Rival ▪ 3

71 20 1
                                    

Kihyun menatap Hyungwon tajam, saat pria Chae itu meletakkan beberapa lembar kertas diatas meja Kihyun.

"Kita harus membuat uraian tentang tempat bersejarah, aku sudah memilih beberapa. Kau...bisa memutuskan objek mana yang harus kita teliti untuk tugas kita." Jelas Hyungwon membalas tatapan tajam Kihyun padanya.

"Aku tak perduli dengan tugas ini." Kihyun bangkit dari duduknya, dan bersiap pergi.

"Sosaengnim akan memberi kita nilai gagal kalau kita tak mengerjakannya. Dan itu akan mempengaruhi nilai akhirmu." Ucapan Hyungwon menahan gerakan kaki Kihyun.

Pria mungil itu mendengus kesal, kemudian nampak kembali menatap tajam Hyungwon.

"Kalau begitu kita kerjakan saja masing-masing, dan mengumpulkan masing-masing." Final Kihyun yang disambut gelengan pelan Hyungwon.

"Ini kerja kelompok." Tukas si jangkung kemudian.

"Aku tahu, apa kau pikir aku ini bodoh dan tuli? Aku dengar semua intruksi sosaengnim kemarin." Dengan nada kesal, Kihyun membalas.

"Kalau kau tahu, maka kita akan mengerjakan berdua. Suka atau tidak, setuju atau tidak kita harus menyelesaikan ini bersama. Aku tunggu kau di perpustakaan kota pulang sekolah. Kita akan mulai penelitiannya disana." Hyungwon beranjak setelah menyelesaikan kalimat panjangnya itu, membuat Kihyun yang mendengar kata-kata itu sebagai perintah merasa semakin kesal.

"Dia pikir dia siapa, berani sekali memberi perintah padaku." Kihyun memukul leher belakangnya, bersama tatapan yang mengantar kepergian Hyungwon meninggalkan kelasnya.

°•°•°•°

Menatap bangunan megah dimana Hyungwon ada didalamnya, Kihyun nampak menghela nafas kasar. Jemari buntalnya bahkan sudah meremat tali ranselnya, karena pertarungan antara ego dan pikirannya. Untuk beberapa waktu Kihyun hanya berdiri menatap gedung megah tersebut. Nampak enggan melangkahkan kakinya kedalam gedung dimana sosok Hyungwon menunggu.

"Brengsek sialan, ini pertama dan terakhir kalinya aku menuruti perintahmu." Dengan berat hati, Kihyun menyingkirkan egonya. Karena dia tahu jika dia  mempertahankan ego yang meninggikan harga dirinya, tak akan membuat Kihyun mendapat nilai tinggi. Karena itu dengan gerakan kaki berat, Kihyun memutuskan melangkah masuk kedalam gedung perpustakaan.

Mengedarkan pandangan sesaat ketika sudah tiba didalam gedung, Kihyun segera melayangkan tatapan tajam pada sosok jangkung yang sedang fokus dengan buku dihadapannya. Kembali menggela nafas kasar, dengan langkah sedikit disentak Kihyun menghampiri sosok yang memang sedang menunggunya.

Pria mungil itu hanya berdiri dihadapan Hyungwon ketika sudah ada dimeja dimana si jangkung berada. Membuat sosok yang semula fokus dengan bukunya, segera mengadah menatap Kihyun yang masih berdiri seraya menatap tajam padanya.

"Hanya akan berdiri saja?" Dengan wajah datar, Hyungwon berujar menggunakan suara rendah.

Bersumpah demi apapun, Kihyun ingin sekali melempar wajah tampan Hyungwon dengan tas ranselnya. Tapi itu hanya akan berakhir dengan keributan. Sehingga Kihyun memutuskan mengeser kursi kasar dan duduk dengan wajah kesal.

"Universitas Sungkyukwan, ayo kita teliti tempat ini." Tepat setelah Kihyun duduk, Hyungwon membuat keputusan untuk tugas mereka.

"HEY!!" Semua pandangan segera mengarah pada Kihyun, karena suara keras pria bertubuh mungil itu.

Mengedarkan pandangannya sesaat, dan bangkit untuk membungkuk seraya meminta maaf. Kihyun segera menatap tajam Hyungwon yang coba menahan senyum diwajahnya. Dan kembali terduduk denga  kesal dikursinya.

"Apa-apaan kau? Bagaimana bisa kau memutuskan semaumu?" Gerutu Kihyun seraya mengarahkan jari telunjuknya kewajah tampan Hyungwon.

"Kau terlihat tidak tertarik dengan tugas ini, karena itu aku memutuskannya sendiri. Sudah sejak pagi aku memberimu daftar tempat yang bisa kita teliti. Tapi kau tidak juga membuat keputusan, jadi...apa salah jika aku memutuskan sendiri?" Kihyun dibuat terdiam sesaat, sebelum kemudian memukul pelan belakang lehernya.

"Apa seperti ini cara tuan muda bekerja? Apa kau mendominasi semuanya dengan cara ini?" Kihyun berujar kesal dengan suara berbisik.

Hyungwon memilih tak menjawab, pria Chae itu terlihat kembali fokus dengan bukunya. Melihat hal itu Kihyun-pun kembali memukul belakang lehernya pelan, seraya mendengus kesal.

"Ini kenapa aku tak suka bekerja dengan tuan muda. Aku bahkan tak bisa melakukan apa-apa karena keputusan mutlaknya." Gerutu Kihyun menjadikan Hyungwon kembali mengarahkan pandangan padanya.

"Apa?" Tanya Kihyun saat mendapati tatapan lurus Hyungwon padanya.

"Kenapa kau sangat membenciku?" Pertanyaan Hyungwon yang tak pernah Kihyun prediksi akan terucap darinya seketika membuat si mungil membisu beberapa saat.

"Aku tidak membencimu." Balas Kihyun membuat Hyungwon mengerutkan keningnya.

"Aku hanya tidak menyukaimu, tapi aku tidak membencimu tuan muda." Lanjut Kihyun.

Hyungwon menyandarkan tubuhnya dikursi karena ucapan tersebut. Bersama pandangan yang masih mengarah lurus pada Kihyun.

"Syukurlah...setidaknya kau tidak membenciku, walau kau juga tidak menyukaiku." Hyungwon berujar nyaris bergumam, dan nampak meraih alat tulis untuk mencatat beberapa hal didalam note book nya kemudian.

"Kau bilang apa?" Tak benar-benar mendengar apa yang Hyungwon ucapkan, Kihyun bertanya.

Dengan senyum simpul, Hyungwon menggeleng seraya terus menulis. Membuat yang bertanya harus menelan kekesalan karena tak mendapat jawaban yang diinginkannya.

"Dasar makhluk menyebalkan. Kenapa aku harus terlibat denganmu di tahun terakhirku bersekolah." Kihyun sengaja memperjelas sungutannya, berharap Hyungwon memberi reaksi untuk itu.

Dengusan kesal Kihyun menyapa telinga Hyungwon, membuat senyum pria Chae itu semakin mengembang. Memilih mengabaikan si mungil yang terus mengipasi tubuhnya yang sedang emosi. Hyungwon terus fokus menyelesaikan catatan yang diperlukan untuk tugas mereka.

°•°TBC°•°

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻Haebaragi🌻

Catatan Akhir Sekolah | Buku 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang