Delapan

1.6K 129 11
                                    

"Ayo masuk..."

"Tapi, Jongin..."

"Jangan khawatir, ada aku disini. Kau tidak perlu takut, Sayang. Walau bagaimanapun juga mereka berhak mengetahui kehamilanmu karena kau mengandung anakku, adik mereka juga." Jongin mengajak Sehun masuk ke dalam rumahnya, tangannya tak pernah lepas menggenggam tangan Sehun.

Sejak awal Sehun memang ragu untuk datang ke rumah Jongin, namun pria itu menyakinkan dirinya.

"Jisoo.. Jennie.. ayah pulang." Jongin berteriak memanggil anak-anaknya. Sehun semakin berdebar, ia takut melihat reaksi anak-anak Jongin.

"Duduklah, kau pasti lelah." Jongin mengajak Sehun untuk duduk di sofa ruang keluarga.

"Ayah..." Jongin menoleh saat mendengar suara anak-anaknya. Keduanya berlarian menuruni tangga rumah.

"Kau... disini?" Jennie dan Jisoo menatap Sehun yang hendak duduk di sofa. Kedua gadis itu cukup terkejut, karena sudah beberapa bulan terakhir ini mereka tidak pernah melihat Sehun datang ke rumah.

"Ya, ayah yang mengajak Sehun ke rumah kita." Jongin yang menjawab.

"Astaga! Jennie..." Gumam Jisoo pelan disamping Jennie dengan pandangan mata mengarah ke perut Sehun. Jennie mengikuti pandangan kakaknya.

"Mulai sekarang Sehun akan tinggal di rumah kita."

"Apa?!" Jennie langsung menyela.

"Ya. Karena harus kalian ketahui bahwa saat ini Sehun sedang mengandung anak ayah, itu berarti bayi yang dikandung Sehun adalah adik kalian juga."

"Omong kosong!" Jennie kembali menyela dengan kasar.

"Itu kenyataannya. Dan kalian harus menerimanya. Mau tidak mau." Ucap Jongin dengan tegas. Wajahnya terlihat tenang.

"Ayah sudah tahu bahwa kami tidak suka ayah berhubungan dengan Sehun dan sekarang ayah malah memberi kabar bahwa Sehun hamil? Kenapa ayah tidak mengerti perasaan kami?" Jisoo menatap kecewa Jongin.

"Aku tahu sekarang. Kau sengaja 'kan membuat dirimu hamil agar bisa dengan mudah masuk ke rumah kami hah?! Setelah usahamu gagal sekarang kau membuat rencana lain? Kau sungguh pintar, Sehun. Anak siapa itu hah?! Ayahku tidak mungkin melakukannya!" Seperti biasa, Jennie akan selalu berkata kasar pada Sehun.

"Jennie, tutup mulutmu! Tega sekali kau mengatakannya? Sehun mengandung anak ayah! Ayah sangat yakin karena hanya ayah seorang yang melakukannya. Jangan karena kau tidak menyukai Sehun sehingga kau bebas mengatakan apapun padanya!" Jongin membentak Jennie. Jisoo menahan adiknya yang hendak melawan.

"Maaf, tapi ayah sudah tidak bisa lagi menunggu kalian memberi izin ayah untuk menikahi Sehun. Sekarang keadaannya sudah berubah, bayi dikandungan Sehun sangat membutuhkan ayah."

"Tapi kami juga membutuhkan ayah." Sahut Jisoo dengan mata berkaca-kaca.

"Ayah akan selalu ada untuk kalian, Jisoo. Kenapa kalian harus takut?"

"Karena ayah sangat mencintai Sehun, ayah bahkan tidak mencintai ibu sedalam itu. Kami takut. Apalagi sekarang Sehun sedang mengandung anak ayah dan kami merasa semakin takut jika suatu hari nanti ayah tak peduli lagi pada kami." Jisoo menangis. Ia meluapkan kegundahan hatinya yang selama ini ditahannya.

Jongin dan Sehun terdiam saling menatap setelah mendengar ucapan Jisoo...

"Kenapa kau bicara seperti itu, nak? Kau dan Jennie adalah anak-anak ayah, jadi mana mungkin ayah tidak akan peduli lagi pada kalian berdua. Ayah tetaplah seorang ayah yang akan selalu mencintai anak-anaknya, percayalah. Semuanya tak akan berubah walaupun Sehun sudah menjadi istri ayah dan melahirkan anak ayah." Jongin mencoba memberi pengertian pada kedua putrinya.

We Found Love | KaiHun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang