Bagian 1 : MY QUEEN (REVISI)

9.1K 265 4
                                    

Selamat malam ..
Ini cerita baru ya , bakal up barengan sama cerita nya bang Rehan.

**

"Papi, Queen pulang ...."

Queen masuk kedalam rumah seperti biasanya, dia melihat papinya sedang duduk di sofa ruang tamu bersama seorang pria yang tidak terlihat wajahnya hanya punggungnya yang membelakangi Queen yang terlihat.

"Sudah pulang baby Queen?"

"Sudah Papi, Papi ..."

Queen duduk di dekat papinya sambil memeluk lengah kokoh papinya.

"Kenapa kamu buat masalah lagi Sayang?" Rey yang sudah hafal betul bagaimana tabiat putrinya tau jika sudah seperti itu tandanya ada sesuatu hal yang telah terjadi.

"Queen kasih tau tapi Papi jangan marah sama Queen, ini tidak sengaja pokonya."

"Papiii, bamper depan mobil baby Queen penyok parah Piii."

Belum sempat Queen mengatakan sesuatu tiba - tiba terdengar suara orang berteriak dari luar siapa lagi kalau bukan abangnya Queen yaitu Alvaro, yang biasa Queen panggil dengan sebutan Bangal jika sedang kesal. Rey melihat putrinya dengan tatapan menyelidik.

"Itu bamper depannya penyok parah Pi! Lampunya pacah sepertinya habis nabrak sesuatu Pi."

Alvaro justru memperkeruh keadaan, Queen sudah melemparkan tatapan tajam kepada abangnya yang sama sekali tidak melihat keadaan yang tidak menguntungkan ini.

"Bangallll, diammmm!!" Queen berteriak dari tempatnya duduk, sedangkan Alvaro ada di depan pintu masuk.

"Apa yang kamu tabrak baby? Apa ada yang luka coba Papi lihat." Rey sibuk memeriksa keadaan Queen takut ada luka yang tidak dia ketahui.

"Tidak ada Papi Queen baik sehat walafiat, jasmani dan rohani."

"Itu mobil kenapa kalau begitu??"

"Tadi waktu Queen jalan tiba - tiba ada anak kucing nyebrang Pi, tidak sempat di rem Queen banting kanan ternyata nabrak tiang listri Pi. Tapi bukan salah Queen Pi, itu mobilnya aja yang berlebihan masa cuma Queen tabrakin pelan sudah rusak Pi. Katanya mobil mahal Papi di kibulin sana yang jualan Pi."

"Bohong Pi! Pasti keras Pi di tabrakinnya, itu sampai parah gitu." Alvaro semakin memanaskan keadaan, dia justru berjalan santai duduk di samping tamu yang sedari tadi melihat interaksi keluarga tersebut.

"Abang!!!" Queen sudah merasa sangat kesal dengan abang nya.

"Tidak papa yang penting Queen nya Papi tidak luka," Jawab Rey dengan tenang.

"Wekkk Papi tidak marah sama Queen. Abang senang kan kalau Queen di marahin Papi. Padahal Papi tidak papa mobilnya rusak." Queen memandang abangnya dengan tatapan sengit.

"Itu sebenarnya Papi marah. Tapi Queen kan cengeng di marahin nanti nangis bikin repot. Padahal mobil yang Queen tabrakin itu mobil mahal."

"Papi itu sayang Queen, cuma mobil saja tidak masalah."

Perdebatan masih terus berlanjut antara Alvaro dan Queen. Membuat Rey tak habis fikir, kedua anaknya yang Sudah dewasa itu seperti anak kecil saat bertemu selalu bertengkar dan meributkan hal- hal kecil. Al yang terlalu suka mengganggu Queen, dan Queen yang mudah menangis adalah kondisi yang pas untuk memancing keributan. Namun meski sering bertengkar dan meributkan berbagai hal - hal kecil mereka adalah saudara yang saling menyayangi satu sama lain.

"Sudah ya ributnya, nanti mobil itu Papi antar ke bengkel biar di baikin lagi." Rey menengahi perdebatan kedua anaknya sebelum semakin panjang.

"Kata orang mobil kalau sudah di pakai tabrakan tidak boleh di pakai lagi Pi pamali katanya." Kata Queen sambil bermanja Ria masih bergelayut di lengan papinya.

"Modus Pi modus ...." Alvaro melempar kulit kacang ke arah Queen.

"Abang! Jangan begitu sama adik, sama temui mami di dapur." Rey memperingatkan tingkah Alvaro.

"Queen pilih yang Queen suka nanti Papi pesankan yang baru...."

"Benar ya Pi, Papi serius?"

"Iya baby, kapan Papi bohong? Yang itu nanti selesai di baikin kita jual. Mau yang ready atau pesan dulu, nanti Queen kabari Papi ..."

"Queen mau mobil yang lucu kalau Queen pakai, ya imut tapi yang mahal Pi," sahut Queen.

"Al juga mau Pi, kaya punya baby ..." Alvaro datang bersama Rara yang berjalan di samping nya.

"Tdak boleh, nanti uang Papi habis. Abang kan sudah kerja beli sendiri kalau Queen kan belum kerja jadi minta sama Papi, iya kan Pi?" Queen langsung menjawab.

"Uang Papi tidak akan habis, Al mau juga Pi."

"Kalian pilih yang kalian mau ..." jawab Rey menengahi pertengkaran antara kedua anaknya.

"Huuu Papi baik dehhh, Queen sayang Papi, Queen cinta Papi ..." Queen mencium pipi papinya sebagai bukti sayangnya.

"Papi cinta Mami," jawab Rey singkat. Lalu Queen mengalihkan pandangannya ke arah maminya.

"Mami sayang Abang Al, " jawab Rara ikut menggoda putrinya yang sangat manja itu.

"Kalian jahat, terus Queen siapa yang sayang? Siapa yang cinta Queen? Ya sudah Queen cinta Bibik -bibik saja, Queen sayang Mamang -mamang saja ..."

"Ya sudah berarti mulai besok Papi tidak kasih uang jajan ya, nanti minta transfer sama Bibik, kalau mau apa - apa minta sama Mamang," kata Rey.

"Queen mau ngadu sama Oma, biar aja Kalian nanti di marahin Oma. "

"Dasar tukang ngadu," Alvaro yang menjawab.

"Ngapain lo Om dari dari nglirik ke Queen terus, iya Queen cantik tapi biasa aja dong lihatinnya ... " Queen semakin mengomel tidak jelas. Sedangkan yang menjadi sasarannya hanya diam. Queen tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang yang Queen marahi, dia hanya melihat dari sebelah sisi saja.

"Baby kamu lelah kan sana tidur, ini tamu Papi yang sopan sama tamu."

"Kalian jahat sama Queen, Queen sebel sama Kalian ..." Queen akhirnya berdiri dan berjalan naik tangga menuju kamarnya di lantai 2 di susul oleh Alvaro yang masih ingin menggangu adiknya.

"Abang jangan di ganggu adiknya, biarkan dia istirahat. Nanti kalau sudah tidur tolong kamu oleskan obat memar ke dahinya tadi kelihatan memar." Perintah Rey saat melihat Al akan menyusul Queen.

"Siap Pi ..."

Setelah mengabaikan tamunya beberapa saat karena keributan kedua anaknya Rey kembali fokus dengan tamunya.

"Setelah melihat ini, apa kamu tidak menyesal kembali?" tanya Rey tegas.

"Saya sudah tau ini Pak. Saya tidak menyesal," jawab yang tak kalah tegas pun keluar dari mulut tamu Rey tersebut.

"Saya sangat menyayangi putri saya, bahkan saya tidak akan membiarkan siapapun melukai putri saya Queen meski hanya seujung kukunya. Selama ini kami semua sangat menjaganya."

"Saya tau dan saya datang sesuai janji saya dulu."

"Dia masih kecil, manja dan urakan. Pikirannya masih sangat kekanak -kanakan. Dia biasa hidup di manja, apapun yang dia inginkan selalu terpenuhi dengan mudah tanpa susah payah pikirannya hanya bermain dan bersenang - senang. Jadi saya peringatkan jika kamu mulai ragu sebaiknya mundur karena saya tidak mau melihat putri saya sedih ataupun terluka." Rey menjelaskan panjang lebar mengenai tabiat putri nya kepada tamu dadakannya sore ini tadi.

"Saya tidak ragu sedikit pun."

Tamu itu tersenyum samar kemudian dia pamit pulang.

BACA YANG LENGKAP NGGK DELETE DI DREAME ATAU INNOVEL DENGAN JUDUL DAN COVER SAMA ..

***********BERSAMBUNG *********
Semoga kalian suka dengan cerita baru ini ..
Doakan ide nya lancar.

REVISI : 22 JULI 2020

Wng, 27 april 2020
Salam
E_pras

MY QUEEN ( SELESAI & PINDAH DREAME )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang