duapuluhempat

1.2K 169 33
                                    

"Ketika Sang senja telah kembali keperaduanya, ketika Sang Raja datang bersama sinarnya rembulan , dan ketika kau melepaskan tanganku yang telah kau genggam dengan seutas janji, bisakah aku bertahan? Kita sudah berjanji, Juliet, untuk terus bersama, sekalipun kematian datang menghadang."

"Kau fikir aku sanggup melalui ini semua, Romlah?–"

"Cut cut, kok Romlah sih?" dengan muka bingung campur kesel, Junho nyamperin Sena sambil bawa skrip.

"Lah ini diskrip tulisannya Romlah."

Junho ngeliat skrip yang ditunjuk Sena.
"Ya itu mah taipo, ngapain tetep Lo baca jubaedah."

"Ya kan siapa tau namanya Romeo udah ganti, jadi lebih melokal gitu."

"Dahlah pusing gue."
Junho ngebanting skripnya ke meja yang ada disebelahnya. Terus duduk disebelah gue.
Tau sih dia udah bete banget. Daritadi juga latihannya kebanyakan becanda. Mana udah makin sore.

Gue mijit mijit pundaknya biar dia ngak mode maung.
"Sabar sayang, Lo tau kan Sena emang goblok."

"Maju sini lo Re."

Kita ada tugas drama. Kelompok gue ada Sena, Ichung, Junho, Dongpyo, Soobin, Cheon, sama gue. Tema nya bebas, kita ngambil tema drama romance.

Sebenernya kalo boleh milih, gue mending ngak ikut sih. Apaan banget orang hidup gue aja udah penuh drama, sekarang malah disuruh main drama.

Yang jadi Romeo-Juliet Sena sama Ichung. Ngak ada alasan khusus kenapa mereka berdua jadi pemeran utamanya. Suara Ichung kayak om om, terus Sena juga temen berantemnya. Ya udah itu aja.

Kita masih disekolah, latihan dikelas. Sebenernya tadi rencananya mau latihan dirumah nya Soobin, soalnya rumahnya gede. Tapi ngak jadi gara-gara kucingnya lahiran. Ngak tau gue korelasinya dimana.

"Udahlah mending kita pulang aja. Dilanjut besok, udah mulai sore nih emak gue nyariin. Lagian juga peran gue cuma jadi pembantu." saran Cheon.

"Lah gue malah jadi pohon."

Akhirnya kita beresin barang masing-masing. Ngembaliin meja-kursi ketempat semula, terus pulang. Semua bawa kendaraan masing-masing, kecuali gue yang tiap hari berangkat-pulang sama bang Yohan.

"Eh gue duluan ya Re."

"Gue juga Re." pamit temen temen.

"Oh iya, hati-hati Lo pada."

"Nungguin kak Yohan?" tanya Soobin.

"Iya, dia lagi latihan taekwondo dilapangan."

"Oh iya itu kedengaran suara anak-anak taekwondo. Ya udah gue duluan juga ya Re."

"Iya Bin hati-hati."

"Yoi."

Gue jalan kearah lapangan, nungguin bang Yohan dibangku yang emang udah disediain disana.

Koh Winwin udah sampe tadi siang, terus ngejemput bang Renjun sama Chenle buat diajak jalan-jalan, melepas rindu katanya.
Bang Renjun baru aja ngabarin kalo mereka sekarang ada direstoran, nanyain gue sama bang Yohan nanti minta dibawain apa. Duh kan emang sayang banget bang Renjun tuh sama gue.

"Sendirian aja neng?" gue lumayan kaget pas lagi enak enaknya ngeliatin anak taekwondo latihan ada suara disebelah gue.

Lah kapan dia duduk?

"Eh kak Jaemin."

Kak Jaemin senyum.
"Nungguin Yohan ya?"

"Iya kak. Kak Jaemin sendiri kok belum pulang?"

Abang• Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang