Samuel Miles

23 3 0
                                    

"Sudah pagi?" gumam Sammy setengah sadar, pandangannya kabur ketika menengok kearah jendela, karena sinar matahari menyengat bola matanya. Dia berdiri mencari sesuatu untuk diminum, langkahnya terhuyung dan masih tercium sekali aroma alkohol dari mulutnya, tangannya  tertuju pada sebotol air putih yang ada di samping kaki meja, lalu ia minum bagai rusa yang tinggal di padang gurun afrika. Lega sudah kerongkongannya lalu ia melihat jam tanganya, waktu menunjukan pukul 11.30, Sammy melihat temannya masih tertidur pulas yang entah karena kelelahan atau pengaruh minuman yang mereka tenggak bersama semalam.

Sammy mengambil sebungkus rokok lalu menuju balkon untuk membangunkan organ tubuhnya yang belum sepenuhnya sadar, sambil menghisap rokok ia mengecek ponselnya, tak ada notif yang berarti seperti dugaannya. Ia kembali menghisap rokoknya sambil memandang langit, pikirannya entah kemana atau mungkin ia tak mau memikirkan apapun untuk saat ini dirinya masih ingin melepaskan otaknya dari segala problematika yang ada.

Tak mau terlalu lama bersantai mengingat dia merasa dirinya belum mendapatkan tidur yang cukup terbesit pikiran untuk pulang kerumahnya dan beristirahat ketika salah satu temannya terbangun dan menghampiri Sammy di balkon.

"Tumben sekali kau sudah bangun yo." Tanpa menengok kearah Aryo sedikitpun.

"Perutku lapar, sepertinya aku harus menggasrak isi kulkas Robi selagi dia belum bangun, kau mau kuambilkan sesuatu?" tawar Aryo dengan nada seakan tak bersalah akan merampas isi kulkas rumah temannya.

"Tidak usah" jawab Sammy singkat
Aryo memperhatikan pandangan kosong Sammy yang sedang menghisap dalam rokoknya.

"Anything wrong?  You look tired Sammy" Aryo yang sedikit khawatir dengan temannya walaupun memang seperti itulah Sammy sehari-hari.

"Aku mungkin pulang sekarang, sampaikan terima kasih ku ke Robi" sambal bangkit dari duduknya mematikan rokok dan bergegas turun kebawah meninggalkan Aryo seorang diri di balkon.

"Heh, dasar anak itu" gumam Aryo sambil terkekeh kecil melihat tabiat teman karibnya sejak SD itu.

Sambil mengendarai sepeda motornya pulang kerumah Sammy baru ingat jika ini adalah hari minggu dan esok dia mulai sekolah, berhubung sekolahnya cukup jauh ia selalu menyempatkan untuk isi bensin sehari sebelum sekolah agar tidak kerepotan untuk mampir isi bensin lagi esok hari yang mana dapat membuatnya telat.

Akhirnya ia berhenti di salah satu pom bensin, ketika ia hendak membayar, Sammy menghela nafas ketika didompetnya tersisa selembar uang Rp.20.000 dan selembar Rp.5.000 yang mana jika ia membayar maka hanya akan tersisa selembar kuning dengan bapak-bapak bersorban. Tak mau ambil pusing ia segera menyelesaikan urusannya dan pulang kerumahnya. Sampai dirumahnya ibunya membukakan pintu.

"Dari mana Sammy?  Kamu tidak pulang semalam" penasaran ibunya.

"Yah aku menginap dirumah temanku, aku ingin tidur sekarang" jawab Sammy dengan cepat.

"Kamu tampak Lelah, ya sudah makanlah dulu baru tidur" kata sang ibunda.

"Aku tidak lapar" Sambil berjalan masuk kekamarnya, menutup pintu dan menjatuhkan diri di Kasur kecilnya, menutup mata dan langsung tertidur pulas.

Baru beberapa jam Sammy terlelap ponselnya berdering tak berhenti yang memaksanya untuk meraih ponselnya yang entah berada diantara tumpukan bantal dan selimut.

"SERA"

Nama kontak tersebut terus muncul dan menelpon Sammy bagai teror ditelinganya, akhirnya ia angkat sambil tetap diposisi malasnya.

"Ya, bagian mana yang kamu tidak bisa" Tanpa basa basi  Sammy langsung ke topik yang sudah ia duga.

"Bagaimana—aku bahkan belum bicara apapun sam" jawab Sera dengan respon yang entah kaget, kagum, atau kesal.

SeekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang