Masa SMA-ku sudah berlalu. Segala kenangan indah telah tersimpan dalam memori yang tak dapat di ulang kembali. Sudah saatnya bagiku untuk membuka lembaran baru. Lembaran tentang seorang siswa yang telah bermetamorfosa menjadi Mahasiswa.
Pagi hari, aku bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Ini adalah hari pertamaku di Universitas Negeri Padang. Sebenarnya kegiatan di mulai satu jam lagi, tapi aku sudah bergegas. Bagiku, tidak ada kerugian ketika datang datang lebih awal karena semakin cepat aku memulai maka semakin cepat pulalah aku melihat hasilnya nanti. Saat ini masih dalam masa perkenalan kehidupan kampus atau PKKMB. Hari ini belum masuk materi perkuliahan di kelas. Namun tetap saja ini hari yang penting, aku harus punya banyak kenalan disini. Takkan ku sia-siakan hari ini.
Pakaianku sudah rapi, mengenakan kemeja putih, celana hitam dan rambut botak ala-ala tentara. akupun berangkat dengan sepeda motor kesayanganku.
PKKMB hari pertama di adakan di Auditorium. Tempatnya megah dan nyaman dengan kursi merah yang empuk. Semua Maba hadir membuat suasana begitu ramai. Mereka semua memakai atribut dan gaya rambut yang sama. sehingga auditorium seperti dipenuhi para tuyul yang menyandang status mahasiswa.
Lantai satu sudah penuh, aku ingin duduk di lantai dua. ketika aku berjalan menuju tangga, aku bertemu dengan Yuni teman satu SMA ku di SMA Negeri 5 Payakumbuh, Sumatera Barat.
"Hei Rian, lu juga kuliah di sini? sapa Yuni
"iya Yun, hehe," jawabku
"Gimana perasaan lu jadi Mahasiswa?" tanya Yuni
"Nanti kita cerita ya Yun, gue mau cari tempat duduk di atas dulu, takut penuh," jawabku tergesa-gesa
"Hahaha, okelah semoga dapat tempat duduk," sahut Yuni
Aku mengabaikan Yuni karena tempat duduk hampir penuh. Para Maba banyak sekali. Aku jadi panik sehingga mau tak mau harus sigap.
Lantai Dua
Lantai dua juga hampir penuh. beruntung masih ada beberapa bangku yang masih kosong. jika tidak mungkin aku akan berdiri hingga akhir acara.
Aku duduk di antara jajaran Maba berkemeja putih. semunya laki-laki karena yang perempuan diberi tempat duduk di lantai satu.
Ada seorang laki-laki yang duduk disampingku. Wajahnya standar dengan rahang yang tegas, kulitnya putih, bertubuh atletis dan mata yang sipit, gaya berpkaiannya cukup rapi dengan jam tangan yang modis. Sepertinya dia anak orang kaya, menoleh ke arahku dan menyapa.
"Nama kau siapa bang?" ucap laki-laki tersebut
"Logat bicaranya agak aneh. kenapa dia manggil aku dengan subjek "kau" ya? untung aja aku cowok kalo dia manggil "kau" ke cewek auto kena gampar tuh. di Minang kan subjek kau merupakan hal yang kasar untuk memanggil cewek, " ucapku dalam hati
"eh, aku Adrian Fadilla panggil saja Rian, salam kenal, jangan panggil bang kita kan satu angkatan," jawabku
"hehe iya, kalau gitu kenalin namaku Andre Pratama dari Jambi, btw Rian dari mana?" tanya Andre
Oh, dia dari Jambi. Pantesan gaya bicaranya kayak gitu. ucapku dalam hati
"aku dari Payakumbuh ndre," jawabku
"Payakumbuh itu dimana? maaf ndak tahu soalnya aku baru kali ini ke Sumbar," sahut Andre
"Payakumbuh itu dekat Jembatan Layang Kelok 9 ndre, kalo kita sudah akrab nanti aku bawa kau kesana," seruku
"Wahh keren , janji yaa" ucap Andre dengan wajah yang senang
"okey, aman" ucapku memperjelas
"Oh ya yan, kau dari jurusan apa?" tanya Andre
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu yang Bernafas dengan Paru-paru
RomanceKisah tentang seorang cowok bermata keranjang yang baru saja lulus SMA dan menempuh hidup baru sebagai Mahasiswa. Rian, begitulah namanya dikenal. Entah apa yang ada di benaknya ketika menjadi mahasiswa. Yang jelas dia harus bisa menemukan cinta sej...