#2

19 3 2
                                    

Selamat membaca
•  •  •

Kini Veera dan Axa sedang dalam perjalanan ke Bandung. Awalnya Veera tak ikhlas untuk pergi dari kota kelahirannya, tapi papanya sudah memaksa, jadi Veera hanya bisa pasrah

" Pah, nanti Veera sekolahnya gimana?" Tanya Veera untuk alasan agar papahnya kembali ke Jakarta

" Tenang, papah udah daftarin kamu ke sekolah sana kok. Tenang aja, besok kamu tinggal berangkat aja." Veera mendesah pasrah, papahnya sudah selangkah lebih depan darinya

" Padahal aku mau balik ke Jakarta pah,," kesal Veera dalam hatinya

Selama perjalanan, Veera hanya diam melihat jalanan. Axa sebenarnya tau jika Veera tak bisa melepaskan kenangan di kota kelahirannya, tapi tuntutan pekerjaan Axa yang mengharuskan mereka untuk pindah

Selang beberapa jam, mereka sudah sampai di rumah baru mereka

Rumah yang tak terlalu besar, namun indah dan nyaman. Rumah bernuansa putih dengan taman bunga kecil di halaman depan, dan air mancur kecil ditengah taman bunga

Walaupun rumahnya tak terlalu besar dari rumah mereka yang ada di Jakarta, rumah ini terlihat lebih nyaman dan indah

Veera menatap setiap inci rumah barunya, ia tak sadar jika sedang mengangumi rumah barunya

Tiba tiba sebuah tangan besar mendarat di pundak Veera

" Ga nyesel kan pindah kesini?" Ledek Axa dengan senyumannya yang menyebalkan

" Ihh,, papah apaan sih?! Udah ah, mana kunci kamar aku?" Ketus Veera menodongkan tangannya untuk meminta kunci kamarnya

Axa menurunkan kardus kardus yang berisi barang barang kecil dari rumah mereka yang lama dan merogoh saku celananya

Lalu menyodorkan sebuah benda besi berukuran 3 cm

" Nih, kamar kamu di lantai 2 bagian tengahan. Udah papah kasih gantungan yang kamu pasang di pintu kamar kamu." Veera langsung berlari ke arah kamarnya dan meninggalkan ayahnya yang sedang kesusahan menata barang barang mereka

" Itu anak ga bisa bantuin papahnya dikit apa? Heuh, untung papah bukan tipe orang tua yang suka ngutuk anaknya." Gumam Axa melanjutkan kegiatan beres beresnya

.

.

.

Klek

" Wow.. ini beneran kamar aku? Widih, ada boneka nya, papah tau aja aku suka boneka hehe.." kagum Veera lalu merebahkan tubuhnya ke kasurnya

Ia beranjak dan melihat jendela yang menampakkan suasana rumahnya dibagian luar

" Wahh.. kalo kek gini rumahnya si ga keberatan kalo pindah," ucap Veera girang menatap langit biru yang terlihat dari jendela

" Kan, papah udah bilang kamu ga bakalan nyesel pindah." Celetuk Axa dari ambang pintu

Sontak Veera langsung menengok ke arah pintu, " ih papah!! Apaan si?! Ga ga jadi ngomong! Udah aku tarik!" Kesal Veera mempoutkan bibirnya

Sedangkan Axa hanya terkekeh dan menghampiri Veera.

" Veera, papah jamin kamu bakalan betah disini. Papah tau kalo kamu memang ga bisa ninggalin Jakarta, tapi papah yakin kamu pasti suka di Bandung. Cuma kamu belum terbiasa aja." Axa mengelus pucuk kepala Veera, yang di elus hanya melirik sebentar lalu tersenyum

" Iya pah. Em... Pah, ada makanan ga? Veera laper, hehe.." kekeh Veera malu malu

" Delivery aja ya? Papah belum sempet masak."

Koridor 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang