Ke-tujuh pemuda itu terus berjalan perlahan dengan waspada. Mark di depan terus mengamati keadaan sekitar dengan jantung yang berdebar-debar. Sungguh, seumur hidupnya, baru kali ini pemuda itu merasa sangat tidak aman.
'SREEKK!'
Ke-tujuh pemuda itu serentak langsung menoleh untuk melihat apa yang terjadi dari sumber suara itu. Mereka jadi lebih waspada ketika tak menemukan apapun disekitar sana.
"Jalan saja, kak. Ada aku di belakang," ujar Jaemin. Well, justru itu yang sangat Mark khawatirkan. Dilihat dari segi manapun, Jaemin itu sangat kurus. Maaf, tapi apakah anak itu cukup kuat? Kenapa tidak Jeno saja yang disuruh oleh kak Winwin? Padahal Jeno terlihat jauh lebih bugar, bahkan jika dibandingkan dirinya sendiri.
"Kamu sebaiknya menjaga dirimu sendiri, Jaemin. Jangan ragu untuk berteriak jika kamu merasakan bahaya," ujar Mark menasehati. Jaemin hanya berguman sebagai jawaban.
"Aku tau kakak khawatir karena Jaemin tak tampak sebugar Jeno. Tapi aku yakin, kak Winwin pasti punya alasan kenapa memilih dia," Mark hanya bisa menghela napas sambil mengangguk kecil setelah mendengar perkataan Haechan.
.
Disisi lain, WayV sebagai satu-satunya yang berada di ruang NCT, hanya diam. Tentu karena masing-masing dari mereka tengah berdo'a seserius mungkin di dalam hati. Memohon pada Tuhan agar 127 baik-baik saja sampai kembali ke ruangan ini. Pun dengan dreamies yang harus baik-baik saja dan segera kembali. Sampai akhirnya, Kun yang sudah tidak tahan memilih untuk menyuarakan suaranya.
"Win, kamu tau posisi belakang adalah yang paling berbahaya, benar?" Ujarnya memecah keneningan. Winwin yang ditanyai langsung menoleh. Mengangguk samar sebagai jawaban.
Kun menghela napas. Seakan tak habis pikir dengan pola pikir anak ini, "kamu tau dan kamu memilih Jaemin untuk itu? Kupikir, Jeno atau Haechan jauh terlihat lebih kuat," ganti Winwin yang menghela napas.
"Dia berbeda, kak. Jangan meremehkan dia. Aku tau, 'SM ENT' harus benar-benar waspada pada anak itu."
Kun tentu tau jika Winwin sangat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Mengingat Winwin yang tak pernah salah dalam setiap tindakannya. Bahkan agensi sialan ini sudah sangat mewaspadai Winwin. Dan baik 127 maupun WayV-pun sama-sama sangat menyadari bahwa agensi sialan ini tengah berusaha keras untuk menyingkirkan pemuda China itu. Bagaimanapun caranya. Karena mereka tau, dengan masih adanya Winwin, maka rencana mereka tidak akan pernah terwujud sampai kapanpun.
.
Mark tengah menatap bingung sekitarnya. Pemuda itu sangat-sangat yakin bahwa mereka sudah melewati jalan ini sebelumnya. Apa mereka tersesat?
"Kurasa ada yang tidak beres dengan tempat ini, kak." Mark menoleh linglung. Membenarkan ucapan Chenle dengan deheman.
"A-apa kita tersesat, kak? Sungguh, aku sangat takut sekarang,"
"Tidak apa-apa, Jisung. Kakak menjagamu disini," ujar Jeno menenangkan Jisung yang sangat terlihat ketakutan itu.
Sementara mereka semua memandangi sekitar, tiba-tiba Chenle menoleh kebelakang, "kak, kurasa harusnya kita tidak tersesat. Aku sangat yakin karena dulu aku suka menjelajah hutan." Ujarnya. Entah kepada Renjun atau Jaemin yang ada di belakang pemuda itu. Renjun mengangguk menyetujui ucapan Chenle. Pun dengan Jaemin yang turut menganggukkan kepalanya.
Mark kembali mengedarkan pandangan. Ia sangat yakin dengan arah yang dipilihnya. Walaupun Mark tidak tau apakah arah yang dipilihnya akan membawanya keluar dari tempat mengerikan ini, tapi Mark sangat yakin bahwa seharusnya mereka tidak tersesat seperti ini.
"Kak Mark," Mark menoleh, memandang Jaemin dibelakang sana dengan tatapan bertanya, "kurasa aku mulai mengerti sesuatu."
"Maksudmu?" Itu Haechan yang bertanya.
"Coba perhatikan lagi dengan jeli. Aku sangat yakin bahwa di tempat sebelumnya tidak ada batu itu. Kurasa mereka sengaja membuat tempat ini begitu mirip untuk mengecoh kita."
Bagaimana mungkin anak itu bisa ingat? Pikir Mark. Mark tidak melihat sekeliling saat berjalan tadi. Jadi ia tak tau yang dikatan Jaemin itu benar atau tidak. Tapi entah kenapa ia bisa percaya begitu saja pada pemuda bersurai cokelat tersebut.
"Kak, kurasa tempat ini bukan hutan. Tapi labirin. Aku tidak tau apa yang ada di dalam sini. Jadi kuharap semua pandai-pandai menjaga diri. Dan saling kompak saja," Renjun menjeda kalimatnya sejenak, "sekarang ayo lanjutkan perjalanan lagi," lanjutnya. Mark mengangguk, kemudian kembali melanjutkan jalan
.
Suara pintu terbuka membuat WayV langsung menoleh untuk melihat siapa yang datang. Dan rupanya 127 yang datang. Winwin langsung berdiri dan memeluk mereka satu-persatu.
"Dimana dreamies?" Tanya Johnny, si pemuda yang mengatai Mark ambisius dan tak bisa menahan nafsu, setelah mengamati sekitarnya.
"Mereka memanggilnya 2 hari yang lalu," Kun yang menjawab. Demi apapun, 127 sangat terkejut. Maksud mereka, dreamies masihlah bocah-bocah labil yang mungkin saja bisa bertengkar saat di dalam sana. Bagaimana jika mereka terpisah nanti?
Taeyong mengusap wajahnya kasar. Tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan bocah-bocah itu di dalam sana. Dulu, saat mereka pertama kali datang, setidaknya Winwin ada bersama mereka. Pemuda istimewa yang berhasil menuntun mereka agar selamat.
Pemuda itu lalu menatap Winwin serius, "mereka akan baik-baik saja, kan win?" Tanyanya. Winwin menghela napas lesu. Pemuda itu bukanlah seorang yang tau segalanya. Jadi tidak mungkin ia mengetahui soal hal-hal seperti itu.
"Harusnya begitu. Tapi aku tak bisa menjaminnya, kak. Mark tidak sehebat itu untuk segera tanggap." Jawabnya.
"Kau bilang anak terakhir itu patut diwaspadai, win." Kun menambahkan. Dan Winwin seakan mendapat pencerahan. Benar juga.
"Maksudnya?" Taeyong kembali bertanya. Wajahnya tampak sekali kebingungan dengan maksud perkataan Kun tadi.
"Jaemin. Seharusnya anak itu bisa membawa mereka keluar dan menjaga mereka tetap utuh."
"Jika mereka tidak menyadarinya,"
."Tuan, kurasa anak terakhir itu cukup jeli juga. Anda seharusnya ingat bagaimana Sicheng dulu, benar?" Sang Tuan tersenyum sinis. Tentu tanpa diberitahupun, ia pasti sudah tau dan mengingat hal yang membuat rencananya berantakan itu.
Peran anak itu, sama persis dengan peran Winwin di 127 dulu. Dan Mark, sama persis dengan Johnny saat awal-awal masuk ke tempat itu.
Jika dilihat sekilas, Mark tidak akan berbahaya untuk kelancaran rencana mereka. Tapi tentu, mereka tidak akan mengambil tindakan yang gegabah. Mark pemimpin yang baik. Dan anak terakhir itu adalah cukup cerdik sebagai seorang sandera. Mereka harus dipisah. Tidak boleh dibiarkan bersama. Atau rencana yang sudah mereka susun sebegitunya, akan kembali hancur. Seperti dulu.
"Kirimkan makhluk itu pada mereka. Pastikan mereka berpisah, dan buat makhluk itu menghabisi anak terakhir itu dengan segera."
"Hanya anak terakhir, tuan? Bukankah seharusnya ia dikecualikan?" Sang Tuan terkekeh kecil.
"Cukup ikuti saja perintahlu. Hanya anak itu yang cukup membahayakanku. Lagipula, aku yakin Mark bisa memimpin adik-adiknya itu dengan baik."
.
.
.Ku ingin menghela napas dulu panjang-panjang. Jadi kuputuskan untuk................................menjadikan MarkMin sebagai center..yey!! Oiya. Ditambah Winwin yang sangat kurindukan kehadirannya di 127. Dan maybe Johnny? sang tertinggi tercinta kita semua.
Stay save. Stay healthy.
#DiRumahAja
![](https://img.wattpad.com/cover/221677923-288-k399426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Survive : Overleve
RandomMark harus menjadi kuat untuk memimpin adik-adiknya. Apakah 7dreamies akan berhasil melewati tantangan yang ada dan keluar dari tempat mengerikan ini?