Tujuh

1K 109 0
                                    

"Sayang, jangan marah. Aku hanya berusaha untuk jujur." Jongin kembali mendekati Sehun.

"Aku tidak marah. Aku justru senang karena kau tidak berusaha untuk membohongiku." Sehun tersenyum kaku, ia masih terkejut karena Jongin tiba-tiba menyentuh perutnya.

"Kau semakin cantik dan menggemaskan. Aku sangat menyukainya." Jongin tersenyum lalu mengecup bibir Sehun.

"Kau mandilah. Aku akan membuat sarapan."

"Baiklah, Sayang. Aku mandi dulu."

~

Bahkan sampai usia kandungan Sehun menginjak 5 bulan pun Jongin masih belum mengetahui kebenarannya dan Sehun masih tetap merahasiakannya walau harus hidup tak tenang karena menyembunyikan sesuatu sebesar itu dari kekasih yang sangat mempercayainya.

Sehun terus berdoa agar Tuhan meluluhkan hati kedua putri Jongin dan bersedia menerima dirinya, rasanya ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan kehamilannya lebih lama lagi dari Jongin. Semakin hari perutnya semakin membesar dan ia tak akan bisa lagi memberikan alasan yang masuk akal pada pria itu, Jongin bahkan mulai curiga.

Bentuk perut Sehun tidak seperti orang dengan kelebihan berat badan kebanyakan, lebih kepada seseorang yang sedang mengandung. Jongin pernah satu kali bercanda, namun candaannya justru berdampak lain bagi Sehun dan itu semakin membuatnya merasa bersalah.

"Apa yang sedang kau cari, Sayang?" Suara berat Jongin mengejutkan Sehun yang sedang sibuk mencari pakaian kerja yang pas untuknya kenakan hari ini.

"Astaga! Jongin, kau membuatku terkejut. Kapan kau datang?" Ucap Sehun dengan raut wajah terkejut setelah ia menoleh kebelakang, Jongin sudah berada dibelakangnya entah sejak kapan.

"Baru saja aku datang. Maaf membuatmu terkejut." Sahut Jongin sambil menatap Sehun dalam-dalam. Sehun terdiam, Jongin biasanya akan berteriak memanggilnya saat datang tapi kali ini pria itu datang tanpa suara bahkan sudah ada dibelakangnya. Membuat Sehun terkejut saja.

"Tidak apa-apa. Tapi kenapa kau datang sepagi ini? Ini bahkan masih pukul 6.30 pagi." Sambil bicara Sehun mengambil salah satu pakaiannya untuk menghalangi perutnya yang terlihat besar dibalik handuk yang dikenakannya untuk menutupinya dari pandangan Jongin yang sejak datang terus mencuri pandang kearahnya lebih tepatnya kearah perutnya.

"Aku sengaja, Sayang. Ingin sarapan disini bersamamu." Jongin mengelus lengan Sehun.

"Kau tidak sarapan bersama kedua putrimu?" Sehun bingung, biasanya Jongin akan selalu sarapan bersama anak-anaknya jika bukan akhir pekan.

"Tidak. Hari ini aku ingin sarapan disini bersamamu, saat kutinggalkan mereka masih tidur." Jawab Jongin.

"Baiklah. Aku akan ke kamar mandi dulu."

"Untuk apa? Bukankah kau sudah mandi?"

"A..aku ingin memakai pakaianku."

"Kenapa tidak disini saja, Sayang? Kupikir akhir-akhir ini kau sangat tertutup padaku."

"K..kenapa kau bicara seperti itu, Jongin? Tidak ada yang kututupi darimu." Sehun berdalih, ia bahkan tak mampu menatap Jongin. Kedua tangannya tanpa sadar meremas pakaian ditangannya.

"Yasudah, pergilah. Aku akan menunggumu di meja makan." Sahut Jongin dengan pelan. Tatapannya terus mengarah pada Sehun yang tanpa banyak bicara lagi langsung melangkah menuju kamar mandi.

Jongin menatap Sehun dengan pandangan yang sulit diartikan...

"Sudah selesai?" Jongin menatap Sehun yang baru keluar dari kamarnya. Ia memperhatikan penampilan Sehun yang mengenakan pakaian kerja yang dibalut sebuah mantel tebal dan berukuran besar, ia pikir kenapa Sehun harus memakai pakaian setebal itu dalam cuaca yang panas? Sikap Sehun itu membuat Jongin semakin menaruh rasa curiga padanya.

We Found Love | KaiHun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang