EXTRA PART 2

3.3K 393 24
                                    

Mata Iqbaal mengerjap perlahan, lalu setelahnya terbuka sempurna. Lelaki itu menatap jam dinding yang tergantung diatas pintu kamar. Iqbaal mendesah, lama juga ia tidur.

"(Namakamu)."

Iqbaal mengernyit saat tak mendapati sahutan dari sang istri. Spontan ia meloncat dari kasur dan segera mencari keberadaan sang istri. Iqbaal mencoba mencari di kamar mandi dan balkon, tapi istrinya tak ada disana.

"Kalian melihat istriku?" tanya Iqbaal pada dua orang Bodyguard yang sedang berjaga.

Bodyguard itu menunduk sopan, "Nyonya sedang berada di dapur Tuan I." ucap salah satu Bodyguard.

Iqbaal menggertakan giginya, matanya terbuka tajam, "Dapur?" desisnya.

"I-iya Tuan I."

"KENAPA TIDAK ADA YANG MELARANG ISTRIKU?!" bentak Iqbaal marah.

"Maaf Tuan I, kami dan para pelayan sudah mencoba membujuk Nyonya tapi--" belum selesai Bodyguard itu menjelaskan, Iqbaal lebih dulu melenggang pergi untuk menemui istri nakalnya itu.

Beberapa Bodyguard dan maid yang melihat kehadiran sang majikan menunduk dengan wajah pucat pasi. Sudah mereka duga apa yang akan terjadi selanjutnya.

"(Namakamu)!" suara Iqbaal menggelegar memenuhi ruangan, membuat suasana tampak hening dan hanya suara keras lelaki itu lah yang terdengar.

(Namakamu) tersentak kaget. Jantungnya berdetak kencang. Ia memejamkan matanya untuk beberapa saat setelah itu membukanya kembali.

Koki yang masih berada di dapur dengan beberapa maid menatap (Namakamu) yabng sedang memberikan mereka kode. Nyonya mereka itu seperti menyuruh mereka untuk pergi. Tapi tidak mungkin mereka meninggalkan Nyonya-nya itu.

"Ck. Kalian pergilah." kata (Namakamu) sedikit kesal saat para koki dan maid itu tak kunjung pergi.

"Tapi Nyonya-"

"Pergilah." tegas wanita hamil itu sekali lagi, membuat koki dan beberapa maid itu mau tak mau undur diri.

Iqbaal masih diam dengan pandangan tajam nan menusuknya. Ia mengatur napasnya untuk menahan emosi saat melihat istrinya itu seakan tak memiliki salah sedikit pun dan malah menatapnya tenang.

"Berapa kali harus aku bilang jika kau tidak boleh menyentuh dapur!" bentak Iqbaal tajam. Terlihat sekali jika lelaki itu sangat marah sekarang.

(Namakamu) mengangkat bahunya acuh, "Hanya membantu." jawabnya santai yang membuat Iqbaal semakin tersulut.

Lelaki berwajah tampan itu mendekati sang istri, ia tak menyisakan jarak antara mereka. "JANGAN PERNAH MEMBANTAH UCAPANKU!" sekali lagi, sekali lagi laki laki itu membentak (Namakamu) dengan suara yang keras, membuat mata wanita itu berkaca kaca hanya karena hal spele.

"Ke-napa hiks?!" (Namakamu) mencoba melepaskan tangan Iqbaal yang melingkar manis dipinggangnya. Air matanya tak bisa ia bendung lagi. Hormon hamil membuat nya sangatlah cengeng. "Kenapa aku tidak boleh memasak hah?! Hiks aku juga mau masak.. Kenapa kau selalu melarangku Iqbaal, kenapa?!" teriak (Namakamu) kencang tanpa rasa takut sedikit pun.

"(Namakamu).." desis Iqbaal dengan suara melemah.

"Aku tidak mau melihatmu!" ujar (Namakamu) sebelum melenggang pergi meninggalkan Iqbaal yang hanya menghela napasnya.

Pemilikmu (IDR)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang