Chapter 3

60 13 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
Bel pulang Sekolah telah berbunyi 15 menit yang lalu tetapi Agatha masih sibuk dengan catatannya.

"Uhh akhirnya selesai juga nih catatan" Ujar Agatha yang langsung mengemasi barangnya dan meninggalkan kelas.

Agatha menghembuskan nafasnya kasar sebab dari tadi ia menunggu bus datang tapi tak ada satupun yang lewat. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke sekolah siapa tau ada seseorang yang masih belum pulang.

Sesampainya Agatha di parkiran sekolahnya ia melihat seseorang yang memakai baju yang sama dengannya dan akan menaiki motornya. Agatha masih ragu meminta bantuan pada orang tersebut karena orang yang berdiri tak jauh dari Agatha adalah sahabat karib dari Kakaknya. Orang itu adalah....Azka.

Dengan langkah pasti Agatha berjalan menghampiri Azka. Setelah sampai di samping Azka Agatha memberanikan diri untuk menyapanya.

"Em...Hai Kak." Tak biasanya Agatha gugup begini didepan lawan jenisnya.

Azka yang mendengar sapaan dari sampingnya menolehkan kepalanya ke samping. Dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui gadis yang ia tabrak di koridor tadi pagi yang menyapanya saat ini. Tapi bukan Azka namanya jika tidak menyembunyikan rasa keterkejutannya. Azka mengangkat sebelah alisnya tanda bahwa ia bertanya apa mau gadis itu.

Agatha yang mengerti hanya mangut - mangut. "Kak gue boleh minta anter balik?." kata Agatha yang melanjutkan tujuannya. Azka yang mendengarnya terlihat tak paham dengan ucapannya.

"Jadi gini gue dari tadi udah nunggu angkutan di depan tapi gak ada satupun angkutan yang lewat. Gue lihat lo belum balik kak jadi gue mutusin buat nebeng lo gak papa kan?." Sebuah rekor seorang Agatha Blenda mau berbicara panjang lebar.

Azka tampak menimang - nimang keinginan gadis itu. Dia sebenarnya tak ingin repot dengan mengantar gadis itu pulang tetapi jika dibiarkan disini dan terjadi sesuatu padanya Azka juga akan merasa bersalah. Akhirnya setelah ia bergelut dengan pikirannya Azka mengangguk tanda ia setuju.

Tanpa membuang waktu lagi Agatha langsung naik ke motor Azka dan memegang bahu Azka sebagai tompangan untuk ia naik. Azka sesaat kaku seperti batu saat gadis dibelakangnya memegang bahunya. Setelah Agatha naik Azka pun melajukan motornya.

hening.

Itu yang saat ini dirasakan oleh sepasang orang lawan jenis yang berada di atas motor yang sama. Tak ada yang memulai pembicaraan karena keduanya juga tidak ingin berbicara. Sesekali Azka berbicara untuk menanyakan arah rumah gadis dibelakangnya itu.

Saat hampir sampai di rumah Agatha, Agatha malah meminta turun di halte karena Agatha tak ingin Azka tau bahwa ia adalah adik dari sahabat karibnya Aaron. Azka bertanya - tanya mengapa gadis ini meminta turun di halte. Agatha turun dari motor Azka.

"Hm...Kak gue turun sini aja rumah gue udah deket kok dari sini."

"Kenapa gak sampek rumah lo aja?"

"Oh...itu gue pingin jalan aja dari sini."

"Hm." Azka tak mengerti dengan pola pikir Agatha. Jarang - jarang seorang Azka mengantar gadis sampai rumahnya tapi gadis ini...Sudahlah Azka sudah tak punya kata - kata lagi.

"Kalau gitu gue balik duluan ya kak." Ucap Agatha sambil melangkahkan kakinya

"Tunggu." Azka menghentikan pergerakan Agatha. Agatha menoleh kearah Azka

"Kenapa Kak?." Agatha bingung mengapa Azka memanggilnya. Apa ada yang mau dia biacarakan?.

"Siniin hp lo."

"Buat apa Kak?" Agatha bingung untuk apa Azka meminta nomernya?

"Buat nelpon psikiater." Ucap Azka dengan datar sebenarnya ia dongkol dengan pertanyaan gadis dihadapannya saat ini.

AZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang