=>Pertemuan itu takdir kita<=
Sudah sebulan setelah Abra bertemu dengan Ava dan janji untuk datang ke Cafe pun belum dia penuhi. Bukan tidak ingin tapi pekerjaan sangat menyita waktunya. Bahkan hanya sekedar mampir pun tidak bisa.
Baru dua hari yang lalu ia pulang dari luar kota dan saat pulang Anji tidak membiarkannya meninggalkan kantor sebelum ia memeriksa semua laporan.
Mungkin Ava telah lupa dengan nya, jadi sebelum dirinya benar-benar di lupakan, hari ini ia akan menemuai Ava di Cafe. Persetan dengan kepulangan Si Jones hari ini, ia bisa menemui nya kapanpun.
*****
“ AVA!” ah Abra terlalu bersemangat saat melihat Ava yang baru datang. Hampir semua pengujung Cafe menoleh ke arahnya termaksud Anya.
Anya mengernyit bingung. Berfikir. Apakah lelaki yang berteriak itu memanggil dirinya. Anya menunjuk dirinya saat lelaki itu melambaikan tangan entah pada siapa. Melihat lelaki itu menganggu dan terus tersenyum padanya, Anya berjalan mendekat kearah meja lelaki itu.
“ anda memanggil saya?” tanya Anya
“ya. Kau tidak mengingat ku” jawab lelaki itu, Abra.
“apa kita saling kenal?”
“apa kau lupa padaku?” bukan menjawab abra malah mengajukan pertanyaan.
“Emm.. mungkin”
“ aku yang kira-kira sebulan lalu penah mengambil hp ke rumah mu”
Anya tampak berfikir. Berusaha mengingat akan lelaki di depan nya.
“Ah kau playboy-“
“Upss. Maaf” Anya tersenyum malu sambil sesekali memuku mulutnya
“hehe tidak apa. Mungkin kesan pertama memang seperti itu” Abra tertawa canggung. Benarkan. Dirinya di anggap Playboy.
“ehm. Aku belum sempat memperkenalkan diri. Aku Abra” berusaha mengalihkan pembicaraan. Abra mengulurkan tangannya yang di sambut oleh Anya.
“saya Anya”
“ Boleh ku panggil Ava saja?” yang diangguki Anya.
“aku sebenarnya ingin mengajak mu makan siang tetapi aku harus pergi sekarang” kata Abra dan kembali Anya mengangguk.
Abra mengambil Hp dan jasnya. “aku akan menghubungi mu untuk lunch bareng. Aku pergi”
Anya melongo. Bagaimana tidak, Abra mengusap rambutnya saat melewatinya. Dasar Playboy gila. kesal Anya. Padahal dari tadi dia diam hanya agar lelaki itu tau diri kalau dia tidak menyukainya. Bahkan lelaki itu mengajaknya makan siang bersama. Anya menggeleng pelan. Lebih baik dia bekerja.
..........
“ santai sih Bra. Gak usah manyun”
Abra melempar tatapan sinisnya pada Steve. Bagaimana tidak kesal, dia telah menunggu selama hampir tiga jam supaya bisa bertemu kembali dengan Ava dan saat akan pergi Ava baru datang. Bukan kesal pada Ava tapi pada Steve karena dia terlanjur berjanji untuk makan siang bersama Ian serta Arman dan janji pria harus di tepati.
Abra semakin kesal melihat Ian,Steve dan Tasya adik Arman yang kebetulan ikut ke apartemen Steve sedang tertawa entah karena apa dan jangan lupakan Arman dengan Hpnya yang tetap diam. Jika di suruh memilih, ia lebih memilih berada di Cafe dimana ia bisa melihat raut bingung dan senyum malu-malu Ava yang menggemaskan.
“ kenapa sih lo gak istirahat dulu. Emang lo gak capek?” tanya Abra setengah kesal
“Wah Bra, lo perhatian sama gue?” Steve tersenyum mengejek
KAMU SEDANG MEMBACA
SINGLE MOTHER
Romance"Aku hidup untuk anak-anak ku" Avanya Syafiq "Kamu bisa menjadikan ku suami atau ayah anak-anak mu" Abraham Putra Nugroho. Yang Abra tidak tau ialah anak-anak Anya telah dewasa. Dua manusia beda usia, beda kepribadian, dan kehidupan yang bersinggung...