بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Seorang laki-laki memakai baju putih dan peci berwarna hitam duduk di pinggir taman sendiri. Wajahnya lesu, seperti sedang banyak pikiran yang mengganggu di kepalanya. Menatap langit senja yang sangat indah, dengan dihiasi awan-awan berwarna jingga. Adam, dia adalah Adam. Lelaki yang sedang duduk di taman itu sendirian
"Kak Adam, ayo kita pulang" -ucap seorang gadis kecil yang memakai khimar berwarna merah muda itu
"Kenapa? Kamu ngga mau main lagi?" -tanya Adam yang heran
"Ngga mau kak Adam, Aza udah cape. Ayo cepat pulang" -ucap Aza yang merengek menarik tangan Adam
"Ya udah ayo kita pulang. Aza harus sabar, orang sabar disayang Allah kan?" -ucap Adam sambil menggendong Aza
"Ya Allah, Aza minta maaf karena Aza udah ngga sabaran tadi" -ucap Aza dengan mengangkat kedua tangannya dan dengan menutup mata
Adam yang melihat kelakuan keponakannya itu pun terkekeh pelan. Ya, Aza sebenarnya adalah keponakan Adam, tetapi Rida menyuruh Aza untuk memanggil Adam dengan sebutan 'kakak' karena menurutnya kalau dipanggil om terlalu tua
Setelah mereka berdua berada di dalam mobil, mereka banyak sekali mengobrol. Apalagi dengan Aza, gadis 6 tahun yang sangat ingin tau dengan kehidupan Adam
"Kak Adam" -panggil Aza yang memutar badannya ke arah Adam
"Kenapa za?" -jawab Adam dengan menengok kesebelah kirinya
"Umur kak Adam berapa tahun sih?" -tanya Aza dengan ekspresi imutnya
"Hm 19 tahun" -jawab Adam
"Aza mau punya sepupu dong kak Adam" -ucap Aza datar
"Maksud Aza gimana?" -ucap Adam yang benar-benar dibuat bingung oleh gadis kecil itu
"Kata bunda, sepupu itu anak dari adik-adik bunda. Kaya kak Adam, kak Dimas, sama kak Raya" -ucap Aza
Adam yang mendengar itu pun tertawa "kenapa Aza mau punya sepupu?" -tanya Adam
"Supaya Aza ada teman kak" -jawab Aza dengan ekspresi sangat serius
"Kan sudah ada kak Adam, kak Dimas, sama kak Raya" -ucap Adam
"Tapi kalian sudah besar. Ngga seru. Karena kak Adam adik pertama bunda, jadi kak Adam harus punya anak duluan" -ucap Aza yang begitu yakin
Deg
-FLASHBACK-
"Adam" -panggil Rida dengan mengetuk pintu
"Iya, kenapa kak?" -tanya Adam
"Kakak boleh masuk?" -tanya Rida balik
"Boleh boleh kak" -ucap Adam sambil mempersilahkan Rida masuk ke dalam kamarnya
Setelah mereka berdua masuk, mereka duduk di sofa yang berada di dalam kamar Adam
"Kakak mau ngejelasin sesuatu sama kamu" -ucap Rida serius
"Ngejelasin apa ya kak? kok kayanya serius banget?" -tanya Adam yang diselingi dengan tawaan kecil
"Besok kita akan berta'aruf dengan seseorang, yang Insha Allah bakal jadi istri kamu nanti" -ucap Rida dengan sangat to the point
"Apa kak? Tapi aku kan masih kuliah semester 5, belum bekerja. Nanti gimana kalo aku ngga bisa ngasih nafkah buat dia kak? Gimana kalo nanti aku dibilang suami yang ngga bertanggung jawab oleh keluarganya. Apa kakak ngga mikir kesana?" -ucap Adam yang sangat kaget
"Santai aja dong. Emosi kamu tuh sudah sampai kepala. Tahan" -ucap Rida yang malah terkekeh melihat reaksi adiknya
"Astagfirullah" -ucap Adam dengan menghembuskan nafas panjangnya
"Gimana? kamu siap kan besok malam? Segala urusan kamu itu sudah di tangani Ayah" -tanya Rida
"Memang perempuan yang nanti Insha Allah jadi istri Adam usianya berapa?" -tanya Adam seketika
"Kelas 3 SMA, berarti sekitar 17 tahunan. Ngga usah kaget lagi" -jawab Rida santai
"Astagfirullah kak, dia kan ma-"
"Sudah ya, besok malam siap-siap aja. Kakak mau tidur, ngantuk" -ucap Rida sambil meninggalkan Adam sendiri
-FLASHBACK-
Adam yang sedang melamun itu pun terbuyarkan dengan suara anak kecil yang berbicara
"Kak Adam kok malah diem sih?" -tanya Aza mengerucutkan bibirnya
"Eh? Maaf ya Aza, kak Adam ngga fokus tadi" -ucap Adam yang mengusap kepala Aza
"Hm maafin ngga ya?" -tanya Aza pada dirinya sendiri
"Maafin dong. Aza baik deh" -ucap Adam yang pura-pura merengek
"Iya iya karena Aza baik, jadi Aza maafin kak Adam" -ucap Aza dengan santai
Tiba-tiba saja mobil Adam berhenti secara perlahan
"Ayo za, udah sampe nih" -ucap Adam mengajak Aza turun dari mobil
"Iya kak Adam" -ucap Aza yang langsung membuka pintu mobil
Aza berlari cepat menuju dalam rumah, membiarkan Adam berjalan sendirian
"Assalamualaikum bunda" -teriak Aza yang langsung berlari memeluk Rida
"Wa'alaikumussalam, kok sudah pulang anak bunda?" -tanya Rida yang membalas pelukan Aza lalu mencium kedua pipinya
"Aza cape, temenin Aza ke kamar ya bun" -ucap Aza sangat merengek
"Yukk" -ucap Rida dengan menggandeng tangan Aza
Belum saja mereka naik ke lantai 2, Adam datang dengan mengucap salam
"Assalamualaikum"
Rida yang mendengar salam itu pun lantas membalikkan badannya
"Wa'alaikumussalam, jangan lupa loh nanti malam" -ucap Rida dengan meledek
"Iya Insha Allah ya? Ngga janji nih" -ucap Adam yang balik meledek
"Serius bisa ngga? Kalo ngga bisa diundur nih" -ucap Rida
"Iya iya bisa" -ucap Adam menganggukkan kepalanya
Rida yang mendengar itu pun menatap sinis Adam lalu berbalik dan menaiki tangga demi tangga menuju kamar Aza
"Ya Allah apa mungkin ini sudah saatnya Adam menyempurnakan agama Adam. Lancarkan segala urusan ini ya Allah"
"Semoga ini pilihan terbaik Adam dan menjadikan kehidupan Adam lebih berkah kedepannya"
• • •
Aza, gadis kecil itu sudah terlelap di kasur empuknya sekitar 15 menit yang lalu. Rida mengambil ponselnya, membuka sandi lalu menyambungkan ke nomor temannya
"Assalamualaikum"
"...."
"Gimana? Udah di kasih tau?"
"...."
"Hm sama aja kaya Adam"
"...."
"Jam 7 an kayanya"
"...."
"Udah dong, yang harus lebih siap kan adik kamu"
"...."
"Nanti aku kesana duluan kok, sekitar jam 5 an ya"
"...."
"Iya sama-sama, santai aja kok"
• • •
Terimakasih yang sudah mau membaca cerita Assalamualaikum Hayla ini. Jangan lupa untuk vote dan comment-nya. Maaf jika ada typo ya kawan-kawan ku. Tungguin next part nya ya . . .
luv ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Hayla
Romance"Saya terima nikah dan kawinnya Hayla Az-Zahra Salshabilla binti Ahmad Robbiatullah dengan mas kawin emas 30 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai" "Sah" "Sah" "Sah" "Alhamdulillah" Entah harus senang ataupun sedih hari ini. Statusku resm...