Siapapun, tolong dengarkan sekali saja.
Darahnya berdesir. Jantungnya berdetak kian menyakitkan. Ia benci, benci sekali.
Kecemasan itu datang lagi. Pada tiap kebahagiaan mereka, yang selalu mengejeknya tanpa ampun.
"kau hanya berlebihan,"
"tidak perlu mendramatisir keadaan,"
"kau terlalu menganggap sulit itu semua,"
"kau tidak perlu menuliskan kata-kata itu, seperti kau akan mati saja,"
"ayolah, dasar berlebihan."
BERHENTI!
KUMOHON BERHENTI!
KALIAN MENYAKITIKU!
Untuk kali kesekian, hanya anggapan lalu yang ia dapat. Luka-lukanya hanya dianggap sesuatu yang berlebihan.
Air matanya tersembunyi lagi. Terpaksa meredam isak tangis dan tenggelam ditelan teriakan-teriakan yang menggema keras dalam kepalanya.
Menyakitinya lebih dan lebih lagi.
Siapapun, tolong