01: met

236 23 1
                                    

"The bad gurl

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"The bad gurl."

-

"Maaf ya Beomgyu, tapi gue bosen sama lo. Jadi kita putus aja ya." Gadis itu melepaskan genggamannya.

Tatapan Beomgyu yang semula lembut berubah menjadi tajam, "Ha? Kamu bercanda kan sayang?"

"Lo tau kan gue gak suka bercanda?!" Ucap Ryujin tajam.

"Tapi aku sayang banget sama kamu."

"Gue gak peduli pokoknya hari kita putus," ucap Ryujin final.

Ryujin lalu berjalan meninggalkan Beomgyu sendirian yang sudah hampir menangis dimeja bar itu. Ryujin bergabung bersama teman lagi.

"Lo gak bosen apa gini terus?"

Ryujin meneguk minuman Yeji dengan santai, "gini terus gimana?"

"Ga usah pura-pura bego deh. Tadi lo gimana sama Beomgyu? Gue kira lo sama Beomgyu udah serius karena rekor satu bulan lo belom mutusin," kata Yeji sambil geregetan sendiri.

"Keasikan gue jadi lupa mutusin, untung kemaren Chaeryong ngingetin gue," ucap Ryujin sambil tertawa sumbang.

"Beomgyu kurang apa sih anjir udah ganteng, ketua tim basket, anak orang kaya, royal banget lagi sama lo, lo minta beliin mobil juga tu anak langsung beliin pasti."

"Lo gak inget mantan gue memang rata-rata kayak gitu semua?" Ucap Ryujin.

Yeji hanya menghela nafas dan tidak membalas ucapan Ryujin. Ryujin mengambil sebatang rokok dari tasnya, menghidupkannya lalu menghisapnya dalam-dalam sambil menatap sekeliling.

Kalau boleh jujur sebenarnya Ryujin sudah bosan dengan semua yang ia lakukan. Ia mulai bingung apa yang sebenarnya ia cari. Ryujin pikir mungkin ia harus mulai berubah, terbukti dari Beomgyu yang baru ia putuskan setelah satu bulan. Tapi nyatanya Ryujin belum bisa, ia muak.

Ryujin menatap sekelilingnya satu persatu, dan semua tampak sangat membosankan. Tapi tiba-tiba saja tatapan Ryujin berhenti, gadis itu menaikan satu alisnya. Entah magnet apa yang menarik atensinya pada satu objek yang berada dimeja bar pemesanan itu.

"mau sampe kapan sih, Ryu?" Tanya Yeji tiba-tiba. Ia sudah mulai lelah dengan sikap sahabatnya itu, ia ingin Ryujin mendapatkan yang lebih baik.

Ryujin tidak menjawab pertanyaan Yeji, ia sibuk menatap lelaki berjaket hitam yang sukses menarik atensinya tersebut. Tatapannya yang dingin sukses menarik perhatian Ryujin.

Ryujin tersenyum miring, "Sampe gue dapetin dia."

Gadis itu lalu melangkah dengan semangat mendekati lelaki yang berhasil menarik perhatiannya tersebut. Meninggalkan Yeji yang sudah mengumpat dibelakang sana.

Ryujin duduk tepat disebelah lelaki tersebut, "Whiskeynya satu."

Lelaki itu sesaat menatap Ryujin lalu mengalihkan atensinya kembali.

Ryujin melirik minuman pesanan lelaki itu, "Kuat minum alkohol?"

Lelaki itu hanya melirik Ryujin sekilas.

Ryujin mengangkat satu alisnya, semakin tertantang dengan lelaki itu, "hey gue nanya nih."

"Lo nanya gue?" Kata lelaki itu tanpa berniat menengok sedikit pun.

"Yaiyalah yang duduk disini kan cuma gue sama lo," kata Ryujin sewot.

"Lumayan," lelaki itu menjawab pertanyaan Ryujin tadi sambil meneguk minumannya pelan.

Ryujin mengangguk sekilas, "baru pertama kali kesini?"

Lelaki itu melirik Ryujin, "gue nunggu temen."

"Pantesan baru pertama kali liat."

Minuman Ryujin datang, gadis itu lalu meminum minumannya sedikit. Tiba-tiba saja Parfum lelaki itu tercium dihidung Ryujin, membuat Ryujin terpaku.

Ryujin sudah beribu kali bertemu jenis lelaki yang berbeda-beda, hanya dengan mencium parfume, melihat tingkah laku, cara berpakaian, minuman yang ia pesan, cara ia duduk Ryujin bisa mengetahuinya. Dan parfum yang ia baru saja cium ini sangat jarang ia temukan, bukan bau parfum cowok brengsek yang menyengat ataupun bau buah-buahan yang ia benci, ini bau yang Ryujin suka.

Ryujin menatap lelaki itu dalam. Rambut acak-acakkan yang Ryujin yakin karena tertiup angin malam dan jaket hitam dengan kaos putih didalamnya berhasil menyita atensi Ryujin untuk beberapa saat.

Lelaki itu yang menyadari dirinya sedang dipandangi pun menatap Ryujin balik. Bohong kalau lelaki itu tidak terpikat oleh pesona Ryujin, lelaki itu sempat tertegun beberapa saat sampai ia sadar dan menatap Ryujin tajam. Ryujin yang menyadarinya pun langsung mengalihkan tatapannya asal.

Sebenarnya ini bukan lah Ryujin 'banget' karena Ryujin sangat lah handal dalam hal seperti ini, dia akan menguasai lawan bicaranya dan membuatnya jatuh dalam pesonanya tapi untuk kali ini entah kenapa Ryujin merasa sangat noob.

"Lo anak sini?" Tanya Ryujin.

"Engga."

"Terus?"

"Kayaknya lo sama gue gak cukup deket deh sampe bisa saling tuker informasi pribadi," jawab lelaki itu sambil menatap Ryujin tajam.

Ryujin tersenyum miring, "ya kalo gitu tinggal dideketin kan."

Tatapan datar lelaki itu semakin membuat Ryujin semangat. Ryujin mengulurkan tangannya, "ryu—"

"Hyunjin!"

Lelaki itu menengok, Ryujin pun nengikutinya.

"Sorry, sorry tadi macet ba— eh Ryujin."

Ryujin menaikkan satu alisnya sambil tersenyum senang, "hai, lix."

"Lho lo kenal sama Hyunjin?" Tanya Felix dengan senyum tiga jarinya. Entah mengapa lelaki itu langsung sumringah saat melihat Ryujin.

"Engga, tadi ngobrol dikit aja," jawab Ryujin.

Lelaki yang bernama Hyunjin itu lalu berdiri, "udah lah ayo cabut, keburu si Han bacot."

Felix menatap Hyunjin malas, "bentar dulu napa gue pengen duduk-duduk dulu."

Ryujin tersenyum menatap Felix, Felix yang di senyumi rasanya ingin mati ditempat.

"Lama lo anjir, udah ayo." Hyunjin lalu menarik Felix paksa.

Felix terlihat tidak ikhlas ingin meninggalkan Ryujin, "Yaudah gue duluan ya, Ryu."

"Yoi," jawab Ryujin santai.

Ryujin pun menatap kepergian dua lelaki itu dengan senyum miring, "oh namanya Hyunjin."

Playgirl | RyujinWhere stories live. Discover now