Cangkir #O1 : : Tentang Dua Perasa

77 13 3
                                    

Suara nyaring ujung taman Jakarta rasanya seperti ingin berkelaki dengan angin. Pasalnya, suara itu hanya disebabkan oleh empat orang gadis yang sedang berjalan.

Ah untuk saat ini, mungkin hanya tiga. Karna salah satu diantara mereka sepertinya sedang bergelud dengan pikirannya sendiri.

Langkah kaki itu berhenti, melihat apa yang ada dibalik kursi panjang milik taman ini. Entah apa nasib apa yang dihadapinya, kini yang dipikirannya muncul dihadapanya.

"Jangan diliat, jalan terus!"

Saeron yang sadar untuk apa yang sudah diliat gadis itu, ingin rasanya menarik tangannya. Tapi mungkin kini semesta punya rencana lain. Gadis itu sudah lebih menerobos rerumputan.

Mungkin kaki nya sudah kehilangan akal. Sekarang, ia sudah berdiri tepat dibelakang pasangan yang sedang melakukan nafsu mereka.

"Permisi."

Dengan sekuat tenaganya, tangan mungil itu mendorong dua kepala sekaligus yang ada dihadapannya. Tentu saja kepala itu langsung membalikan kepalanya saat Siyeon melepaskan tanganya.

"Bangs-- PARK SIYEON!"

Baru saja ingin mengumpat Hyunjin lantas berdiri tegak, karna dalang penggangu aktivitas nya itu adalah sang kekasih.

"Hwang Hyunjin.aku.mau.putus." tegas siyeon

"Tapi Yeon ini--"

Belum sempat lanjutkan kata-kata nya. Tangan Siyeon seperti petir yang tiba-tiba mendarat pada pipi manis pemuda bermata sipit itu.

"Sampah." kata Siyeon.

"Siyeon! ayo kita pulang." kali ini nakyung yang angkat bicara, ia tau temperamen gadis itu benar-benar buruk.

Merasa tidak puas, justrus sekarang yang Siyeon lakukan menendang aset kepemilikan Hyunjin. Untungnya hari ini hari senin, jadi tidak banyak pengunjung saat ini.

"ANJ--" sebisa mungkin hyunjin tidak berteriak, tapi tendangan Siyeon kali ini benar - benar kuat. Tidak hanya itu, Siyeon bahkan mendorong nya sampai terjatuh.

Sadar akan kehadiran wanita disampingnya, Siyeong membalikan badannya, dan mendekat kearahnya.

"Lo juga--" Siyeon sengaja memberi jeda, agar ia bisa menekan kata selanjutnya "Sampah." Kali ini dengan senyuman menjengkannya, Siyeon melewati nya dengan menyenggol bahu nya sekuat tenaga.

"Eh, ups. Sakit ya? aduh kasian." Siyeon memegang pundaknya bukan karna luluh akan bela kasihan. Melainkan memekan kuku indahnya untuk menusuk pada bagian lengan atas perempuan itu.

Seperti yang dilakukannya pada Hyunjin, Siyeon mendorong wanita itu agar jatuh tepat diatas Hyunjin.

"Udah kan? ayo pulang" ucap Saeron. Dan mau tidak mau, gadis itu harus mengikuti apa yang baru saja Saeron katakan untuknya.

 Dan mau tidak mau, gadis itu harus mengikuti apa yang baru saja Saeron katakan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aneh. Kan?"

"ANJIR YEON!"

Dua orang mengumpat, dan yang satu nya hampir loncat dari kursinya. Tak heran mereka begitu. Karna dari tadi, Siyeon hanya diam memandang entah apa yang ada dibalik kaca sembil memainkan minumannya.

"Gak mau nangis?" Somi heran, semenjak kejadian tidak menyenangkan di taman Siyeon sama sekali tidak terlihat sedih.

"Som, Siyeon. Dia udah empat kali ngeliat Hyunjin sama Yeji." jelas saeron.

"Dan aneh nya nih, setiap Siyeon ngeliat Hyunjin sama Yeji. Pasti adegannya panas banget."

"Na--" kepala Nakyung menoleh, saat Somi memberikan isyarat. "EH! maaf Yeon."

Siyeon menghelakan nafas, lalu memberikan gelengan kepada ketiga temannya.

"Sebenernya--"

"Yeon, liat tuh."

Siyeon dan yang lainnya menoleh ketika Nakyung menunjuk diarah ujung parkir caffe. Entah angin dari mana saat Siyeon mau menjelaskan, yang menjadi topik pembicaraan para gadis itu datang bersama ducati kesayangannya.

"Kayaknya kuping Hyunjing gatel deh, dia dateng karna tau lagi kita gibahin." kata Somi

"Gak jelas lo." ingin rasanya Nakyung memukul Somi. Karna dia sempat-sempatnya bercanda disaat seperti ini.

"Yeon, ada yang mau gw omongin." oh, mungkin ini keberuntungan bagi Somi karna dia tidak jadi diomeli oleh nyonya Lee satu ini. Tapi tidak bagi Siyeon.

"Yeon."

"Siyeon nya lagi mogok bicara." oke, Nakyung langsung saja mengayunkan kaki nan ayu nya ke arah Somi.

"Ngomong aja disini." kata Siyeon

"Gak mau. Ayo keluar." Hyunjin langsung meraih tangan Siyeon. Dan yang pasti akan ditepis oleh gadis itu.

Hyunjin menghelakan nafas melihat tingkat Siyeon yang sekarang. "Yeon, aku mau.."

"Gak mau." Siyeon sudah tau kemana arah pembicaraan ini, dan itu benar-benar membuat Hyunjin frustasi.

"Yeon, tolong. Dengerin penjelasan aku dulu."

"Aku udah tau Hyunjin." kata Siyeon sambil berdiri yang sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan amarahnya.

"Kamu selingkuh, dan aku tau. Kamu selingkuh, itu udah dua kali dan aku juga tau. Kamu ke club, aku juga tau. Kamu bohong, bahkan udah kadaluwarsa. Tamat." jelas Siyeon.

Seisi caffe terkejut, karna siyeon mengucapkannya seperti berlomba dengan kilat. Bahkan ketiga teman nya itu hanya diam dan mengalihkan pandangan mereka. Bagaimana bisa Siyeon tau semua itu.

"Gimana aku bisa tau? seharusnya kamu sadar, dari mana aku bisa tau." kata Siyeon.

"Yeon. Tolong. Dengerin aku, ya?"

"Gak!"

Hyunjin yang kesal ingin meraih tangan Siyeon untuk membawanya ketempat lain. Tapi, sebelum tangan itu disentuhnya seseorang menghalangi dengan tubuh kekarnya.

 Tapi, sebelum tangan itu disentuhnya seseorang menghalangi dengan tubuh kekarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Hei kamu! iya kamu yang saya semogakan karna sudah mampir bersama siyeon dan teman-teman nya. Selamat datang di dunia fantasi pertama zynjinie. Mari saling bergandengan sampai akhir. Terima kasih!

Tiga SetengahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang