Innocent II

26 3 0
                                    

"Sam, bangun, hey sudah bel istirahat" Sera berusaha membangunkan Sammy yang tertidur di mejanya, kemudian Sammy pun terbangun karena Sera tidak berhenti menganggunya.

"Akh.. memangnya kenapa kalau bel? Bukan berarti aku akan pergi makan siang di kantin" Sammy sepertinya sedikit kesal dengan sahabatnya ini.

"Ada apa Sam? Kantung matamu tebal sekali, kamu juga dari pagi cuma tidur kan? Tidak seperti biasanya, ini hari senin Sam cobalah untuk sedikit bersemangat"

"Yah, akhir-akhir ini tidurku terganggu mimpi buruk, lupakan saja, jadi kau ingin aku menemanimu ke kantin kan? Seperti anak kecil saja kamu"

"Ayolah Sam, kenapa kamu selalu tau?"

"Hari ini Fani tidak masuk dan kulihat Sarah juga tidak ada, berarti dia sedang makan siang dengan pacarnya, sudah jelas bagiku" kata Sammy dengan mata yang dipaksa untuk tetap terbuka.

"Ah.. sudahlah kamu selalu begitu, ya sudah, ayo cepat nanti ayam goreng kesukaanku keburu habis" sambil berjalan menarik tangan Sammy dan memaksa Sammy untuk mengikutinya "Kenapa kamu tidak pergi sendiri saja sih?" gerutu Sammy sepertinya tidak menghentikan langkah Sera ke kantin.

Untuk menuju kantin dari kelas, mereka harus melewati pedestrian yang disampingnya juga terdapat kelas-kelas dari jurusan lain, mereka berdua berjalan menyusurinya dengan Sammy yang sepertinya tidak punya pilihan untuk menemani Sera.

Sesuatu yang aneh dirasakan Sammy, ada yang memperhatikannya, tubuh Sammy yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnya seketika terbangun, seperti hewan liar yang instingnya merasakan suatu ancaman dari predator lain di hutan. Sammy memperhatikan sekelilingnya, ada beberapa anak berandalan yang Sammy kenali wajahnya mengawasi Sammy dengan tatapan yang mengincar.

"PEMABUK!" "DASAR PENGECUT!"

Teriakan itu mengarah pada Sammy dan Sera yang sedang berjalan, mereka seketika terhenti mencari asal teriakan itu dengan kebingungan, Sammy tahu persis itu berasal dari segerombolan murid laki-laki yang tengah berkumpul disebuah tempat duduk dipinggir pedestrian, mereka berpura-pura bersikap tidak tau apapun dan memalingkan pandangannya terhadap Sammy dan Sera, Sammy tahu kalau inilah yang akan terjadi padanya cepat atau lambat setelah kejadian dibubarkannya gengnya di warung kemarin. Dengan cara apapun mereka akan menghancurkan orang-orang yang mereka anggap "Tikus" perlahan lahan.

Sammy beruntung mereka tidak membuka mulut kepada pihak sekolah tentang siapa saja yang terkait geng itu karena artinya Sammy tidak akan kena sanksi oleh pihak sekolah, namun mereka merencanakan sesuatu yang lebih busuk, mereka beranggapan jika solidaritas diatas segalanya yang jelas bagi Sammy adalah hal yang bodoh, lagipula dia sering bergabung dengan mereka bukan untuk menjadi salah satu dari mereka, namun dia hanya ingin bersantai sejenak sebelum pulang dan mencari kabar-kabar hangat tentang apa saja yang sedang terjadi di sekolah. Sammy sebenarnya dapat dengan mudah pura-pura berbaur dengan mereka.

Sammy tahu kalau setelah ini dirinya akan dicap sebagai tikus yang membelot dari kawan-kawannya, dia akan dapat lebih banyak musuh dari sebelumnya, dia akan mendapat gangguan dari anak-anak geng tersebut, entah kenapa terasa persis seperti keluarga Mafia. Namun Sammy tidak peduli, lagipula dia tidak menganggap mereka temannya.

"Siapa itu Sam? Kau dengar kan pasti? Teriakannya mengarah ke kita, rasanya itu tidak main-main" Sera agak ketakutan, dia memang mudah takut dengan hal semacam ini, baginya pertikaian adalah sesuatu yang asing.

"Tetaplah berjalan seperti tidak ada apapun Sera"

"Tapi siapa itu tadi? Kita tidak melakukan apapun kan?" Sisi anak kecil Sera keluar saat dirinya merasa panik seperti ini.

"Tenang saja, cuma segerombol pecundang yang bahkan tidak bisa mengatakan apa yang mereka pikirkan terhadap orang lain didepan orangnya, berpikir kalau masalahnya juga masalahku, bodoh sekali aku bahkan tidak menganggap mereka itu apapun dihidupku"

SeekerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang