1

3K 357 78
                                    

Bismillah..

Kursi makin lama makin antik, Kalau kamu makin lama makin cantik.
-anonim-

🍓🍓🍓

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam saat pesta usai. Radi duduk sambil menyandar di kursi tamu dengan lelah. Meski ini bukan pesta miliknya namun hampir seperempat tamu undangan adalah teman-temannya yang berteman dengan Alesha, membuat pemuda itu tentu sibuk menyambut mereka semua.

"Capek?" tanya Aksal sambil mendudukkan tubuh di samping Radi. Radi mengangguk sedikit.

"Iya, gue gak nyangka ternyata teman-teman gue pada datang semua," kata pemuda itu lalu menghela napas.

Aksal terkekeh. Merasa lucu melihat Radi yang biasanya terlihat cuek harus sibuk mondar mandir dari tadi untuk menyambut teman-temannya dengan wajah penuh senyuman.

Awalnya Aksal ingin ikut melepas penat juga di samping Radi, namun mendadak ia teringat sesuatu yang menarik.

"Eh, lo sama kak Jesya dari dulu gue perhatiin kok agak aneh ya Di?" tanya Aksal sambil merapatkan diri pada Radi. Memasang tampang ala-ala wartawan infoTEMEN.

Radi mendelik.

"Apaan sih? Jangan gosip lo,"kata Radi sambil mendorong kening Aksal.
Aksal mendecih.

"Gak asyik banget," katanya.

Radi diam saja. Memejamkan mata mencoba untuk tak peduli. Terlalu lelah untuk menanggapi bacotan sahabatnya itu.

"Di."

"Hn."

"Gimana kalau lo gue jodohin sama kak Jesya?" ceplos Aksal begitu saja membuat mata Radi langsung melotot.

"Lo dari tadi ada masalah apasih Sal?" kata Radi mulai gusar. Merasa kesal sejak tadi Aksal selalu menyinggung kejombloannya dan  sekarang malah mulai menjodoh-jodohkan.

Aksal tertawa tanpa dosa. Lalu matanya melebar begitu saja saat melihat Jesya jalan sendirian tak jauh dari mereka. Aksal tersenyum manis, melirik Radi yang kembali memejamkan mata.

"Kak Jesya!"

Merasa nama itu diteriaki Aksal, Radi melirik sedikit. Kemudian kembali memejamkan matanya rapat. Ia benar-benar lelah sekarang.

"Eh, hai!" kata Jesya kaget karena Aksal tiba-tiba mendekat ke arahnya.

"Udah mau pulang kak?" tanya Aksal ramah. Jesya mengangguk.

"Iya, ini lagi nyari kak Rannan, tapi gak ketemu-ketemu," kata Jesya. Aksal membulatkan mulut.

"Mau dianterin sahabat Sagara aja gak kak? Kayaknya kakak capek banget," kata Aksal manis. Jesya terdiam, merasa agak kurang nyaman dengan Aksal.

Soalnya Aksal itu dulu buaya banget. Jesya bahkan diwanti-wanti Sagara untuk jangan sampai baper oleh pemuda itu. Yah, walaupun tanpa diberi peringatan begitu Jesya juga tidak akan baper sih sama Aksal.

Aksal bukan tipenya.

Jadi sepertinya tidak apa-apa kalau Jesya pulang dengan Aksal.

Antar Rasa [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang