Happy readings...
"Bangun Ca!" suara Oma. Yang biasa membangunkan Caca emang selalu Oma.
"Lima menit lagi, Oma." Caca bernegosiasi.
"Lima menit lagi jam 8. Kamu nggak sekolah?" tanya Oma.
Caca langsung membuka matanya terkejut. Jam 8:00 ? Jam masuk sekolah Caca saja jam 7:00.
"Aaa Caca telatt!" Caca berteriak heboh. Ia langsung lari masuk ke dalam kamar mandi dan keluar lagi masih pakai baju tidur.
"Kamu cepet banget mandinya?" tanya Oma yang lagi membuka jendela.
"Oma keluar dulu Caca mau ganti baju," Oma cekikikan melihat tingkah cucunya. Sudah pasti cucunya tidak mandi. Kemudian Oma keluar membiarkan Caca ganti baju.
Caca terus menengok ke arah jam dinding, dadanya berdetak cepat sekali. Hari ini hari senin, Caca tahu akan ada sanksi untuk yang telat upacara. Itu yang membuatnya heboh saat ini.
Caca pakai deodorant dulu sebelum pakai seragam. Lalu mulai merapihkan rambutnya. Caca juga pakai bedak dan liptint seperti biasanya. Dan terakhir, Caca menyemprotkan minyak wangi yang berbau buah karena menurut Caca itu wanginya fresh. Caca tidak mau ada orang yang tahu kalau Caca belum mandi.
Dengan gerakan cepat Caca turun ke bawah ke ruang makan. Ibu sedang membereskan makan dan Oma hanya duduk membaca koran. Rama sudah berangkat sekolah. Ada rasa kesal di hati Caca, kenapa ibu sesantai itu anaknya terlambat sekolah. Padahal ibu juga tahu kalau telat upacara akan mendapatkan sanksi. Tapi tidak ada waktu untuk Caca ngambek, Caca harus secepat mungkin berangkat ke sekolah.
"Caca berangkat," Caca menyalimi ibu dan Oma. Sebelum Caca berangkat ibu memberikan kotak bekal ke Caca dan juga susu kotak. Caca mengambilnya dan langsung memasukkannya ke dalam tas.
"Hati-hati. Makanya jangan begadang." ucap ibu. Caca hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Ia kesal, tapi tidak boleh marah ke ibu nanti Caca jadi anak durhaka. Gitu kata Oma.
Caca bawa motor sendiri ke sekolah. Biasanya kalau sedang malas bawa, Caca minta tebengan ke Damar. Tapi tidak mungkin untuk saat ini.
Caca melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Sangat beruntung jalanan hari ini tidak padat. Caca terus fokus ke jalanan sampai di depan gerbang sekolahnya. Tapi hari ini tidak sepenuhnya beruntung, gerbang sekolah sudah tutup. Caca akan mencoba bernegosiasi dengan pak satpam.
"Pak satpam tolong bukain gerbangnya dong," Caca memohon dengan muka yang di buat sedih.
"Nggak bisa, tunggu sampai upacara selesai baru saya bukain." jawab pak satpam yang berkumis lebat.
"Bapak tega banget biarin Caca di luar sendirian," Caca masih mencoba untuk masuk.
"Lagian kamu datang seenaknya," pak satpam tidak luluh.
"Janji deh nggak akan telat lagi, suer Caca nggak akan bohong pak." Caca mengangkat ke dua jarinya membentuk 'v'.
"Pak ngopi yu?" suara laki-laki di sampingnya. Caca kenal siapa dia, Renand anak IPS-2. Namanya sedang ramai di sekolah karena kasusnya menghajar anak kelas lain sampai masuk ke rumah sakit.
"Nggak ah, kamu mau nyogok saya?"
Reynand mengeluarkan serenceng kopi dari dalam tasnya. "Saya kebanyakan kopi di rumah, buat bapak aja nih saya kasih gratis," ucapnya.
"Niat banget kamu mau nyogok saya, yaudah masuk." pak satpam membuka gerbangnya dan menyuruh Reynand masuk. Caca mengambil kesempatan untuk ikut masuk juga, tapi di halangi sama pak satpam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch
Teen FictionSebuah masa yang tidak terlupakan, kejutan yang luar biasa setelah berteman dengan sepi dan perih.