3. Embun

1 1 0
                                    

"Tenang adalah cara terbaik mengalahkan musuh."

☁☁☁

Embun membuka pintu kamar nya sedikit dan langsung meraih tasnya, rambut hitamnya dia biarkan tergerai karena masih basah.

"Lo." tunjuk wanita dihadapannya.

"Apa?" tanya nya meninggikan volume suara. Wanita itu sangat berantakan, sangat muak melihat seperti ini diPagi hari.

"Ambilin! g-gue mi..num." suruh nya dengan suara seperti orang bergurau.

Bahu anak SMA itu turun naik. Embun tidak ingin emosi disaat seperti ini. Dia menunduk, lelah. Menatap lantai putih yang sedikit menguning. Dia juga tidak ingin menangis. Dia tidak akan menjatuhkan harga dirinya. Buat apa juga menangis? Ini nasibnya.

Embun melangkah mendekati wanita itu, masih memakain baju ketat dengan bahu terbuka dan rok mini yang bertujuan untuk menggoda.

Dia berjongkok dihadapan wanita itu, melihat sedikit luka dikakinya. Dia ragu wanita ini adalah yang melahirkannya. Tapi, dia juga tidak tega untuk meninggalkan.

Embun menyentuh kaki itu, bukan kali pertama ia melakukan hal seperti ini. Rasanya masih sama. Ada rasa sakit, benci, sedih yang campur jadi satu.

Embun terkekeh sedikit tertawa, sambil melempar high heels merah itu. Walaupun rasa itu masih sama, tapi dia juga tetap melakukan hal seperti ini. Bodoh.

Wanita itu masih asik bergurau. Sehingga Embun menggotongnya ke kamar. Menyelimutinya, berharap dia sadar. Sadar kalau ini salah.

"Lo..." tunjuk wanita itu kearah nya. Lalu memegang kepalanya.

"Harus nya lo..."

"Harus nya lo gak hidup didunia ini." ujarnya yang masih setengah sadar.

"Bau alkohol lo bikin gue muak." balas Embun yang langsung menutup pintu. Bukan menutup lebih seperti membanting.

Cewek itu sedang berlari menuruni tangga, keningnya sudah berkeringat. Baju seragamnya pun sudah acak-acakan, lalu rambut yang belum sempat dia kuncir. Menjadi sangat berantakan saat seperti ini.

Beberapa orang juga memperhatikannya, dia lari seperti mengejar pencopet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa orang juga memperhatikannya, dia lari seperti mengejar pencopet. Sangat cepat dan tidak tau aturan. Menabrak apapun yang menghalangi jalannya.

Disana dia menatap mobil hitam. Dia ingin lari dari sini.

"Huh!" Ac mobil menyegarkan badannya. Dia menunduk, lelah nya baru terasa.

"Nih minum." Harris memberikan botol merah itu kepada cewek disampingnya.

"Lo kenapa sih Mbun?" tanya Fariz masih memegang stir mobilnya.

"Kayak orang kesetanan lo." tambahnya.

"Engga apa-apa." ujar Embun sambil mengelap mulutnya.

Dia mengibaskan leher masih keluar keringat dibadan nya. "Anjirr panass."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EMBUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang