"namaku [name], [fullname]! Aku tinggal di sekitar sini! Aku harap kita bisa berteman baik. Senang bertemu kalian semua!"
Apanya yang berteman dengan baik?....
"lihat! Lihat! Bahkan dia sangat takut ketinggian! Haha!"
"padahal sendirinya tinggi!"
"aku tak seperti itu!"
"kalau begitu naiklah ke atas!"
"eh?!"
"cepat! Kalau tidak, berarti kau pembohong!"
"baiklah kalau begitu!"
Sama sekali tak ada yang ingin denganku...
"lihat! Aku sudah di ata-..."
"KABURR!!!...."
"HEI!! KALIAN!! JANGAN PER-...?!!!"
Aku sangat takut ketinggian...
"huwaaa!! Tolong aku!!"
"kau baik baik saja?!"
Karena aku takut terjatuh....
"tenang saja! Kau pasti bisa! Melompatlah!"
"tidak mau! Aku*hiks*takut!"
"aku akan menangkapmu!"
"kau tak akan bisa*hiks*"
Tapi....
"aku tahu kau bisa! Jangan lihat ke bawah! Lihatlah keatas!"
"hm?"
Aku tahu...
"kau lihat? Burung burung terbang lebih tinggi di udara. Padahal saat kecil, mereka sama sekali tak bisa terbang dan selalu terjatuh."
"...."
"jadi, terjatuhlah hingga kau bisa mengalahkan rasa takutmu!"
Masih ada hal tinggi yang lebih menakutkan lagi....
Lagipula aku ingin menjadi normal!...
[name] fokus memperhatikan bola voli di tangannya untuk selama petir masih menyambar di luar.
Kourai juga melakukan servis berkali kali di samping [name] dengan tujuan yang sama.
Suasana gym sangat tenang dengan suara boli voli dan gemericik air yang mendominasi tapa ada sepatah kata pun keluar dari keduanya.
Merasa rivalnya yang ia benci bertingkah aneh, Kourai berhenti melakukan servis dan menatap [name] yang masih terduduk di lantai gym, memegang bola voli di tangannya. Singkatnya, dia melamun.
"oi..."
Merasa terpanggil, [name] bergumam kecil seraya menatap kearah laki laki yang berdiri di sampingnya dari sudut matanya.
"hm?"
"siapa juga yang memanggilmu? Haha!"
"ya. Terserah."
Kourai kembali dibuat bingung oleh respon yang dikeluarkan [name]. Biasanya dia akan membalasnya dengan hujatan atau hinaan lainnya seperti pendek, shorty, chibi, kontet, dan yang lainnya.
Kourai menepis jauh jauh pikirannya dan kembali fokus pada net di depannya. Tapi entah kenapa ada rasa kurang saat dia belum dihujat oleh rivalnya yang satu ini.
"oi, kau ingin bermain denganku?"
"...??"
"kau ingin bermain denganku, [name]-chan?"
Seketika bayangan seorang anak kecil muncul di benaknya. Ia menggelengkan kepalanya berusaha untuk membuang memori itu.
"hei, kau bertingkah sangat aneh. Apa ada masalah?"
"eh?"
[name] mendongak dan kini menatap manik golden milik Kourai.
"pffftt-..."
"o-oi! Ada apa ini?! A-aku hanya mengajakmu bertanding 1 lawan 1 satu, bodoh!"
"tumben kau peduli padaku."
"ha-hah?! Aku hanya menantangmu, kau tahu?!"
Tawa lepas dari mulut [name] hingga dia harus memegangi perutnya. Wajah Kourai memanas karena kesal dan telah bersikap bodoh di depan rivalnya sendiri.
"berhenti tertawa, menara operator!"
"aku... Haha! Tak bisa-... Pfftt-... Berhenti! Hahaha!"
"kuspike wajahmu!"
"baik baik. Tunggu... Hahh... Aku ikut."
"...??" wajah Kourai seketika memerah saat mendengar jawaban dari [name]. Terlebih saat Melihatnya yang masih tersenyum sisa tertawanya.
'apa yang kupikirkan?!... Pa-pasti hanya senang karena dia ikut bermain denganku....'
"oh! Hujannya sudah reda! Sebaiknya aku pulang dulu, dah Chibi-ku-... Ah! Maksudku Kourai!"
[name] mengambil tasnya dan berlari keluar. Kourai masih diam dan memproses sesuatu di kepalanya.
"....?!!! ///// ho-hoi! Tunggu aku, [name] sialan! Bukannya kau ingin bertanding satu lawan satu denganku, kan?!"
************
'baka ka?!! Kenapa aku malah menyebut namanya?!! Apalagi nama kecilnya!! Bagaimana kalau aku dianggap sok dekat dengannya dan malah ditertawakan habis habisan olehnya?!!...'
"ho-hoi! Tunggu aku, [name] sialan! Bukannya kau ingin bertanding satu lawan satu denganku, hah?!"
"eh?"
'Kami-sama... Apa hari ini hari kebalikan?...'
*************
"menyingkirlah dari hadapanku, menara operator!"
"seharusnya kau memberi jalan untuk wanita, Chibi!"
"lebih baik kau rendahkan kepalamu itu daripada jidatmu tertabrak pintu!"
"tinggikan tubuhmu agar kau bisa memerintahku!"
Beberapa murid di sekeliling mereka hanya menatap menatap sekilas seolah olah berpikir kalau ini memang sering terjadi termasuk Sachiro sendiri.
Alhasil, tangannya menarik Kourai dan membiarkan [name] melemggang dengan penuh kemenangan. Membiarkan Kourai terus merutuknya di dalam hati.
"kenapa kau malah ikut ikutan, hah?!"
"laki laki tidak baik bertengkar dengan wanita."
"lagipula tingginya itu penyebabnya!"
"tapi dia tetap wanita, kan?"
"berisik! Kau sama saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibi-Kun [H. Kourai x Reader]
Ngẫu nhiên"aku suka dia karena dia pendek."--[name] "aku benci dia karena dia tinggi."--Hoshiumi Haikyuu!! © Haruichi Furudate Chibi-Kun © Grimsley_Unova