Chapter 1

244 27 6
                                    

Tetap bertahan setelah kecewa beberapa kali, aku ini setia atau bodoh? -Disa putri arabelle
__________________________________

Di pagi hari yang cerah, matahari bersinar terang memasuki celah-celah daun pepohonan. Burung Pipit berkicau dengan ceria menyambut pagi.

Di sebuah rumah yang nyaman ada wanita paruh baya yaitu assila dia adalah mama nya disa yang sangat disa sayangi. Yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi, ada ayam goreng, tempe goreng, sup ayam, dan buah apel.

Setelah semua nya sudah berada di meja makan, disa pun turun dari kamar nya dengan wajah yang masih sangat mengantuk.

"Hoaammzzhh,"

"Eh, tuan putri sudah bangun. Sini kak sarapan dulu," ujar mama.

Setelah turun dari beberapa anak tangga, disa pun duduk di meja makan di samping adik perempuan nya.

"Ih, Kaka bau. Belum mandi ya? jorok banget sih," gerutu Sylvia.

Sylvia Hermione. Adik perempuan nya disa, yang menurut disa dia ini sangat menyebalkan.

"Ya belum lah, kamu ga liat aku baru bangun?" ujar disa.

"Liatlah, aku kan punya mata," jawab Sylvia.

"Loh yauda, terus kenapa masih nanya?" jawab disa yang tidak mau kalah.

"Sudah-sudah. Kalian berdua ini adik kakak, berantem terus kerjaannya kapan akur nya si. Pusing pagi pagi papa sudah dengar kalian ribut," kata pria yang bernama damar,sebagai papa dari kedua anak itu.

"Sudah .. ayo sarapan dulu, nanti makanan nya keburu dingin. Kakak nanti habis sarapan langsung mandi ya," ujar mama.

"Iya maah,"

Lalu mereka melanjutkan sarapan pagi nya dengan tenang, tanpa ada kegaduhan lagi di antara kakak dan adik itu.

Papa dan mamah sudah selesai sarapan, yang sekarang hanya ada kakak dan beradik itu di meja makan.

"Makan aja lama banget kaya siput, mandi sana cepet." Ujar Sylvia dengan mencari gara gara lagi

"Kaya ada yang ngomong, tapi di mana orang nya ya ? Kok ga ada si, aneh bgt ih," jawab disa, dengan ekspresi yang sedang berpura-pura mencari lawan bicara nya itu,sambil membawa piring dan gelas pergi begitu saja meninggalkan adik perempuan nya yang masih berada di meja makan.

"Ada ya orang punya Kaka yang ngeselin kaya gini," cibir Sylvia dengan muka kesal.


Setelah selesai sarapan dan mandi, disa sekarang sudah berada di tempat tidurnya sambil termenung dan memegang handphone nya.

"Kenapa belum ada notif masuk juga dari kak reja ya? memangnya dia gamau ngasih aku semangat gitu? sebenci itu dia sama aku? apa dia udah punya pacar? memangnya kalau udah putus harus jadi musuh ya?" tanya disa.

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala disa tentang kak syahreza.

"Kayanya aku harus mulai belajar sekarang aja deh, nunggu yang ga pasti-pasti kapan selesainya? hmm,"

Disa pun beranjak dari tempat tidur nya dan berjalan ke meja belajarnya, dengan wajah yang sangat sedih.

Setelah sudah di meja belajar disa mengeluarkan buku-buku mata pelajaran ujian besok.

"Oke, pokoknya aku harus fokus belajar. Dan ngga usah mikirin dia dulu," ujar disa dengan ekspresi yang sangat serius.

Disa pun membuka buku-buku nya dan mulai membaca, sesekali kenangannya bersama kak syahreza muncul di ingatannya. Membuat disa benar benar tidak fokus belajar.

DISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang