Enam

1K 116 4
                                    

Beberapa bulan kemudian...

"Benar dugaanku. Aku hamil. Bagaimana ini? Apa aku harus memberitahu Jongin? Dia pasti bahagia, tapi..." Ucap Sehun pada dirinya sendiri. Beberapa saat yang lalu ia baru saja melakukan tes urine menggunakan beberapa buah testpack dan hasilnya sama, sama-sama menunjukkan dua garis biru. Karena selama beberapa bulan ini ia baru ingat bahwa ia tidak mensturasi dan beberapa hari terakhir ini ia mengalami mual muntah di pagi hari.

"Tidak. Aku tidak bisa memberitahu Jongin sekarang tentang kehamilanku ini, dia pasti akan langsung membawaku ke rumahnya dan menikahiku tanpa persetujuanku sendiri. Terlebih dia pasti akan mengingkari janjinya untuk menikahiku setelah kedua putrinya setuju." Gumam Sehun dengan bingung. Ia menghela nafasnya, tiba-tiba ia merasa mual dan kembali muntah.

Untunglah Sehun masih di apartemennya dan Jongin tak menginap. Pria itu pasti akan curiga jika mengetahui dirinya mengalami mual muntah tanpa sebab.

"Maaf sayang. Ibu terpaksa merahasikan kehadiranmu dari ayahmu." Ucap Sehun sambil mengelus perutnya yang terasa sedikit membesar. Ia memperkirakan usia kandungannya sudah lebih dari 3 bulan, namun baru diketahui sekarang.

"Sayang.." Sehun tanpa sengaja menjatuhkan testpack ditangannya saat mendengar suara Jongin dari arah ruang tamu. Pria itu sudah datang menjemputnya, mereka biasa berangkat dan pulang bekerja bersama.

"A..aku di kamar mandi, Sayang." Teriak Sehun dengan gugup lalu memungut testpack yang terjatuh dilantai kamar mandi, ia kalang kabut berusaha menyembunyikan benda itu agar tidak diketahui oleh Jongin.

"Sayang, apa yang sedang kau lakukan?" Alangkah terkejutnya Sehun saat Jongin masuk ke dalam kamar mandi saat ia sedang berusaha menyembunyikan testpacknya.

"Astaga! Kau membuatku terkejut." Sehun mengusap dadanya, syukurlah benda itu sudah berhasil ia sembunyikan dengan aman.

"Kenapa kau sangat terkejut, Sayang? Aku sudah biasa 'kan masuk ke dalam kamar mandi bahkan saat kau sedang mandi sekalipun?" Jongin terkekeh, ia mendekati Sehun yang terlihat tegang.

"Ada apa, Sayang? Kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku, hm?"

"Tidak!" Sehun menjawab dengan lantang saking gugupnya, Jongin mengerutkan keningnya karena reaksi berlebihan dari kekasihnya.

"Maksudku.. mana mungkin aku menyembunyikan sesuatu darimu, aku bahkan tak bisa berbohong padamu 'kan?" Sehun tersenyum namun terlihat kaku.

"Tapi saat ini kau sedang berbohong, Sayang." Ucap Jongin dengan rendah, Sehun menahan nafasnya dan tak berani menatap pria itu. Ya ampun, Apa aku memang harus berkata jujur padanya sekarang? Gumam Sehun dalam hatinya dengan gusar.

"Kau sakit? Wajahmu pucat, Sayang." Jongin menangkup pipi Sehun.

"Aku..."

Kenapa tidak memberitahuku jika kau sakit, hm? Kenapa harus berbohong?" Sehun menatap Jongin, pria itu berpikir dirinya berbohong untuk menutupi sakitnya. Ah syukurlah, Sehun bersyukur dalam hatinya.

"Aku hanya merasa kepalaku sakit. Jika aku memberitahumu kau akan sangat khawatir dan bertindak berlebihan seperti waktu itu, maafkan aku." Sehun menarik sudut bibirnya membentuk senyuman manis.

"Kau pikir aku akan diam saja saat terjadi sesuatu pada orang yang kucintai, hm?" Jongin mengecup bibir Sehun dengan lembut.

"Kau sangat mencintaiku ya?"

We Found Love | KaiHun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang