Part 8

686 28 3
                                    

Mereka telah siap dengan pakaian olahraga, mereka mulai berjalan dengan orang tua meteka berada di depan dan meteka di belakang mengikuti.

Baik Anala maupun Agatha tidak ada yang berniat untuk membuka suara terlebih dahulu.

Agatha sibuk memperhatikan pemandangan yang ada di sana, sedangkan Anala sibuk dengan pikirannya sendiri. Entah apa yang sedang di pikirkannya.

Hampir 30 menit mereka berjalan, dan masih belum ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Karena tidak tahan dengan keadaan seperti ini, akhirnya Anala memilih untuk membuka suara terlebih dahulu.

"Masih jauh?" Tanya Anala basa basi

"Gax tau." Singkat dan jelas, itulah jawaban dari Agatha

Anala mendengus karena cowok itu hanya menjawabnya seperti itu saja.

"Laper," Keluh Anala sambil mengusap perutnya

"Makan."

"Ya tau, kalo laper pasti makan."

"Hmm,"

Anala memutar bola mata malas, "Nisa Sabyan,"

Agatha hanya melirik cewek di sampingnya itu sebentar, dan setelahnya fokus kembali terhadap jalanan dan pemandangannya.

Anala lebih baik menyapa warga yang ia temui dengan ramah, ketimbang mengajak biacara cowok yang ada di sampingnya ini.

Karena ia menganggap jika mengajak cowok itu bicara hanya akan memancing emosinya dan akan mengeluarkan kata - kata kasar padanya.

1 jam sudah mereka berjalan - jalan, akhirnya mereka mengahampiri penjual sate yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan.

"Biar Anala aja yang pesen."

"Gax papa emang An?"

"Gax papa kok om, orang cuma di situ doang, kan deket gax jauh.hehe." Mereka yang melihat tingkah Anala hanya terkekeh dan menggeleng kecil,

Dan tanpa mereka sadari ada satu orang yang diam - diam menyembunyikan senyum manisnya.

"Yaudah, satenya pedes semua ya sayank,sama minumnya es teh aja." Ucap Leni menyebutkan

"Ok mah, Anala pesen dulu." Anala beranjak untuk memesan

"Mang, pesen satenya enam pedes sama es teh manisnya." Ucap Anala pada penjual tersebut

"Pedes semua atuh neng?" Tanya penjual

"Iya mang," sambil mengangguk

"Siap neng, sok mah di tunggu, nanti mang antar ke sana."

"Makasih mang," Penjual itu mengangguk

Setelah mengucapkan terima kasih kepada mang penjual tersebut, Anala kembali bergabung.

Anala memilih bermain game yang ada di ponselnya, selagi menunggu pesanannya datang.

Tak lama setelahnya, akhirnya pesanannya pun datang. Dengan cepat Anala meletakkan ponselnya, dan dengan senang hati pula Anala meraihnya dan segera melahapnya.

Tak butuh waktu lama bagi seorang Anala untuk mengahbiskan makanannya tersebut, selain karena enak juga karena laper. (Wuhh makan mulu deh perasaan. Haha😁)

Setelah semua selesai, Fahmi beranjak untuk membayarnya,

"Udaranya sejuk ya," Ucap Anala, entah kepada siapa.

"Mah, tante, ayo foto di sana. Kayaknya bagus." Tunjuk Anala di antara pemandangan tersebut.

Belum sempat menjawab, tangan Leni dan Citra sudah lebih dulu di tarik oleh Anala.

AnalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang