Ehem

4.8K 404 29
                                    

Bismillah..

Kamu tau gak? Kenapa kalau aku menghafal lihatnya ke atas?
Soalnya kalau merem langsung kebayang wajahmu.
-anonim-

🍓🍓🍓

"Lo sadar gak sih di antara kita berempat cuma Radi yang belum ada gandengan?"

Celetukan Aksal membuat Radi yang tengah menegak sirup rasa anggur segera tersedak. Membuat Aksal dan Sagara terkekeh kompak melihat reaksinya.

"Sialan lo," umpat Radi tak ambil pusing, kemudian kembali meminum sirupnya. Padahal tadi mereka sudah membahas masalah itu juga dengan Alesha. Tapi sepertinya Aksal masih gatal untuk kembali membullynya.

Sagara tersenyum tenang di sebelah Radi lalu merangkul bahu pemuda itu.

"Gak baik ngomong gitu Sal, bisa aja tiba-tiba Radi nyelip kita berdua," kata Sagara membela.

Radi mengangguk setuju.

"Walaupun kayaknya gak mungkin sih," tambah Sagara membuat Radi segera mendecak kepada cowok itu.
Sedangkan Sagara sudah tertawa kompak dengan Aksal sambil bertost ria.

Hari ini hari pernikahan Alesha. Gadis itu berdiri di tengah-tengah panggung dengan wajah semringah.

Radi tersenyum melihat itu. Entah kenapa ia merasa senang tapi juga sedih. Kalau Alesha sudah bersama Ales siapa lagi yang akan ia jaga untuk kedepannya?

Rasanya saat melihat Alesha menikah, Radi seperti melepas anak gadisnya menikah. Rasa sedih, senang, haru, bercampur menjadi satu.

"Tiga bulan lagi, giliran lo nih Ga," kata Radi sambil melirik Sagara. Mengabaikan ledekan mereka berdua sebelumnya. Sagara tersenyum tipis. Pancaran matanya terlihat cemas.

"Iya, gue gak nyangka, abis wisuda langsung nikah," kata Sagara lalu tersenyum kalem.

"Kalau lo, walaupun udah ada gandengan, kapan nih Sal?" kata Radi membalas ledekan Aksal. Aksal tertawa garing.

"Nunggu Gina lulus dulu, lagian gue kan masih nyari kerja," kata Aksal sambil nyengir.

Setelah wisuda, hanya Aksal yang berniat menjadi PNS. Sedangkan Radi dan Sagara melanjutkan usaha kedua orang tuanya. Radi bekerja di salah satu cabang bengkel orang tuanya, sedangkan Sagara bekerja di salah satu cabang penerbitan milik Papanya.

"Gue pasti bakalan kangen sama Alesha setelah ini," kata Radi sambil merundukkan wajah. Membuat Aksal dan Sagara saling pandang lalu tersenyum sedih.

"Gue juga, setelah ini pohon jambu di belakang rumah pasti kesepian karena Alesha udah dibawa bang Ales," kata Sagara mendadak ingin menangis.

Aksal menelan ludah. Merasa tercekat.

"Gue hutang banyak sama dia, kalau bukan karena Alesha, gue mungkin udah kembali ke jalan yang sesat," kata Aksal, mengingat percakapannya dengan Alesha waktu itu. Matanya berkaca-kaca.

Radi tersenyum geli melihat kedua sahabatnya yang mendadak ingin menangis. Tak jauh beda dengan Radi yang matanya sudah sedikit merah menahan tangis.

"Gue cariin dari tadi, tau nya di sini."

Sebuah suara mendadak muncul di antara atmosfer mengharukan mereka. Ketiganya menoleh kompak ke samping, menatap seorang gadis dengan wajah manis mendekat.

"Lah? Tumben lo cantik kak," celetuk Sagara yang dibalas jitakan di kepalanya oleh Jesya. Matanya menatap Sagara galak.

"Bener-bener ya, gue suruh tungguin di depan lo malah kabur sama teman-teman lo, untung tadi gue ketemu kak Rannan di rumah Alesha,jadi masih bisa nebeng," kata gadis itu kesal. Sagara nyengir.

"Ya abis lo lama banget, lagian kan mobil juga gak gue bawa," kata Sagara lalu bergumam.

"Oh iya, lo kan gak bisa nyetir."

Jesya mendecak mendengar kelemahannya itu disebut-sebut.

"Besok-besok kalau kakak gak ada tebengan, nebeng sama saya aja kak," kata Aksal sambil tersenyum sok manis. Sagara reflek menonjok lengan cowok itu.

"Kembali ke jalan yang sesat ya Sal? Masih aja lo," kata Sagara membuat Jesya dan Radi tertawa. Masih dengan sisa tawa keduanya tiba-tiba saling bertatapan membuat Jesya dan Radi kompak menghentikan tawa mereka.

"Ehem."

Merasa canggung Radi segera berdehem lalu membuang pandangan ke arah lain. Sedangkan Jesya memilih untuk pura-pura membalas pesan yang ada di ponselnya.

Melihat itu Aksal menyikut Sagara.

"Dari dulu gue heran, kakak lo sama Radi kalau ketemu kenapa selalu gitu sih?" bisiknya.

Sagara mengedikkan bahu.

"Gak tau, gue harap sih gak ada apa-apa," katanya ragu.

🍓🍓🍓

Kalau diperhatiin sebenarnya Jesya pernah muncul di cerita Ales dan Alesha lho :v

Tapi cuma sekali doang.

Untuk pembaca yang mampir bukan karena udah baca Ales dan Alesha, paham kan sama ceritanya? 😆

Antar Rasa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang