Suddenly I Become A Princess/who Made Me a Princess (a story from a fan)

chapter 1: potek💔

Pagi hari di obelia high school berjalan seperti biasa.
Para siswi remaja itu sudah berdesak desakan sepanjang lorong kelas menuju kelas 12A, dimana izekiel berada.Tentu saja tujuannya sudah bisa di tebak yaitu melihat calon suami idaman nomor satu di obelia izekiel alpheus.karena itu bisa memberi semangat untuk menjalani pelajaran di kelas hari ini yang terkadang terasa melelahkan,
terutama bagi anak kelas 12.

Seorang gadis remaja,dengan tinggi badan seratus enampuluh centimeter,berkulit putih,dengan ram but pirang panjang bergelombang
memiliki mata unik yaitu, permata berwarna biru, juga ikut berdesak desakan untuk melihat sang idola  pagi ini.mata permatanya sesekali melirik ke ujung lorong,berharap
jika sang idola segera datang,karena bel masuk akan segera berbunyi "lama sekali"keluhnya tak sabar.

"Kyaaa..."teriak para siswi yang berada di lorong itu.athanasia berusaha berjinjit untuk melihat sosok idolanya itu yang berjalan memasuki kelasnya.
athanasia mendesah lega..
"okee cukup buat ngisi energi hari ini,yah walaupun tak semanis coklat buatan lily tapi dia cukup manis buat sampai nanti sore"katanya riang, ia pun berlari kembali ke kelasnya.

Athanasia selalu menghayal bisa mendapatkan cinta dari sang idolanya itu.meskipun dia tau itu bakal sulit,karena di samping idolannya itu salalu ada zenith,gadis berambut Coklat yang merupakan siswi populer, karena kecantikan dan keimutannya,bukan hanya itu saja dia juga pandai dalam kemampuan akademiknya,bahkan ia juga tinggal di kediaman alpheus, karena suatu hal.memang terkadang rasanya minder bila ada dirinya di samping idolanya itu.

Berbagai cara yang dilakukan athanasia untuk bisa menarik perhatian idolanya itu mulai dari membuatkannya bekal,selalu curi curi pandang,mengikutinnya secara diam diam kemanapun pemuda itu pergi, hingga terkadang ia sengaja datang terlambat dan rela di hukum guru pengawas. tapi ia dengan senang hati menerima hukuman tersebut,
karena hal itu bisa membawanya ke pemuda dambaanya itu, karena izekiel menjabat sebagai ketua osis.
ia yang bertanggung jawab atas kedispilinan para siswa dan siswi.

Siang ini seperti biasa athanasia setiap bel istirahat pergi keluar langsung mencari idolanya itu,lalu mengikutinya kemanapun ia pergi.
ia hanya ingin melihat apa yang dilakukan idolanya.

Izekiel berjalan menaiki anak tangga yang menuju atap dan athanasia terus mengikutinya dibelakang secara sembunyi sembunyi seperti penguntit.
lalu ia mendengar percakapan pemuda itu dengan seseorang,
athanasia pun langsung terdiam di balik tembok dan ia memasang telinganya setajam mungkin.
"kau ingin berbiacara apa zenith??"kata pemuda itu
lalu athanasia berguman 'zenith kah yang sekarang berbicara dengannya'
raut wajah athanasia berubah menjadi sedikit khawatir.

"ahh begini izekiel..emm sepertinya..itu..ahmm.."
kata zenit tergagab saat berbicara.
"Ada apa?apa ada sesuatu yang menggangumu?"tanya izekiel penuh karisma,ia langsung siap siaga kalo ada masalah yang menggangu gadis itu, karena ia sendiri yang di tugaskan oleh ayahnya menjaga zenith apapun yang terjadi.
"ahh bukan begitu.. itu sepertinya aku..ehmm aku suka kamu  izekiel aku selalu memikirkanmu selalu terbayang akan dirimu makanya aku tidak ingin memendam perasaan ini karena semakin dalam aku memendam perasaan ini semakin aku jatuh cinta padamu.."kata zenith dengan jujur.

athanasia yang mendengar itu pun sedikit terkejut ia pun langsung mengintip dari celah celah pintu untuk melihat secara langsung situasinya.
mata permatanya itu langsung membulat sempurna melihat idolanya itu memegang tangan zenith penuh kasih sayang, ia pun mengecup punggung tangan gadis itu dan berkata "begitu ya ahh memang aku bisa menolak dirimu hem?"kata pemuda itu lembut.sepertinya pemuda itu juga jatuh hati pada zenith.

athanasia pun berbalik ia tak kuat melihat itu tampa ia sadari air matanya jatuh dari pelupuk matanya.dia hanya diam mematung mencerna apa yang di katakan idolanya itu.