1. Arti sebuah kehidupan?

7 1 0
                                    

"Hidup itu rumit. Jadi, manusia harus mencari rumusnya agar mudah."

☁☁☁

Kedua kakinya melangkah perlahan. Bimbang akan sesuatu didepannya. Ah, udah lah biarin aja. Pikirnya.

Ia mulai berjalan cepat ke arah gerombolan laki-laki paruh baya yang sedang berfoya-foya ria.

Dia sedikit batuk ketika berada diedekat gerombolan itu, karena asap rokok yang bertebaran diudara. Dia sedikit melihat ke arah meja itu, sangat kotor dan penuh botol-botol minuman keras.

"Kenapa Yu, lo mau? Nih! ambil aja, emak lo gak ada disini." Seseorang pria tua dengan rambutnya sebagian berwarna putih mengangkat salah satu botol ke arahnya. Dia menggeleng, lalu buru-buru menjauhi segrombolan itu.

"Udah tua bukan nya tobat!" Omelnya melihat ke arah segrombolan tadi. Dia langsung menaiki tangga walau kaki nya sudah sangat lelah.

Sesampai didepan pintu berwarna coklat tua yang suda pudar, dia melihat kelantai tidak ada tanda-tanda seseorang yang masuk keruangan ini. Dia membuka pintu dengan tenang lalu menuju ruangan paling belakang.

"Hm, kalau kayak gini kan enak. Gue bisa makan dengan tenang.." Dia menyuapi makanan itu kemulutnya, lalu menghabiskan nasi bungkus dengan lahap.
Dia membuka pintu kamarnya yang mempunyai hiasan stiker gitar, lalu ia menutupnya kembali.

"Huft..." Dia menhempaskan tubuh nya ke kasur. Lalu memejamkan mata, hening hanya suara jarum jam yang dia dengar.

Dia suka seperti ini, sendiri dan beristirahat untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuatnya tidak kuat akan kenyataan.

Tiba-tiba suara pintu dari arah depan menganggetkan nya.

"Sini sayang.."

"Yuk ke kamar"

Baru saja dia merasakan ketenangan tanpa mendengar suara-suara seperti ini, sekarang sudah ada saja. Dengan malas dia melangkah mengunci pintu kamar nya. Tidak lupa untuk mematikan lampu.

"Kenapa dia gak sewa hotel aja sih?! Ganggu gue aja!" ia pun menyelimuti diri nya sendiri berharap malam cepat berakhir.

☁☁☁

Perempuan itu menguncir rambutnya dengan asal-asalan. Berharap dia bisa mengerjakan soal walaupun, tadi hanya membaca buku paket sebentar.

Cowo dengan rambut yang menutupi dahi itu bersiul-siul ke arahnya. Meminta sesuatu. "Mbun." bisiknya dari arah samping.

Cewek itu pun memutar bola matanya malas dengan gerak cepat dan hati-hati, dia menarik kertasnya lebih ke kiri supaya, bisa terlihat oleh cowok yang berada satu meja dengannya.

"Zidan! Kamu sedang apa?!"

"Em.. Em.." Orang yang ditanya pun menoleh kearah kiri dan kanan berusaha mencari alasan. "Saya tadi lagi nyari penghapus Pak."

"Loh, itu penghapus ada diatas kertas ujian kamu." Tegas guru pria paruh baya yang sedang memegang bukunya.

"Ohh disini ya, Pak. Saya gak liat." Zidan berusaha setenang mungkin. Chill bos~

"Ya sudah kerjakan. 20 menit lagi kumpulkan ya, anak-anak." Zidan seketika melotot. Apa-apaan ini?!

Bel berbunyi. Seketika susana kantin sangat ramai. Tempat ini adalah sasaran kebanyakan anak-anak ketika waktu istirahat. Sama halnya dengan keempat cowo dan satu teman perempuan mereka.

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang