Makan Malam

297 25 0
                                    


Nayeon POV

"J-Jeongyeon?!"

Aku kaget saat melihat Jeongyeon menarik tanganku.

Aku kaget saat melihat Jeongyeon menarik tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa kamu tadi masuk kamarku?" tanyanya

"A-Ah itu tadi eomma lupa menaruh bajumu di atas tempat tidur. Jadi dia meminta tolongku menaruhkannya."

"Ohh,lalu mengapa kamu teriak?"

'Aish bodoh,apa dia tidak tahu kalau aku kaget melihatnya' batinku

"A-Ah itu tadi a-aku..."

"Jeongyeon,Nayeon ayo turun kita makan malam." teriak eomma dari bawah

'Hah syukurlah,'

"Oke eomma! Ayo nay kita turun."

Kami pun turun ke bawah untuk mulai makan malam.

Makan malam kali ini dipenuhi tawa canda. Suasana tidak canggung lagi. Aku senang Jeongyeon dan appanya tidak bertengkar. Memgingat pertemuan pertama kami,saat itu Jeongyeon sangat marah dengan appanya. Setelah selesai makan malam kami berkumpul di ruang tamu.

"Nayeon,appa ingin kamu dan Jengyeon menikah." ucap paman Yoo

"H-Hmm i-itu aku..." ucap ku gugup

"Apa ada masalah? Appa dan eomma sudah membicarakannya kok. Jeongyeon juga sudah setuju. Iya kan jeong?"

"I-Iya" kata Jeongyeon

"H-Hmm,sebenarnya bukan masalah itu appa a-aku..."

"Apa kamu sudah punya pacar?" kali ini Jeongyeon yang bertanya

Satu ruangan langsung kaget dengan apa yang dimaksud Jeongyeon. Aku sendiri bingung mengapa Jeongyeon mengira aku punya pacar.

"T-Tidak,aku belum pernah pacaran kok. A-Aku hanya butuh waktu. I-Iya waktu untuk saling mengenal."

"Ohh begitu,untuk masalah itu tidak usah khawatir. Appa dan eomma akan beri kalian waktu sebulan untuk saling mengenal. Setelah itu kita akan segera persiapkan pernikahan. Kalian bertunangan saja dulu." ucap paman Yoo.

Aku terdiam. Bukan aku tidak mau,hanya saja menurutku ini sedikit terlalu cepat.

"Jadi bagaimana? Appa ingin kalian berdua memutuskannya."

"H-Hm kalau aku setuju appa. Namun aku akan serahkan lagi ke Nayeon." ucap Jeongyeon

Semua orang menatapku sekarang. Seperti menunggu keputusanku. Aku pun segera berperang batin untuk memutuskan keputusan yang tepat. Hingga akhirnya aku membuka suara.

"A-Ah baiklah appa aku setuju."

Paman Yoo dan bibi Yoo segera berpelukan. Mereka terlihat sangat senang. Kulirik ke sampingku dan kulihat Jeongyeon tersenyum melihat appa dan eommanya.

𝙻𝚒𝚔𝚎 𝙰 𝙵𝚘𝚘𝚕 [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang