Cangkir #O3 : : Tujuh Ekor Burung

28 7 0
                                    

Nyayian burung saat pagi hari memang indah. Dengan matahari yang bersinar cerah bersamanya. Senyum tanaman yang sedang dimandikan. Menjadikan udara bersahabat dengan alam. Indah, tapi itu bagi yang mengamatinya.

Kaki itu bergerak cepat dari lantai atas, menuruni anak tangga satu persatu. Selagi menautan dasi dikerah baju nya.

"Mah, Siyeon berangkat!"

"Makan dulu!"

"Siyeon udah telat!"

Siyeon lari dengan mengambil sepatu nya, berencana memakainya didalam mobil nanti. Tapi saat sudah didepan mobil, Siyeon menyadari ada yang janggal.

"WOI RENJUN BURUAN!"

Tidak ada sautan. Biasanya Renjun sudah terlebih dahulu bersiap. Karna antara Siyeon dan Renjun, ia lah yang paling rajin. Ya, setidaknya dalam hal ini.

Saat sedang memikiran Renjun, gadis itu terkejut dikarnakan suara klakson mobil didepannya. "Lo salah mobil, bodoh."

Siyeon mengeluarkan cengiran nya dan lari masuk kedalan mobil. Dia lupa, jika hari ini Renjun dan Papa nya bertukar mobil. Gadis itu langsung memakai sepatunya, begitu masuk dalam mobil. Begitu pun Renjun yang langsung melajukan mobilnya, Ah mobil Papa maksudnya.

"Tadi pagi lo ketemu Mama?" kata Siyeon.

"Hm, sekalian ngambil bekel."

"Nantikan kita bakal kekantin?"

"Isinya cuman roti, dimakan sebelum masuk aja."

"Sejak kapan Mama jadiin roti untuk sarapan?"

"Gak tau." Renjun mengangkat kedua bahunya acuh.

Siyeon curiga, ia langsung memutarkan tubuhnya kekusri penumpang dibelakang. Renjun gak bohong, waktu Siyeon buka isi nya roti. Siyeon sadar dan langsung berbalik kearah semula dengan menatap intens pemuda disampingnya.

"Kok ada dua?"

"Ya satunya buat gw."

"Tumben"

Siyeon semakin curiga saat jika Renjun hanya diam saja seperti ini. Biasanya, kalau sudah begini itu artinya Renjun menyembunyikan sesuatu.

"BAIKAN SAMA MAMA YA!?"

"SIYEON!! I MISS YOU PRIN-- ASTAGFIRULLAH, LO KENAPA YEON?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SIYEON!! I MISS YOU PRIN-- ASTAGFIRULLAH, LO KENAPA YEON?!."

"Tanya aja sama pelakunya tuh." Siyeon menunjuk Renjun menggunakan dagu nya.

Renjun menghadiahi Siyeon pukulan dengan jari telunjuknya tepat di dahinya, karna ia terkejut dengan teriakan yang gadis itu perbuatnya tadi. Siyeon tidak tau jika itu membekas bukan karna Renjun melakukannya dengan sangat kuat. Tetapi, pemuda itu lebih dahulu menghitamkan jarinya dengan tinta.

"Kenapa? mau juga?" kata Renjun.

"Sok galak lo koh."

"Sini, biar kembar kayak Siyeon." Renjun berlagak seperti seseorang ingin melakukan pertarungan dengan musuhnya.

Tiga SetengahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang