Bab 7

1.5K 131 64
                                    

Pagi yang cerah saat Jihyo membuka kedua matanya sudah di sambut oleh keluarga yang di rindukannya, "Apa aku sudah berada di surga? Atau aku sedang bermimpi di pagi hari?" ucap Jihyo tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Jihyo kesayangan Appa! Adakah yang sakit atau kau ingin Appa berbuat sesuatu" Siwon menggenggam tangan putri bungsu nya dengan lembut seolah barang yang mudah pecah.

"Kalian di sini" air mata merembes di kedua mata indah Jihyo saat menyaksikan semua keluarga nya tengah berkumpul di hadapannya.

Jihyo memandang satu persatu keluarga nya, inilah yang Jihyo impikan sejak dulu. Saat Jihyo sakit akan ada orang-orang yang menjenguk dan menunggunya sadar. Seolah beban rindu yang Jihyo derita selama ini terangkat hanya dengan melihat wajah khawatir mereka semua.

"Kenapa wajah kalian sedih seperti itu. Aku sudah tidak apa-apa. Jin Oppa merawat ku dengan sepenuh hatinya" riang Jihyo sambil tersenyum walau jujur badan nya sekarang sangat lemas bahkan pengelihatan mulai mengabur. Tapi Jihyo tetap bisa mengenali mereka.

"Setelah kau keluar dari rumah sakit. Kita akan segera menikah, jadi cepat lah sembuh" Jungkook yang di sebelah kiri Jihyo mengelus lembut kepala tunangannya itu.

Jihyo tak terlalu mendengar perkataan Jungkook karena sudah terlalu senang impiannya terwujud dengan keluarga nya berkumpul menemani nya.

"Kita semua akan pergi ke pantai sesuai apa yang kau inginkan" giliran Siwon yang mengucapkan keinginan Jihyo sejak dulu.

"Ya, ayo kita pergi ke pantai milik Appa. Di sana kita akan sepuasnya bermain air tanpa ada yang menganggu" Nickhun tak mau kalah dengan mengajak Jihyo pergi ke pulau pribadi milik keluarga Jeon.

"Apapun yang kau inginkan akan aku kabulkan" Namjoon berkata sambil menunduk tak berani memandang Jihyo. Jihyo tersenyum lembut saat sang kakak yang begitu kasar padanya bisa bersikap malu-malu seperti itu

Sedangkan Jisoo yang melihat semua orang memperhatikan sang adik hanya diam di pojok sofa tak mengeluarkan sepatah katapun.

"Emm.. dimana Eonni, Appa?" Jihyo tak menemukan keberadaan kakaknya karena tertutup dengan orang-orang yang berkumpul di sekitar ranjangnya.

"Aku di sini!" ucap Jisoo dengan lirih.

"Kemarilah Eonni! Aku sangat merindukanmu" Jungkook mengalah dan di gantikan Jisoo yang duduk sambil menggenggam tangan Jihyo.

Mereka semua yang berada di ruangan itu antusias dengan rencana-rencana yang akan mereka lakukan saat Jihyo di perbolehkan untuk pulang. Tapi mereka tak mengetahui nya jika ada seseorang yang sedang menahan sakit.

Jisoo yang mengetahui adik kembarnya sedang kesakitan akan mengucapkan sesuatu tapi Jihyo menggelengkan kepala pertanda melarang dan menggenggam tangan Jisoo dengan erat.

Detik itu juga suara detak jantung Jihyo mengalami penurunan derastis. Membuat semua orang menatapnya khawatir, Namjoon segera menghubungi sahabatnya untuk segera memeriksakan Jihyo.

"Siapkan alat kejut jantung." Jin menginterupsi beberapa dokter yang menangani Jihyo.

Suasana semakin tegang, Jungkook semakin mengernyit mendengar titah sang kakak kepada beberapa dokter yang ikut masuk ke dalam ruangan.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Dia baik-baik saja. Tidak mungkin kan..." Namjoon meracau entah apa yang ingin di katakannya. Semua orang menjadi tidak fokus dan disibukkan dengan kekhawatiran juga ketakutan masing-masing.

Terlihat beberapa kali Jin meletakan alat kejut jantung di dada Jihyo, namun nihil, kali ke lima Jin hanya bisa menggeleng pasrah.

Full Of Regret  ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang