mengatur nafasnya dengan tangan memegangi perutnya yang agaknya membuat Joohyun kesulitan bernafas.

"Kau sangat lelah kelihatannya, unnie?" Jennie duduk di sebelahnya setelah memberikan sebotol air mineral dari dalam tasnya. "Mungkin karena kau sedang hamil, jadi mudah lelah."

Joohyun meraih minum yang di tawarkan lalu meneguknya sekali saja.

"Seandainya tidak sedang hamil aku juga tetap akan begini. Kau tau bagaimana sulitnya punya kedua anak ini?" Ia meletakkan botol air mineral di atas meja. "Kapan kau sampai?"

"Tadi malam. Aku berkunjung kesini sebentar, setelah itu aku harus segera kembali ke hotel karena suamiku bisa mengamuk kalau aku ingkar janji. Aku harus makan siang dengannya."

"Semenjak menikah, Jongin sepertinya sangat pemarah." Taehyung mulai ikut campur.

"Kau juga seperti itu. Tidak sadar juga?" kata Joohyun .

Joohyun mulai beraksi memisah-misahkan kotak makan siang yang tadi di bawanya di atas meja. Jam makan siang sudah tiba dan Joohyun tidak mau anak-anaknya terlambat makan.

"Semua lelaki tidak akan sebaik pada awal-awal menikah setelah mereka punya anak. Jadi, Jennie. Fikir-fikirlah dulu untuk punya banyak anak sepertiku. Nikmati dulu pernikahan kalian selagi masih muda."

Jennie tertawa lalu mengemasi barang-barangnya. Ia memandangi keluarga bahagia itu dan merasa ada yang kurang. Putri sulung Taehyung tidak ada.

"Oh, iya. Chaehyun dimana? Makan siang keluarga seperti ini kenapa dia tidak datang?"

"Ibunya memaksa Chaehyun untuk masuk Asrama." Jawab Taehyung. "Dan anak itu berangkat ke Incheon dengan senang hati. Seharusnya dia membiarkan Chaehyun sekolah di Seoul agar dia punya teman untuk bantu-bantu membereskan rumah."

Beauty Honey || vrene•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang