"Aku buruk."
☁☁☁
Embun membuka knop pintu mobil, lalu menutup kembali. Dia melihat tulisan Cafe Uniq, Ya.. Tujuan utama mereka memang dirumah Fariz, tapi Zidan berniat membawa teman-teman nya untuk mampir diCafenya.
"Apaan sih?" Embun mengomeli Fariz karena sudah mengambil kacamata dari hidung mancungnya.
"Lo malem-malem pakai kacamata udah kayak orang buta. Mbun-mbun ada aja kelakuan lo." ujar Fariz sambil berjalan hingga dia tak sadar bahwa didepan nya ada kursi. Dia pun tertabrak oleh ulah nya sendiri.
"RIZ RIZ ADA-ADA AJA KELAKUAN LO." balas Embun yang diiringi oleh tawa ketiga temannya.
"Aduh, malu gue jadi temennya." Harris melangkah mendekati meja yang berada didekat panggung mini. Ketiga orang itu pun, menyusul cowok berkaos hitam dengan sebuah logo didada kirinya. Tak lupa kalung belalai yang selalu dia pakai.
"Permisi, mau pesan apa mas-mas dan mba?" tanya pelayan wanita dengan sanggul yang sangat rapih. Embun terkadang heran, mereka kok bisa membentuk rambut dengan model seperti itu.
"Gue mau----" baru saja Embun menjawab tapi terpotong oleh pelayan wanita ini. "Eh mas Zidan." pelayan itu tersenyum ramah kepada cowok dengan kaos hitam polos dan rambut depan yang menutupi dahinya.
"Iya, Mba." balas Zidan dengan ramah.
"Ih si Mba sampai merah gitu pipinya." Ujar Harris membuat pipi pelayan wanita itu semakin merah. "Jadi lucu,"
"Udah Ris," cegah Aska supaya Harris memberhentikan perbuatannya. Dia menyebutkan pesanan teman-teman nya yang membuat hati pelayan wanita itu malah meleleh karena perbuatannya.
"Rame juga, padahal hari sekolah." Zidan tersenyum puas.
"Alhamdulillah.." ujar Embun, Fariz, Harris dan Aska berbarengan.
"Bangga gue sama lo." fariz menepuk bahu dan tersenyun tulus pada temannya yang ditemui satu tahun yang lalu.
"Mbun nyanyi yuk! Mumpung rame. Penyanyi cafe gua lagi gak dateng." ajak Zidan kepada Embun yang sudah memakan kentang gorengnya dengan lahap.
"Ganggu lo ah." dan juga sedang asik dengan ponselnya. "Gue traktir sepuasnya deh."
"Mending lo ajak gue." Harris menaik turunkan kedua alisnya dengan muka bangga. "Mauan lo." Sambar Aska.
"Sekali-kali lo harus kasih tau sama dunia. Lo itu punya kemampuan Mbun," ujar Zidan masih membunjuk teman perempuan nya yang memakai jaket jeans dan bandana kream.
"Gak usah dunia tau, cukup lo lo pada aja." balas Embun cuek. Seketika tangannya ditarik oleh Harris yang berkekuatan seperti Captain marvel. Dan badannya yang didorong oleh Fariz dengan lembut tapi juga kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
EMBUN
Teen FictionEmbun Ayu. Cewe tomboy dengan hidup yang keras dibawah asuhan Ibu nya, seorang perempuan malam. Bertemu sesosok manusia yang sama sama keras sepertinya. Membuat mereka tak akur. Bayangkan kutub selatan dan kutub selatan bertemu. Tidak perna nyatu...