Hari telah menjelang siang ketika Alex check out dari hotel tempat ia menginap. Kakek Marwan sudah kembali ke ibukota lebih awal bersama Pak Hilman. Alex sengaja mengulur kepulangannya karena ingin mampir ke suatu tempat. Ia melajukan Rover-nya tanpa tergesa saat membelah jalanan pinggiran kota.
Kala itu Alex memutuskan singgah untuk menemui Rosa. Semalaman nalurinya seakan memaksa ia harus memastikan keadaan gadis itu. Alex sebenarnya bukan tipe pria yang suka beramah tamah. Tapi ia memberikan satu pengecualian untuk Rosa dengan dalih ingin sekedar berpamitan.
Tok tok tok
Alex mengetuk pintu bercat putih yang ada di depannya.
"Sebentar" sayup-sayup terdengar suara dari dalam.
Ceklek
Si empunya rumah membuka pintu. Begitu tau siapa yang bertandang ia langsung terhenyak kaget.
"Nak Alex..." tante Lastri menggumam pelan.
Alex menarik sudut bibirnya sekilas. Ia diam sambil mengernyit melihat tante lastri yang justru terbengong. Wanita itu kemudian menggelengkan kepala untuk meraih kesadaran kembali.
"Nak Alex kok tau rumah tante? Ada perlu apa kesini?"
Alex mengulas senyum tipis yang dibuat-buat.
"Saya ingin bertemu Rosana"
"Rosa? bb-buat apa ya nak Alex cari Rosa?" Tante lastri gelagapan karena wanita itu tentu tak ingin Alex mengetahui kondisi Rosa yang tengah babak belur karena dihajar dirinya dan sang suami.
"Cuma mau berpamitan saja" jawab Alex singkat.
"Berpamitan? Maksudnya?" Tante Lastri memastikan detail maksud kedatangan pria itu. Ia sempat berharap Alex berubah pikiran dan mau menerima perjodohan.
"Iya. saya cuma mau bertemu dan ngobrol sebentar sebelum kembali ke Jakarta" Alex menegaskan.
"Ooooohhh..." pupus sudah harapan tante lastri punya mantu tajir. kirain mau bilang kalau jadi kawin. Taunya malah cuma mau pamit. Begitu isi pikiran wanita paruh baya itu.
"Maaf Nak Alex, tapi Rosanya baru pergi"
"Pergi? kemana?"
"Kayaknya sih main ke rumah temannya. Kalau sudah main suka lupa waktu itu anak. Paling juga sampai sore. Sudah, Nak Alex pulang saja gak usah tunggu dia. Nanti tante sampaikan kalau Nak Alex kesini mau pamitan" tante Lastri malah mengusir Alex secara halus. Kalau laki-laki itu tau Rosa kemarin ia pukuli bisa jadi masalah juga buatnya.
Sebenarnya siang itu Rosa tengah disuruh sang tante untuk mengantarkan laundry ke rumah pelanggan.
Mendengar penjelasan Tante Lastri, Alex hanya bisa memendam kekecewaannya.
***
Alex segera melajukan Range Rover-nya untuk pergi meninggalkan pelataran sempit rumah tante Lastri. Dengan masih sedikit kesal karena gagal menemui Rosa, ia jadi memutar kemudi malas-malasan. Namun belum sampai ia berbelok ke jalan raya, tiba-tiba mata lelaki itu tertuju pada sosok familiar yang tengah melintas di tengah jalan. Alex menajamkan pandangan untuk memastikan ia benar tengah melihat orang yang ia cari.
Alex memarkirkan mobilnya. Ia kemudian turun lalu berlari kecil menyebrangi jalan yang sepi tersebut. Setelahnya ia mengejar sosok yang melangkah pelan tak jauh di depannya.
"Rosana!" Panggil Alex seraya meraih tangan si gadis dan menahanannya.
Sementara itu, Rosa terpaksa berhenti karena seseorang mencengkeram pergelangan tangannya erat. Ia menengok kaget dan lebih tercengang lagi setelah mengetahui siapa yang saat itu berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARITARE
Ficção Geral[21+] Alex, CEO berusia 31 tahun, tiba-tiba dijodohkan oleh sang kakek dengan Rosana, seorang pelajar dengan latar belakang yang berbeda jauh darinya. . . . BACAAN DEWASA 21+ ● tidak full cerita NC. Tapi ada beberapa part yang berisi konten 21+ d...