🎠
Jangan lupa vote dan komen chingu-deul 😁
🎠🎠🎠🎠
Sesampainya di kamar, kami berdua langsung mengambil koper dan membereskan kamar karena kamarnya sedikit berantakan, biasaaa.... Anak lelaki..
"Ah tidak terasa hari ini kita akan meninggalkan kota ini,,disini enak kasurnya empuk udaranya sejuk, kalau dijakarta panasss, pagi panas malam panas siang apalagi. Disini enak pagi sejuk siang sejuk malam lumayan dingin. Aiihhh bakalan rindu Yogyakarta." Oceh jisung sambil bergaya menghirup udara sekitar. Hmmm...
"Kalau di Jakarta mau berkebun saja susah, boro boro berkebun, pohon saja bisa dihitung jari, pantesan dijakarta jadi super panass. Disini kebun punya kakek nenek luas, tanamannya juga banyak,, adeeeemmmm." Oceh jisung. Lagi.
Aku menanggapi ucapan jisung dengan tersenyum sesekali berdehem untuk mengiyakan ucapan jisung. Disini memang nyaman, aku dan jisung setiap libur sekolah pasti ke sini. Kalau kata jisung "Mendinginkan otak setelah kepanasan akibat ujian dan matahari Jakarta". Dasar jisung, anak itu memang suka aneh aneh.
Ku lihat jam di tanganku, 10 menit lagi jam sepuluh. Kami berdua harus segera menemui kakek nenek di paviliun belakang.
"Sung, ayo turun. Sebentar lagi jam 10,,pasti kakek nenek sudah menunggu kita di paviliun."
Jisung mengangguk. Kami berdua menyeret koper kami turun kebawah dan meletakkannya dekat pintu sementara kami pergi ke paviliun belakang.
🎠🎠🎠
Disana sudah ada kakek dan nenek yang sepertinya sedang membicarakan sesuatu. Nenek yang pertama kali menyadari kehadiran kami berdua dan langsung menyuruh kami duduk di dekatnya.
"Le, Sung, kalian berdua sudah besar. Tidak terasa ya, rasanya kemarin kalian berdua masih belajar berjalan disini, tapi sekarang lihat, kalian sudah tumbuh menjadi seorang remaja. Di usia kalian yang sudah 15 tahun, kakek dan nenek mau memberikan sesuatu pada kalian berdua." nenek berdiri dan mengambil sesuatu, sepertinya itu kotak kayu. Kemudian diberikan kepada kami. Masing masing 1 kotak.
Kami berdua menerima kotak itu. Jisung dengan kotak kayu yang memiliki ukiran tumbuhan di sekelilingnya dan aku dengan kotak kayu yang terdapat pahatan kepala singa di tengah dan terdapat ukiran tulang belulang di sekelilingnya. Kakek dan nenek tersenyum melihat kebingungan kami berdua.
"Ini benda apa?" tanya Jisung mewakili.
Kakek tersenyum kemudian mengelus surai pirang jisung.
"Kotak ini adalah kotak musik nak, kelak kotak musik ini akan membantu kalian menemukan sesuatu yang amat sangat penting di hidup kalian. Ukiran di kotak itu melambangkan sifat pemiliknya. Sebenarnya kotak musik itu ada 7 buah,, 2 dipengang kalian dan 5 lagi kakek nenek tidak tahu dimana." Jelas kakek yang sama sekali tidak kami mengerti.
"Membantu apa?" tanyaku bingung. Kakek dan nenek hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan ku itu.
Nenek berdiri diantara aku dan jisung. Kemudian berkata
"Kalian harus jaga kotak musik ini. Kakek dan nenek percaya kalian bisa menjaganya. Tapi, kalian tidak boleh membuka dan memainkan kotak musik ini sampai usia kalian genap 17 tahun."
"Tapi kenapa kita tidak boleh membukanya nek?" tanya jisung. Nenek tersenyum.
"Kembalilah kesini saat usia kalian genap 17 tahun. Maka akan kuceritakan semuanya. Sudah saatnya kalian berangkat, ayo kakek dan nenek antar sampai gerbang"
Saat kami datang, disana sudah ada mas Yuta dan mobil pajero milik kakek. Koper kami juga sudah dimasukkan ke dalam bagasi. Aku dan jisung berpamitan pada kakek dan nenek, kemudian masuk ke dalam mobil. Mobil pun melaju menuju stasiun, kakek dan nenek melambaikan tangan mengiringi keberangkatan kami berdua.
Keheningan pun terjadi di mobil, maupun aku atau jisung tidak ada yang memulai pembicaraan. Kami berdua sibuk dengan pikiran masing masing tentang kotak musik pemberian kakek dan nenek.
🎠🎠🎠
Tbc............
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Box [NCT]
Fiksi PenggemarKotak musik kayu pemberian nenek saat umurku 15 tahun itu tiba tiba berbunyi. Aku bingung kenapa kotak musik itu berbunyi padahal tidak ada yang memainkannya, sudah kedua kali kotak musik itu berbunyi di dalam lemariku. Tapi aku tidak berani menyent...