Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu Rosa telah tiba. Ia berencana mengisi minggu siangnya dengan eksperimen memasak. Motivasinya? Tentu saat sang suami berkata akan makan malam dirumah.
Sudah menjadi kebiasaan Alex menghabiskan weekend di luar. Berbagai macam kegiatan filantropi, meeting dadakan, main golf, rally, hingga pergi ke Sumatra hanya untuk berburu menjadi alasannya selama ini kurang menyisihkan waktu untuk sang istri. Tapi kali itu, Alex akhirnya berjanji menyempatkan diri untuk dinner bersama. Oleh karenanya, Rosa berusaha mengejutkan sang suami dengan memasak hidangan lezat.
Sementara Alex masih disibukkan dengan jamuan main golf bersama rekan bisnis, Rosa menggunakan siang harinya untuk berbelanja. Ia melangkahkan kaki memasuki supermarket yang berada tak jauh dari tower yang ia tinggali. Setelah mengambil troli, Rosa segera menjelajah rak demi rak yang menyajikan bahan makanan.
Sore nanti Rosa ingin mencoba memasak hidangan western. Ia sedang mencari satu per satu bahan yang diperlukan untuk membuat sajian tersebut.
"Ayam udah... kentang, tomat, bayam, keju, mentega... apalagi ya?"
Rosa bermonolog sambil melihat troli nya yang telah penuh berisi bahan makanan. Gadis itu terkadang memang suka meracau sendiri ketika sedang bingung."Ah iyaaa... paprika powder, hmmm dimana sih?" Ucapnya sembari mendorong troli untuk kembali berkeliling.
Tak lama mencari, Rosa akhirnya telah sampai ke area bumbu dapur. Ia pun mulai menelisik botol-botol kecil yang terpampang pada rak dihadapannya.
'mana yaaa' gumamnya dalam hati sambil menepuk-nepuk dagu.
'Ah itu dia' seru Rosa gembira begitu melihat botol berisi bubuk merah yang ia cari. Ia kemudian mencoba meraih benda tersebut.
"Aaahhh...." Rosa memekik kesal. Ia kesulitan meraih botol bubuk paprika yang diletakkan di rak paling atas.
Gadis itu berjinjit dan mencoba lagi dan lagi. Ia tak mengeluhkan tingginya yang hanya 158 cm. Toh itu juga tidak terlalu pendek untuk ukuran gadis remaja, ia hanya kesal benda yang ia cari sudah hampir habis hingga hanya tersisa di deretan paling belakang. Jelas ia semakin tak bisa menggapainya.
Saat Rosa hampir putus asa dan hendak mencari bantuan, saat itu juga ia mendapati seseorang berdiri dekat dengannya dan menjulurkan tangan ke atas.
"Mau ambil ini kan?" Tanya seorang pria yang baru saja membantu Rosa mengambil botol kecil yang dimaksud. Ia mengulurkan benda tersebut yang tentu saja diterima Rosa dengan senang hati.
"Iya.... makasih" jawab Rosa menunjukkan kesopanan. Tinggi sang pria yang hampir sama dengan Alex- suaminya, mengharuskan Rosa mendongak untuk memandang pria di depannya itu. Bahkan postur tubuh mereka juga mirip, tinggi, tegap, kokoh nan atletis.
"Nevermind" si pria membalas sambil tersenyum tipis. Wajahnya yang tampan terlihat semakin menawan ketika bibirnya melengkung. "Mau masak apa?" Lanjut nya berbasa-basi sambil melihat isi troli Rosa yang penuh aneka bahan makanan.
"Mmm... baru mau coba-coba aja" jawab Rosa menggantung. Masak iya ia harus menjabarkan semua masakan yang ingin dibuatnya satu per satu.
Pria yang membantu Rosa hanya mengucap oh pelan namun ia ternyata masih terus bertanya. "Kamu tinggal di deket sini?" tanyanya terlalu ingin tau.
Rosa mengangguk ragu. Dalam hati ia mengingatkan dirinya agar jangan sampai kelepasan memberi detail informasi pribadi pada orang asing.
"Iya" jawab Rosa singkat.
"Di tower depan?"
Rosa sempat bingung apakah ia harus menjawab atau tidak. Tapi pada akhirnya ia tetap mengangguk. Toh ia tak mengatakan persis dimana letak kediamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARITARE
General Fiction[21+] Alex, CEO berusia 31 tahun, tiba-tiba dijodohkan oleh sang kakek dengan Rosana, seorang pelajar dengan latar belakang yang berbeda jauh darinya. . . . BACAAN DEWASA 21+ ● tidak full cerita NC. Tapi ada beberapa part yang berisi konten 21+ d...