Rival ▪ 5

96 19 5
                                    

Kekesalan Kihyun menguap ke udara sesaat setelah duduk dimeja makan mewah keluarga Chae. Hening dan kaku, dua kata itu yang bisa mewakili keadaan ruangan tersebut saat ini. Tak ada komunikasi, semua menyantap makan malam dalam diam. Berbanding terbalik dengan keadaan ruang makan keluarga Kihyun yang selalu berisik dan dipenuhi perbincangan.

"Ahjumma...bisa bawa makan malam kami kedalam kamar, kami akan makan malam sambil mengerjakan tugas." Ucap Hyungwon saat melihat ekspresi tak nyaman diwajah Kihyun.

Sosok yang diajak bicara oleh Hyungwon mengangguk pelan. Membuat pria Chae itu bangkit dan segera memukul pelan bahu Kihyun.

"Kita ke kamarku saja." Ajaknya kemudian berlalu.

Menatap heran Hyungwon, Kihyun bangkit dari duduknya. Setelah membungkuk ringan sesaat, diapun mengekori langkah panjang Hyungwo  menuju kamarnya.

"Maaf ya...karena membuatmu tak nyaman." Ucap Hyungwon sesaat setelah keduanya ada didalam kamar pria Chae itu.

Kihyun hanya menatap lurus Hyungwon yang sibuk menggeser meja kecil untuk mereka belajar.

"Biasanya ada banyak hal yang mereka ceritakan, kalau kedua hyung-ku ada dirumah." Sudah duduk dengan menopang dagunya dengan punggung tangan, Hyungwon bercerita.

"Kau memiliki hyung?" Kihyun segera menempati posisi berseberangan dengan Hyungwon.

"Ya...tapi mereka tidak disini sekarang." Jawab Hyungwon seraya sibuk mengeluarkan perlengkapan belajarnya.

"Dimana mereka?" Kihyun tak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Hyung pertamaku sedang di Rusia mengurus cabang perusahaan disana. Kalau hyung keduaku sedang sibuk mengurus klinik barunya jadi sudah beberapa hari tidak pulang." Terang Hyungwon.

"Wuaaah....manusia dengan sendok emas dimulutnya memang berbeda." Kalimat jujur dari Kihyun membuat Hyungwon menatapnya lekat.

"Apa kami terlihat mengagumkan?" Tanya Hyungwon menanggapi komentar Kihyun itu.

"Apa kalian memang memiliki gen jenius?" Bukan menjawab, Kihyun justru balik bertanya.

Hyungwon diam sesaat, sebelum kemudian tertawa pelan.

"Kedua hyungku memang memiliki gen jenius dari appaku, aku rasa." Ucap pria Chae itu disela tawa pelannya. "Tapi kurasa tidak denganku, karena aku yang paling payah diantara mereka."

"Kau ini sedang meninggikan dirimu dengan merendah ya?" Kihyun melipat tangannya didepan dada.

"Bagaimana bisa tuan muda peraih juara satu selama tiga tahun bisa mengatakan hal itu." Lanjut Kihyun dengan wajah kesal yang terlihat imut.

Hyungwon kembali dibuat tertawa karena ucapan Kihyun, membuat si mungil memandang heran padanya.

"Dengan bekerja keras, aku mendapatkannya dengan bekerja keras." Jawab Hyungwon dengan tawa yang sudah sepenuhnya berhenti.

Kihyun mengerutkan keningnya, membuat Hyungwon memasang senyum lirih.

"Aku tak sepintar kedua hyung-ku. Karena itu aku harus berusaha keras agar aku dilihat oleh kedua orang tua-ku. Walaupun kenyataanya, apa yang kulakukan masih tak membuat mereka memperhatikanku. Seperti yang kau lihat tadi, sikap mereka dingin padaku." Urai Hyungwon menanggapi ekspresi tak percaya Kihyun.

"Aku iri padamu, aku iri bagaimana kau bisa mendapatkan keluarga yang hangat. Aku iri dengan bagaimana orang tuamu bangga padamu, padahal kau bukanlah yang teratas. Sementara aku..." Hyungwon memenggal kata-katanya, mengakhiri ucapan tersebut dengan helaan nafas berat.

Catatan Akhir Sekolah | Buku 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang