3. Chibi and Titan

805 148 14
                                    

"lah?! Perempuan melawan laki laki?! Bukannya tidak adil?"

"entahlah. Coba tanyakan pada mereka langsung."

"lagian perempuannya juga tinggi. Jadi tenang saja."


Semua mata tertuju pada kedua insan yang kini tengah bersiap melakukan lompatan tertinggi mereka. Bedak sudah melumuri seluruh ujung jari mereka.


"jadi... Siapa yang pertama?" tanya salah satu anggota basket yang tak sengaja menjadi pengukur tinggi nanti.

"AKU!!" ucap mereka bersamaan dan kemudian saling melempar tatapan tajam.

"pendek, diam saja!"

"tinggi, mengalah saja!"

"lagipula aku ini kan perempuan!"

"tapi laki laki harus ada di barisan pertama!"


Dan semua orang yang ada disana hanya memasang tatapan '=_=°'. Sesi baku hantam sempat dihentikan oleh beberapa orang yang ada di dalam gym.


"baiklah, bersamaan saja!"


****************

BLAM!!...

"nice kill, [name]!"


Seseorang memukul punggung [name] dengan keras dan membuat mpunya harus meringis kesakitan.


"bisakah kau tak memukulku untuk sehari saja?"

"he? Memangnya kenapa? Kita sudah biasa melakukannya, kan? Kau juga seperti melamun tadi. Jadi kau kusadarkan."

"tapi jangan memukul punggungku!"

"kenapa? Kau terlihat memikirkan sesuatu. Jangan bilang kalau kau sekarang tengah-... Itta! Oi! Jangan mencubitku juga!"

"habis kau menyebalkan."


[name] hanya mendengus kesal dan akhirnya fokus kembali ke lawan di sebrang net. Temannya juga berjalan ke belakang dengan bola voli di tangannya.

Tangan [name] ia gunakan untuk melindungi tengkuknya.


"servis yang benar, ya! Aku tak mau jadi korbanmu lagi!"

"aku tahu!"


Peluit dibunyikan dan jump servis akhirnya berhasil diluncurkan ke daerah lawan dan gagal dibendung.


"yosha! Kau lihat? Servisku sudah membaik!"

"palingan hanya keberuntungan. Mungkin tertiup angin lalu."

"berisik! Dasar tiang listrik!"


Dan [name] hanya menjulurkan lidahnya tak peduli dan berhasil memancing amarah temannya yang satu ini.

************

Pintu gym dikunci oleh [name] karena ia yang bertanggung jawab terhadap kunci gym. Anggota yang lain sudah pergi meninggalkannya duluan.

Perutnya kini sudah menuntutnya untuk diisi setelah latihan menguras energinya banyak sekali. [name] hanya menghela nafas dan merogoh sakunya untuk mengecek sisa uang bekalnya.

"ugh... Ini mengerikan..."

Ia kembali memasukkan uangnya ke dalam saku dan berjalan pergi menjauhi gym. Langkahnya dapat terdengar jelas saking sepinya sekolah sekarang ini.

Hingga sampailah ia di pertigaan dan kini Vending Machine berdiri di pojoknya sebagai penyelamat perutnya. [name] berlari dengan senyuman lebar sebelum suara langkah kaki lain terdengar dan kini keduanya saling bertatapan. [name] mendecih kesal saat ia melihat rambut putih yang sangat ia kenal.

"HAHA!! Sekarang bahkan kau saja tak bisa memanggilku chibi-kun lagi!"

"berisik, pendek!"

"Hah?! Apa yag kau katakan, galah rambutan?!"

"kontet!"

"pohon cemara!"

"cebol!"

"menara operator!"

Keduanya menatap lawannya dengan kesal seolah olah mengatakan 'mati saja kau dari sini'. Keduanya kemudian menatap Vending Machine dan saling tarik menarik dan dorong mendorong merebutkan Vending machine dengan kaleng jus yang hanya tersisa satu lagi di dalamnya.

"JUS ITU MILIKKU!!"

Kourai mendorong [name] cukup kuat dan berlari kearah Vending machine dan merogoh sakunya.

"tunggu... KEMANA KOINKU?!!"

Sebuah koin dimasukkan ke dalam vending machine dan membuat Kourai kesal dan menatap sang pelaku yang kini tengah tersenyum miring kearahnya.

"kenapa? Apa koin terlalu besar untuk diambil olehmu?"

"berisik, menara operator betina!"

Satu tetes air mendarat di pipi Kourai dan disusul dengan yang lainnya seolah olah berusaha mengentikan keributan diantara mereka. Keduanya berlari berteduh di dekat pintu gym.

Hujan semakin menderas dan terpaksa mereka harus menunggu lebih lama bersama. [name] masih setia dengan kaleng jus di tangannya.

"kukira sekarang tak akan turun hujan."

"HAHA!! KAU PASTI TAKUT TERSAMBAR KARENA TINGGI, KAN?!!" nampaknya sekarang Kourai tengah puas meledek temannya (baca: rivalnya) sekarang ini.

"kau juga takut tenggelam karena pendek, kan?"

"lagipula aku masih bisa berenang!"

"palingan kau hanya bersatu dengan air sepenuhnya."

Seketika kilat menyambar cepat. Angin juga semakin berhembus dengan kencang membawa tetesan air hujan.

"sebaiknya kita masuk ke gym. Hujan semakin deras."

"Seenaknya kau mengambil ideku!"

"hah?! Siapa juga yang mengambil idemu, Chibi!"

"berhenti memanggilku seperti itu, Titan!"

Chibi-Kun [H. Kourai x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang