- 3 - Chenle Kecil

13 3 1
                                    

🎠
Jangan lupa vote dan komen chingu-deul 😁
🎠

🎠🎠🎠

Kami bertiga sampai di Stasiun Maguwo. Setelah memarkirkan mobil, mas Yuta turun dan mengambil koper kami di bagasi mobil. Kotak musik dari nenek masih dalam pegangan kami belum dimasukkan ke dalam tas. Aku dan jisung turun dari mobil, aktivitas di stasiun ini masih sama padatnya seperti saat kami datang kesini. Malah lebih padat sekarang, mungkin karena sudah memasuki awal masuk sekolah.

"Den ini kopernya. Kotaknya mau dimasukkan apa tidak?" mas Yuta datang dengan 2 koper milik kami, dan juga bingkisan. Mungkin oleh oleh dari kakek dan nenek.

"Tidak mas, kotak ini dimasukkan ke dalam tas saja" jawabku sambil menunjukkan tas yang aku gendong. Jisung mengangguk menyetujui jawabanku.

"Oohh yowes, maaf mas cuma bisa antar sampai sini ya den"

"Tidak apa apa, terima kasih mas Yuta sudah mengatarkan kita berdua" jawab jisung. Aku tersenyum.

"Kami berdua pergi dulu ya mas, sebentar lagi keretanya datang." kataku kemudian menarik koper dan menjinjing bingkisannya. Kotak musiknya sudah ku masukkan ke dalam tas gendongku. Jisung juga mengikuti. Kami berdua berpamitan dengan mas Yuta.

"Hati hati di jalannya ya den, kalau libur nanti kesini lagi ya,, biar mas yang jemput" canda mas yuta sambil melambaikan tangan, kami juga melambaikan tangan dan mengiyakan perkataan mas yuta.

🎠🎠🎠

Kereta yang akan kami tumpangi sudah datang. Aku menunggu sambil menjaga koper milik jisung, sementara dia membeli pop mie dulu untuk bekal di jalan katanya. Tak lama jisung datang sambil membawa 2 cup pop mie. Langsung saja kami masuk ke kereta dan mencari kursi sesuai yang tertera pada tiket, karena sudah ada pengumuman bahwa kereta akan segera berangkat. 

Sudah dapat kursi, aku menyimpan koper ku di bagasi atas kereta. Jisung pun sama. Sedangkan tas gendongku kuletakkan di bawah, didekat kakiku. Jisung memilih duduk dekat jendela, dan aku di sebelahnya, dekat jalan. Kereta pun melaju menembus rel kota Yogyakarta.

Sampai jumpa kembali, Yogyakarta......

"Le sebenarnya aku bingung, kata nenek kita tidak boleh membukanya sampai usia kita 17 tahun kan? Setelah aku lihat lihat tadi kotak musiknya dikunci dan kita tidak punya kuncinya, bagaimana bisa membukanya ya kan??"

Ohh iya,, jisung benar juga. Kotak musik itu dikunci. Tapi nenek mewanti wanti agar kita tidak membukanya. Bagaimana mau membukanya, kuncinya saja tidak ada.

"Benar juga ya sung, sepertinya nenek menitipkan kotak itu tanpa memberi kuncinya. Mungkin jaga jaga kalau sewaktu waktu kita nekat membukanya. Tapi sebenarnya apa isinya ya?? Sampai sampai dikunci seperti itu"

Jisung mengedikkan bahunya, dia juga tidak tahu.

"Sudahlah jangan memikirkan kotak itu,, aku lapar. Mau pop mie tidak?" tanya jisung sambil menawarkan mie yang tadi dibelinya.

Aku mengangguk dan mengambilnya. Sebenarnya aku juga sudah lapar, di rumah nenek tadi aku hanya makan sedikit. Kami berdua bergegas ke pantry kereta untuk menyeduh mie. Disana ada kondektur dan beberapa orang wanita yang sepertinya petugas kereta. Jisung meminta air panas pada mereka, seorang wanita pergi dan mengambil air kemudian menyerahkan nya pada kami. Setelah kami selesai menyeduhnya, kami mengucapkan terima kasih dan kembali ke gerbong kami.

2 jam perjalanan Yogyakarta - Jakarta. Kami sampai di stasiun gambir. Disana sudah ada pak taeil, supir keluarga jisung, yang menunggu kami. Pak Taeil langsung membawa koper kami dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Kami masuk ke mobil, dan pak taeil melajukan mobilnya ke rumah jisung.

Sejak kecil aku sudah tinggal bersama jisung. Aku dirawat Bibi Dara, mama jisung. karena orangtuaku sudah meninggal saat umurku 3 tahun. Mereka membawa Chenle kecil yang saat itu belum tahu bahwa orangtuanya sudah meninggal dengan alasan jisung ingin bermain bersamanya, sampai usia 10 tahun aku akhirnya tahu bahwa sebenarnya kedua orang tua ku sudah meninggal. Kecelakaan pesawat.

Aku menangis sejadi jadinya saat aku mengetahui semua itu. Bibi Dara meminta maaf padaku karena dia baru menceritakannya saat usiaku 10 tahun. Aku memeluk Bibi Dara saat itu sambil terisak, ternyata orang yang selalu aku tanyakan setiap pagi padanya, orang yang selalu aku pikirkan sebelum tidur, orang yang aku rindukan kehadirannya selama 7 tahun, ternyata sudah tiada. Tapi, Bibi Dara merawatku dengan baik seperti dia merawat jisung. Dia juga menyekolahkan ku di sekolah yang sama dengan jisung. Jadi aku dan jisung sudah bersama sama sejak kita masih kecil.

🎠🎠🎠

Tbc.......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pandora's Box [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang