Chapter 7 - Gairah dan Cinta

499K 5.7K 323
                                    

(Warning) Chapter ini mengandung banyak adegan dewasa

Jantung Serena berdegup kian kencang. Sebuah sensasi yang terasa begitu asing, namun terasa begitu memabukkan di saat yang bersamaan, langsung memenuhi diri Serena kala jari-jari tangan Erick meremas lembut payudara ranumnya. Menghujani leher mulusnya dengan cumbuan bibirnya yang terasa begitu lembut. Menghujani dirinya dengan cumbuan dan remasan tangan yang terasa begitu membangkitkan gairah.

Dengan sorot kedua mata yang tak pernah lepas memandangi wajah tampan Erick, Serena akhirnya mengangguk perlahan. Sebuah anggukan persetujuan yang menandakan kalau akhirnya, Serena mengizinkan Erick untuk menyentuh tubuhnya .. yang belum pernah disentuh oleh orang lain sebelumnya itu.

Ya, bahkan tidak oleh Pierre, mantan tunangannya sendiri.

Erick mencium bibir Serena sekilas lalu menyeringai puas, "Good."

Dengan cekatan, Erick langsung menggendong tubuh mungil Serena, lalu membawanya masuk ke dalam kamar tidurnya. Dengan kaki jenjangnya yang kuat dan kokoh, Erick mendobrak kasar pintu kamar tidur Serena, lalu membaringkan tubuh Serena di atas ranjang tempat tidurnya dengan perlahan.

Tanpa menunggu lama, Erick langsung menindih tubuh Serena, lalu kembali menghujani wajah dan leher mulusnya dengan sapuan ciuman bibirnya yang terasa begitu lembut nan bergairah. Jari-jari tangan Erick yang nakal mulai bergerak, meremas lembut payudara ranum Serena yang masih tertutup bra dan kemeja polos warna biru mudanya. Membuat Serena semakin menggeliat tidak nyaman di bawah dekapan hangat tubuh Erick.

Erick menghentikan ciuman panasnya sesaat, lalu beralih menatap wajah cantik Serena. Dengan perlahan, Erick menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Serena, lalu beralih berbisik tepat di depan telinganya. Menyentuh leher dan tengkuk Serena dengan sapuan napasnya yang terasa hangat, membuat sekujur tubuh Serena langsung bergetar hebat.

"I'm gonna make you feel so good, Serena (aku akan memuaskanmu, Serena) ..," bisik Erick dengan seringai nakal di wajah tampannya.

Setelahnya, Erick langsung menanggalkan kemeja biru dan celana panjang yang masih menutupi tubuh mulus Serena, lalu membuangnya dengan kasar ke atas lantai kamar tidur yang dingin. Erick langsung menelan ludahnya dengan kasar begitu melihat Serena, yang sedang terbaring nyaris telanjang di bawah dekapan hangat tubuhnya sambil menatapinya dengan tatapan sayunya. Hanya sebuah bra hitam dan panties berwarna senada yang masih menutupi tubuh polos Serena.

Jantung Erick berdegup kian kencang. Peluh mulai membasahi pelipis mulusnya. Kedua matanya sudah berkabut, tertutup oleh kabut gairah dan nafsu yang kian memuncak. Erick Navarro tak kuasa lagi menahan hasrat biologis yang selama ini terus bergejolak dalam dirinya.

"Erick ..," bisik Serena, yang nyalinya seolah-olah menciut begitu melihat tatapan kedua mata Erick yang begitu intens. Persis seperti tatapan seekor singa yang sedang memata-matai buruannya dalam diam dan gelapnya malam.

Erick mencium bibir Serena sekilas sebelum akhirnya bibirnya bergerak turun, menciumi paha mulus Serena bergantian, sambil sesekali mengelus kulitnya yang terasa lembut itu. Jari-jari tangan Erick ikut bergerak, mengelus nakal kewanitaan Serena dari balik panties hitam nya.

"Ahh ..," desah Serena. Tubuhnya semakin bergetar hebat. Hari ini, Erick Navarro sudah berhasil membawa Serena terbang jauh ke dalam nikmatnya lautan gairah.

Dengan perlahan, Erick beralih membuka kaitan bra yang masih menutupi payudara ranum Serena. Begitu bra nya sudah terbuka, Serena langsung menutupi kedua payudaranya dengan tangannya.

Blush. Wajah Serena yang cantik itu langsung memerah padam. Serena merasa begitu malu, karena selama ini tak ada seorang pun yang pernah melihat bagian paling sensitif dan pribadi dari tubuhnya itu.

Nafsu Sang CEO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang